ZOOPLANKTON PERAIRAN PAYAU DAN LAUT




MAKALAH
JENIS – JENIS ZOOPLANKTON
PERAIRAN PAYAU DAN LAUT

Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027



PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Sistem perairan menutupi 3/4 bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya (Barus, 1996 dalam Yazwar, 2008).
Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Nugroho, 2006). Salah satu jenis makhluk hidup berukuran kecil adalah Plankton.
Plankton adalah semua kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan air berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus (Odum, 1998). Pada dasarnya, plankton terbagi atas dua kelompok besar yaitu plankton tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewani (zooplankton) (Nontji, 2008).
Fioplankton adalah tumbuhan renik (tidak dapat dilihat dengan mata telanjang) yang hidupnya mengapung atau melayang dalam laut,  ukuranya sangat kecil antara 2-200 μm (1 μm = 0,001 mm) (Nontji, 2008). Kelompok organisme ini menjadi produsen utama (primary producer) zat – zat organik (Hutabarat and Evans, 1984).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986).
Seperti halnya fitoplankton yang berperan sebagai produser primer (penyedia energi pada jenjang tropik yang lebih tinggi), peranan zooplankton justru meneruskan energi tersebut dalam jenjang tropik yang lebih tinggi (Castro & Huber, 2007).
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva.  Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al .,1994, 1996). Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa, Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984).
Zooplankton dapat di temukan di hampir seluruh perairan baik itu perairan tawar, perairan payau, maupun perairan laut. Ketiga lingkungan perairan itupun memiliki jenis – jenis zooplankton yang berbeda – beda. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyusun sebuah makalah jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut.
1.2.    Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu untuk mengetahui makalah jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, yaitu dapat memberikan informasi mengenai jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arthropoda
Menurut Nybakken (1992) bagian terbesar zooplankton adalah anggota filum arthropoda. Dari phylum Arthropoda hanya Crustacea yang hidup sebagai plankton dan merupakan zooplankton terpenting bagi ikan di perairan air tawar maupun air laut.
Menurut Zaldi (2009), berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut
1)   Entomostraca (udang tingkat rendah). Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu: Branchiopoda , Ostracoda , Copecoda , Cirripedia
2)   Malakostraca (udang tingkat tinggi). Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu: Isopoda , Stomatopoda , Decapoda
Salah satu subkelas Crustacea yang penting bagi perairan adalah Copepoda. Copepoda adalah crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera (Nybakken, 1992).
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna, 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya, 1 pasang maksilla, 1 pasang maksilliped. Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan (Zaldi ,2009).
Crustacea bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan berkembang biak secara parthenogenesis. Dalam Wikipedia (2017), partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu air.
Gambar Daphnia sp (salah satu jenis kutu air)
Reproduksi seksual pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Crustacea merupakan jenis zooplankton meroplankton dan holoplankton. Jenis meroplankton contohnya larva udang dan larva kepiting. Jenis holoplankton contohnya Daphnia sp., Moina sp., Artemia, dan Diaphanosoma sp.
Gambar Diaphanosoma sp.
2.2. Rotifera
            Rotifera berasal dari bahasa Latin yaitu rota yang berarti roda dan ferre yang berarti membawa. Jadi Rotifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki roda atau disebut juga ”hewan beroda”. Rotifera mempunyai ukuran tubuh 40 μm – 2,5 mm, rata- rata 200 μm. Tubuh Rotifera di bagi menjadi tiga bagian , yaitu kepala (anterior) , badan (trunk) , dan kaki (posterior). Rotifera hidup pada perairan air tawar, air payau, dan air laut (Abdullah, 2017). Rotifera merupakan jenis zooplankton holoplankton.
Dalam taksonomi hewan ini dikelompokkan dalam klass Rotifera ,dan memiliki tiga ordo, yaitu Monogonontida, Seisonoida, Bdelloida (Abdullah, 2017). Ordo Seisonoida contohnya Seison, Ordo Bdelloida contohnya Rotatoria, dan Ordo Monogonontida contohnya Brochionus plicalitis.
Gambar Brochionus plicalitis
Rotifera bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan berkembang biak secara parthenogenesis yang terdapat pada ordo monogonontida dan bdelloid. Pada ordo monogonontida dan bdelloid tidak ada yang jantan. Reproduksi seksual ialah reproduksi dioecious, yaitu individu jantan lebih kecil dari betina. Pada jantan terdapat 2 macam sperma; (1) berfungsi dalam pembuahan; dan (2) berbentuk jarum berfungsi membantu sperma type pertama menembus dinding tubuh betina.
2.3. Ctenophora
          Ctenophora adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini menyerupai hewan ubur-ubur. Walaupun secara klasifikasi berbeda filum, awalnya Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi setelah disadari adanya perbedaan menyebabkan spesies Ctenophora ditempatkan pada filum yang terpisah (Abdullah, 2017).
          Ctenophora berasal dari bahasa Yunani kteno / kteis yang berarti "sisir" dan phore, "pembawa" yang dalam bahasa Latin disebut ctenophorus. Fitur yang paling khas pada mereka adalah "sisir" dan kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang. Mereka adalah hewan terbesar yang berenang dengan menggunakan silia (Abdullah, 2017).
            Ctenophora memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris radial. Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris sisir yang disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh karena itu, hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir (Abdullah, 2017).
          Ctenophora memiliki ukuran beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti cnidaria , tubuh mereka terdiri dari massa jelly, dengan satu lapisan sel di luar dan lain melapisi rongga internal. Saat ini terdapat kurang lebih 150 spesies. Semua hewan yang tergolong Ctenophora hidup di laut. Ctenophora terdiri dari dua kelas, yaitu kelas Nuda dan kelas Tentaculata. Kelas Nuda dekelompokkan menjadi 1 ordo yaitu Berioda. Kelas Tentaculata dikelompokkan mejadi 4 ordo yaitu Cestida, Cydippida, Lobata, dan Platyctenida  (Abdullah, 2017).
Gambar salah satu jenis kelas tantacula
          Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan melalui pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Cnetophora melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora, meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal (Abdullah, 2017). Ctenophora merupakan zooplankton holoplankton.
2.4. Echinodermata
            Echinoermata merupakan phylum hewan yang hidup di laut. Istilah echinodermata berasal dari bahasa Yunani dari kata echi yang berarti berduri, dan derma yang berarti kulit. Echinodermata biasanya di hidup karang, lamun, dan bebatuan (Abdullah, 2016). Echinoermata merupakan zooplankton holoplankton.
Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas asteroidea (bintang laut), kelas ophiuroidea (bintang mengular), kelas echinoidea (landak laut), kelas crinoidea (lili laut), dan kelas holothuroidea (timun laut) (Jasin, 1992). Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton.
Kelas Asteroidea memiliki bentuk seperti bintang, bergerak bebas, serta memiliki lengan yang berfungsi untuk melindungi “central disc” atau cakram. Sea star atau bintang laut memiliki warna yang sangat berfariasi merah, orange, biru, jingga, hijau, atau merupakan kombinasi dari beberapa warna. Sun star Crossaster papposus memiliki 7 hingga 40 lengan. Asteroidea memiliki kemampuan untuk regenerasi kembali pada salah satu anggota lengan yang putus (Ruppert dan Barners, 1994). Permukaan tubuhnya ditutupi oleh duri-duri yang pendek. Pada bagian pusat (cakram) terdiri dari sebuah mulut disebelah bawah, dan anus disebelahatas (Anonim, 2005).
Gambar Asteroidea.
Ophiuroidea adalah jenis Echinodermata yang paling kecil ukurannya.  Ophiuroidea memiliki cakram dengan diameter 1-3 cm serta lengan yang sangat panjang. Lengan dari basket star adalah yang terpanjang 12 cm. Basket star memiliki lima lengan yang berbentuk seperti dahan atau ranting. Ophiuroidea adalah merupakan hewan yang sangat aktif bergerak, dan merupakan hewan karnivora, pemakan bangkai, deposit feeder, dan filter feeders (Ruppert dan Barners, 1994).  Bintang ular memiliki duri-duri pendek yang hanya terdapat pada bagian sampingnya dari lengan simetris, sedangkan bagian atas dan bawahnya tidak ditutupi oleh duri (Anonim, 2005).

Gambar Ophiuroidea
Kelas Echinoidea terdiri atas sea urchin, heart urchin, dan sand dollar. Echinoidea atau yang lebih dikenal dengan landak laut, memiliki duri yang mengelilingi tubuhnya dari predator. Landak laut tidak memiliki lengan, tubuhnya ditutupi duri dari bagian oral hingga aboral. Warna dari sea urchin adalah coklat, hitam, jingga, hijau, putih, dan merah, namun ada yang terdiri dari beberapa warna. Heart urchin, cake urchin, dan sand dollar memiliki bentuk tubuh secara bilateral (Ruppert dan Barners, 1994).
Duri-duri yang terdapat pada landak laut digunakan untuk memangsa dan berjalan. Beberapa landak laut memiliki kelenjar racun yang digunakan untuk mempertahankan diri dari predator. Mulut dari bulu babi memiliki lima gigi yang didukung oleh lima rangka samping. Bulu babi memiliki kaki tabung yang berfungsi sebagai penghisap dan untuk mengeluarkan air, dengan adanya kaki tabung ini maka bulu babi dapat merayap ke atas batu (Anonim, 2000).
Gambar Echinoidea.
Kelas Holothuroidea pada umumnya berwarna hitam, coklat, hijau, atau gabungan dari beberapa warna. Pada bagian dorsal terdapat dua wilayah ambulakral yang dinamakan “sole” dan bagian ventral tersusun atas tiga wilayah ambulakral. Mulutnya dikelilingi oleh 30 tentakel. Kehidupannya dapat ditemukan di daerah berbatu, dan ada juga yang hidup di kedalaman laut dalam (Ruppert dan Barners, 1994).
Gambar Holothuroidea.
Kelas Crinoidea terdiri atas lili laut dan feather star. Lili laut tubuhnya memilki tangkai dan berbentuk pentamerous yang menyerupai crown, lengannya memiliki panjang sekitar 35 cm. Feather star akan berenang sangat lambat untuk beberapa waktu, namuan apabila menemukan mangsa maka Feather star akan berenang sangat cepet untuk menangkap mangsanya (Ruppert dan Barners, 1994). Tubuh lili laut berukuran kecil serta berbentuk seperti cangkir. Pada bagian mulutnya dilengkapi dengan tentakel yang bercabang-cabang yang berfungsi untuk menangkap makanan. Beberapa lili laut memiliki tangkai yang digunakan untuk melekat di dasar laut sehingga terlihat seperti batang pada tanaman (Anonim, 2005).
Gambar Lili laut.
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yaitu hewan jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal (di dalam air laut) (artikelsiana, 2015). Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton.
2.5. Annelida
            Annelida berasal dari kata Annulus = gelang atau cincin kecil. Artinya tubuh menyerupai cincin kecil atau ruas atau bergelang gelang maka disebut dengan cacing gelang. Annelida disebut juga cacing bersegmen. Pada tiap segmen dilengkapi dengan seta (rambut).
            Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus ( Sachlan, 1982).
            Berdasarkan ciri-ciri rambut, filum Annelida dibagi menjadi tiga kelas yaitu: (1) Polychaeta; (2) Oligochaeta; dan (3) Hirudinea.
            Reproduksi Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).namun sebagian besar Annelida bereproduksi secara seksual.
2.6. Cnidaria / Colentetara
            Cnidaria terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil yang hidup sebagai plankton (Sachlan, 1982). Bentuk morfologi Cnidaria terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang sederhana. Cnidaria memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal yang dipisahkan oleh lapisan gelatin non selular yang disebut mesoglea . Karakteristik penting Cnidaria adalah adanya sel penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum yang dapat melumpuhkan mangsanya (Bougis, 1976).
            Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope, Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 1986).
            Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain. Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan bertemunya sperma dan ovum.Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh ovarium (yusminah, 2007).
2.7. Protozoa
             Protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya merupakan plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh manusia dan ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini ” Zooflagellata ” yang hidup sebagai plankton (freeliving) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga yang berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982).
             Cilliata sebagian besar hidup bebas di air tawar, dan ada hanya beberapa golongan yang hidup di laut (golongan Tintinnidae). Rhizopoda merupakan zooplankton yang penting di air laut maupun air tawar, selain itu ia juga penting untuk ilmu Paleontologi dan Geologi. Rhizopoda memiliki arti kaki- kaki yang bentuknya seperti akar tumbuh- tumbuhan yang tidak teratur. Rhizopoda dianggap berasal dari genera-genera alga dari Saprophytic-type seperti Chloramoeba, Gametamoeba, dan Chrysamoeba. Rhizopora terdiri dari beberapa ordo:Amoebina, Foraminifera, Radiolaria dan Heliozoa (Sachlan, 1982).
            Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut pembelahan biner, namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap (multipel fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut dengan konjugasi.
2.8. Moluska
            Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluscka yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata) dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan tumbuhan (herbivora), cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang berbentuk sayap. Pteropoda telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang bercangkang. Heteropoda adalah karnivora berukuran besar dengan tubuh seperti agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992).
Menurut Dharma (1988) phylum moluska dibagi tujuh kelas yaitu Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Sementara itu Nontji (1993) mengatakan bahwa Moluska terdiri atas lima kelas yakni Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Dari kedua klasifikasi tersebut, klasifikasi yang paling umum digunakan adalah klasifikasi menurut Nontji (1993). Moluska merupakan meroplankton.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan bahwa jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut di antaranya Filum Arthropoda, Filum Rotifera, Filum Ctenophora, Filum Echinoermata, Filum Annelida, Filum Filum Cnidaria, Filum Moluska, dan Filum Protozoa.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak-pihak tertentu saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGARAHAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air : OSMOREGULASI PADA IKAN NILA DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN