Makalah Phylum Nematoda



Makalah
Phylum Nematoda

TAUFIQ ABDULLAH
05171511027

PROGRAM STUDY BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Filum Nematoda.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
C.     Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Nematoda
B.     Morfologi Nematoda
C.     Fisiologi Nematoda
D.    Klasifikasi Nematoda
E.     Contoh – Contoh Nematoda
F.      Peranan Nematoda
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kita sering melihat apa yang namanya hewan. Hewan merupakan sekelompok organisme yang digolongkan dalam Kingdom Animalia yang merupakan mahluk hidup di bumi ini. Hewan diklasifikasikan menjadi vertebrata dan avertebrata. Vertebrata merupakan jenis hewan yang bertulang belakang seperti ikan, burung, katak, buaya, lumba – lumba, dan lain sebagainya. Sedangkan avertebrata adalah kebalikan dari vertebrata, yaitu hewan yang tidak bertulang belakang seperti cacing, teripang, ubur – ubur, serangga, dan lain sebagainya.
Selain itu, hewan – hewan yang tak bertulang belakang atau hewan avertebrata digolongkan dalam beberapa filum. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan menyusun sebuah makalah tentang filum Nematoda yang merupakan salah satu filum avertebrata.
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Mahasiswa dapat mengenal filum Nematoda.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui morfologi filum Nematoda.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui fisiologi filum Nematoda.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi filum Nematoda.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui peranan filum Nematoda.
C.    Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal filum Nematoda.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Deskripsi Nematoda
Filum Nematoda dahulu dikenal dengan nama Aeschelminthes atau Nemathelminthes, akan tetapi filum tersebut sudah usang dan sekarang menggunakan istilah resmi Nematoda. Dalam Bahasa Indonesia, Nematoda dikenal dengan sebutan cacing gilik, yang berarti kecil dan bulat panjang. Filum ini sangat beraneka ragam dengan habitat yang beragam pula.
Saat ini sebanyak 25.000 spesies cacing gilik telah dikenali, dan diperkirakan jumlah spesiesnya (termasuk yang belum dikenali) dapat mencapai 1.000.000 spesies. Filum ini beranggotakan banyak spesies cacing yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Bahkan, manusia merupakan inang dari sedikitnya 50 spesies cacing ini.
B.       Morfologi  Nematoda
Ciri-ciri utama Nematoda adalah bentuk tubuhnya yang gilik (bulat memanjang) dan tidak bersegmen. Anggota filum Nematoda merupakan hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik (triploblastik), namun belum memiliki selom sejati. Selom pada cacing ini merupakan selom semu atau pseudoselom sehingga Cacing gilik adalah hewan triploblastik pseudoselomata. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral, sehingga merupakan kelompok Bilateria.
Pada perkembangan embrionya, mulut pada embrio cacing gilik terbentuk terlebih dahulu daripada anus, sehingga hewan ini termasuk dalam kelompok Protostomia. Nematoda juga merupakan kelompok hewan yang melepaskan lapisan kulit eksternal keras seiring dengan pertumbuhan mereka, lapisan ini disebut kutikula. Kelompok yang menggugurkan kutikula ini disebut dengan Ecdysozoa.
Cacing gilik termasuk ke dalam kelompok Ecdysozoa. Nama ini berasal dari kata ecdysis yang berarti molting atau yang biasa kita kenal dengan berganti kulit. Tubuh Nematoda terbungkus dengan lapisan kutikula tebal yang fleksibel; lapisan ini akan “rontok” dan berganti dengan lapisan baru secara periodik. Nematoda parasit setidaknya berganti kulit empat kali selama hidupnya.
C.      Fisiologi Nematoda
1.        Sistem Saraf
Saraf Nematoda berada di sepanjang tubuhnya pada permukaan dorsal, ventral, dan lateral. Tali saraf ini berada di bawah kutikula dan di antara sel-sel otot. Saraf dorsal bertanggung jawab mengatur motorik, saraf lateral mengatur sensorik, kemudian saraf ventral yang memiliki ukuran paling besar mengkombinasikan kedua fungsi tersebut. Sistem saraf adalah tempat satu-satunya pada tubuh Cacing gilik yang memiliki silia. Silia-silia tersebut semuanya non-motil dan memiliki fungsi sensorik. Pada ujung anterior, saraf-saraf tersebut bercabang-cabang dan membentuk saraf padat berbentuk cincin yang mengelilingi faring. Cincin saraf inilah yang memiliki fungsi sebagai otak.
2.        Sistem Respirasi dan Ekskresi
Cacing gilik tidak memiliki organ respirasi khusus, pertukaran oksigen dan karbondioksida pada hewan ini terjadi melalui kutikula. Sisa nitrogen juga diekskresikan dalam bentuk amonia melalui dinding tubuhnya tanpa menggunakan organ yang spesifik. Namun, struktur yang mengekskresikan garam dan menjaga regulasi osmosis biasanya lebih kompleks. Dalam hal ini (pada kebanyakan anggota filum Nematoda), terdapat saluran ekskresi yang terhubung pada pori-pori.
3.        Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Nematoda sudah berkembang dengan baik dan mereka memiliki sumber makanan yang berbeda-beda. Pada spesies karnivora, cacing ini dapat memiliki alat pencabik yang bernama stylet. Stylet ini digunakan untuk menusuk mangsanya. Pada spesies yang lain, stylet dapat berongga dan digunakan untuk menghisap cairan dari tanaman dan hewan. Makanan kemudian masuk ke dalam mulut akibat daya hisap yang dihasilkan oleh kontraksi otot faring, lalu masuk menuju usus. Hewan ini tidak memiliki lambung, sehingga makanan langsung menuju usus untuk dihancurkan dan diserap nutrisinya. Sisa pencernaan kemudian dibuang melalui anus.
4.        Sistem Transportasi
Pada Cacing gilik, organ-organ internal (termasuk organ reproduksi), berada dalam pseudoselom. Nutrisi diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Dengan kata lain, cacing gilik tidak memiliki sistem transportasi (atau sirkulasi).
5.        Sistem Reproduksi
Sebagian besar spesies pada filum Nematoda memiliki kelamin terpisah sehingga dapat dibedakan antara individu jantan dan individu betina (disebut gonokoris). Individu jantan dan betina memiliki bentuk yang berbeda, biasanya cacing gilik jantan berukuran lebih kecil dari yang betina. Kemudian ekor dari individu jantan berbentuk seperti kait, sedangkan yang betina lurus.
Reproduksi biasanya terjadi secara seksual, namun ada juga spesies hermaprodit yang membuahi sendiri. Pada cacing gilik yang hidup bebas, telur menetas menjadi larva yang memiliki penampakan yang sama dengan individu dewasa. Tapi pada cacing gilik parasit, siklus hidupnya biasanya jauh lebih rumit (melibatkan pertukaran inang satu dengan yang lain).
Individu dewasa pada beberapa spesies terdiri dari sel-sel yang jumlahnya tetap. Jumlah sel ini sama antara satu individu dengan individu lain pada spesies yang sama. Fenomena ini disebut dengan eutely. Oleh karena itu, Nematoda merupakan subjek penelitian yang penting bagi studi genetik.
D.      Klasifikasi Filum Nematoda
Klasifikasi filum Nematoda masih mengalami perdebatan dan masih terus diteliti. Perdebatan hubungan filogenetik dan sistematik dari filum ini terjadi karena pengetahuan yang minim dari banyak jenis anggota filum Nematoda. Secara tradisional (1998) Nematoda terbagi menjadi dua kelas:
  • Kelas Adenophorea
  • Kelas Secernentea
Akan tetapi penelitian tahun 2002, menyatakan setidaknya ada empat kelas, yaitu:
  • Kelas Chromadorea
  • Kelas Enoplea
  • Kelas Secernentea
  • Kelas Dorylaimea
Secernentea adalah kelas utama dari Nematoda.
E.       Contoh-Contoh Nematoda
Berikut ini adalah anggota filum Nematoda yang dapat menginfeksi manusia:
Ascaris lumbricoides
Necator Americanus
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
F.       Peranan Nematoda
Berdasarkan temuan para ahli anggota filum nematoda sebagian besar merugikan manusia karena bersifat parasit, baik di dalam tubuh manusia maupun mahkluk hidup lainnya (tumbuhan). Beberapa Contoh anggota nematoda yang parasit pada manusia :
o   Ascaris lumbricoides/ cacing perut
o   Ancylostoma duodenale ( cacing tambang di Asia/Afrika )
o   Necator americanus ( cacing tambang Amerika )
o   Oxyuris vermicularis ( cacing kremi )
o   Filaria branchofti ( cacing filarial ), penyebab kaki gajah / elephantiasis
o   Trichinella spiralis ( cacing otot )
Contoh anggota yang parasit pada tanaman :
o    Heterodera radicicola



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Setelah penyusunan maklah ini dapatditarik kesimpulan
1.      Filum Nematoda dahulu dikenal dengan nama Aeschelminthes atau Nemathelminthes, akan tetapi filum tersebut sudah usang dan sekarang menggunakan istilah resmi Nematoda.
2.      Ciri-ciri utama Nematoda adalah bentuk tubuhnya yang gilik (bulat memanjang) dan tidak bersegmen. Anggota filum Nematoda merupakan hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik (triploblastik). Tubuhnya berbentuk simetris bilateral, sehingga merupakan kelompok Bilateria.
3.      Saraf Nematoda berada di sepanjang tubuhnya pada permukaan dorsal, ventral, dan lateral. Cacing gilik tidak memiliki organ respirasi khusus, pertukaran oksigen dan karbondioksida pada hewan ini terjadi melalui kutikula. Sistem pencernaan Nematoda sudah berkembang dengan baik dan mereka memiliki sumber makanan yang berbeda-beda. Pada Cacing gilik, organ-organ internal (termasuk organ reproduksi), berada dalam pseudoselom. Nutrisi diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Sebagian besar spesies pada filum Nematoda memiliki kelamin terpisah sehingga dapat dibedakan antara individu jantan dan individu betina (disebut gonokoris). Reproduksi biasanya terjadi secara seksual, namun ada juga spesies hermaprodit yang membuahi sendiri.
4.      Nematoda terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas adenophorea dan kelas secernentea. Akan tetapi penelitian tahun 2002, menyatakan setidaknya ada empat kelas, yaitu kelas Chromadorea, kelas Enoplea, kelas Secernentea, dan kelas Dorylaimea.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGARAHAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air : OSMOREGULASI PADA IKAN NILA DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN