LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
SISTEM PERNAPASAN DAN SISTEM PENCERNAAN
IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus)
TAUFIQ ABDULLAH
0517
1511 027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi Umum.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3
2.1
Klasifikasi Ikan Nila.............................................................................. 3
2.2
Morfologi Ikan Nila............................................................................... 4
2.3
Sistem Pernapasan / Respirasi................................................................ 5
2.4 Sistem
Pencernaan................................................................................. 6
BAB III : METODE PRAKTIKUM.......................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 10
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................... 10
3.3 Prosedur kerja........................................................................................ 11
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 12
4.1 Mikroskopik........................................................................................... 12
4.2
Sistem Pernapasan Ikan Nila (Orechromis niloticus)............................. 14
4.3 Sistem
Pencernaan Ikan Nila (Oreochomis
niloticus)............................ 16
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 20
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 20
5.2 Saran...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No .Teks halaman
3.1. Tabel
alat dan bahanyang digunakkan dalam praktikum 10
DAFTAR GAMBAR
No Teks halaman
2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) saanin (1968) 4
2.2 Insang ikan Nila (O. niloticus) 5
2.3 Sistem pencernaan ikan Nila (O. niloticus) 6
4.1 Mikroskop
elektron 13
4.2 Bagian – bagian insang ikan Nila (O. niloticus) 15
4.3 Organ – organ sistem pencernaan ikan Nila 18
4.4 Hati
ikan Nila 19
4.5 Kantung
empedu ikan Nila 19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000
di seluruh dunia. Menurut De Becker dan Haryanti (2007), kelompok ikan terdiri
dari tiga kelas yaitu Agnata, Chondrichthyes, dan Osteichtyes.
Tiap-tiap kelas tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat membedakan
antara satu kelas dengan kelas lainnya. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
merupakan salah satu spesies dari kelas Osteichtyes.
Anatomi eksternal adalah
penampang tubuh bagian luar sedangkan anatomi internal adalah penampang tubuh
bagian dalam yang meliputi organ-organ dan sistem organ (FKUI, 2010). Setiap
spesies memiliki perbedaan anatomi baik anatomi internal maupun eksternal.
Anatomi eksternal dari ikan nila terdiri atas caput (kepala), truncus
(badan), dan cauda (ekor). Bagian caput ikan terdapat organon
visus (mata), cavum oris (mulut), fovea nasalis (hidung),
serta operculum (tutup insang). Bagian truncus terdapat linea
lateralis (gurat sisi), squama (sisik) bertipe ctenoid, pinna
dorsalis (sirip punggung), pinna pectoralis (sirip dada), pinna
abdominalis (sirip perut), pinna analis (sirip dubur), dan anus.
Bagian cauda terdapat pinna caudalis (sirip ekor) yang bertipe homocercal.
Anatomi internal dari ikan nila terdiri atas organ-organ penting yaitu branchia
(insang), cor (jantung), mesoneprhos (ginjal), hepar (hati),
ventrikulus (lambung), intestinum (usus), swim bladder, spleen
(limpa), dan gonad (kelenjar kelamin).
Anatomi internal dari
ikan nila dibagi atas beberapa sistem yaitu sistem pernapasan (Pough,et al., 2005),
sistem kardiovaskuler (Pough,et
al., 2005), sistem skeletel (Lytle dan John, 2005), sistem saraf (Lytle dan
John, 2005), sistem otot (Lytle dan John, 2005), sistem
urogenital (Lytle
dan John, 2005), dan sistem pencernaan (Fujaya, 2004).
Mengingat
banyaknya jumlah spesies ikan di seluruh dunia maka mengetahui anatomi internal
terutama sistem pernapasan dan sistem pencernaan ikan bagi seorang mahasiswa perikanan
merupakan hal yang penting. Latar belakang diadakannya praktikum ikan nila (Oreochromis
niloticus) agar praktikan dapat melihat secara langsung sistem pencernaan
dan pernapasan dari ikan nila, memahaminya serta nantinya mampu menjelaskan
kepada orang awam mengenai sistem pencernaan dan pernapasan ikan pada umumnya
dan ikan nila pada khususnya.
1.2.
Tujuan
Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui, mempelajari dan memahami sistem pencernaan dan
pernapasan pada ikan nila (Oreochromis niloticus).
1.3.
Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah
mahasiswa dapat mengetahui, mempelajari, dan memahami struktur anatomi internal
terutama sistem pencernaan dan pernapasan dari ikan nila (Oreochromis
niloticus) secara langsung.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi
Ikan Nila
Ikan nila merupakan
jenis ikan air tawar yang mempunyai
nilai konsumsi cukup tinggi. Bentuk
tubuh memanjang dan
pipih ke samping dan
warna putih kehitaman
atau kemerahan. Ikan nila berasal dari
Sungai
Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar
ke
negara-negara
di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang
beriklim dingin, ikan
nila
tidak dapat hidup
baik (Sugiarto,
1988). Ikan nila disukai
oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal
seperti
daging ikan
kakap merah (Sumantadinata,
1981).
Terdapat tiga jenis
ikan nila yang dikenal, yaitu
nila
biasa, nila merah
(nirah) dan nila albino
(Sugiarto, 1988). Menurut Saanin
(1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo
: Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2.2
Morfologi Ikan Nila
Morfologi ikan nila (Oreochromis
niloticus) menurut
Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri
bentuk
tubuh bulat pipih, punggung lebih
tinggi, pada badan dan
sirip ekor (caundal
fin) ditemukan garis lurus
(vertikal). Pada sirip punggung ditemukan
garis
lurus memanjang.
Ikan Nila (oreochormis niloticus)
dapat
hidup diperairan tawar dan
mereka menggunakan ekor
untuk bergerak,
sirip perut, sirip dada dan penutup insang
yang keras untuk
mendukung badannya. Nila memiliki
lima buah
Sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal
fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral
fin), siri anal (anal
fin), dan sirip ekor
(caudal
fin).
Sirip punggungnya memanjang dari
bagian
atas tutup
ingsang sampai bagian atas sirip
ekor. Terdapat
juga sepasang sirip
dada
dan sirip perut yang berukuran kecil dan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk
agak panjang.
Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu
buah dengan bentuk
bulat.
Morfologi ikan nila dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Ikan nila (Oreochromis niloticus)
2.3
Sistem
pernapasan / Respirasi
Pernapasan pada ikan menggunakan
insang. Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh operkulum yang dapat
menyaring air yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat
dihindarkan. Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring
air yang masuk melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air
menggunakan insang (Pough,et al., 2005). Organ respirasi
pada burung dan ikan biasanya dilengkapi dengangelembung/ kantong udara.
Fungsinya mengatur daya apung tubuh agar dapat bergerak naik/turun. Pengaturan
daya apung tubuh ikan dilakukan dengan cara mensekresikan gas (oksigen) atau
mengabsorpsinya kembali sehingga gelembung udara akan menyusut atau mengembang.
Berikut ini gambar organ respirasi atau pernapasan insang pada ikan Nila.
Gambar 1.2. Insang ikan Nila.
2.4
Sistem
Pencernaan
Pencernaan adalah proses penyerhanaan makanan
melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah
diserap dan diedarkan keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (Fujaya,
2004). Berikut ini gambar sistem pencernaan ikan Nila.
Gambar1.3.
Sistem pencernaan ikan Nila.
Pencernaan
pada ikan berlangsung secara secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara fisik
dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses
pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan mekanik juga berlangsung di
segmen lambung dan usus yaitu melaluli gerakan kontraksi otot pada segmen
tersebut. Pencernaan mekanik di dalam lambung dan usus terjadi lebih efektif
karena adanya peran cairan ‘digestif’. Adapun sistem organ pencernaan pada ikan
terdiri atas :
2.4.1
Mulut dan Rongga Mulut
Rongga
mulut di selputi oleh sel – sel penghasil lendir yang berperan mempermudah
jalannya makanan ke segmen berikutnya dan juga terdapat organ pengecap yang
makanan. Pada sebagian ikan ada memiliki semacam lidah yaitu suatu penebalan
pada bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di dasar putih. Lidah di
selaputi oleh sel epitelium yang kaya akan sel mucus dan organ pengecap. Pada
beberapa jenis ikan, kadang kalah lidahnya di tutupi oleh gigi. Pada langit –
langit bagian belakang terdapat pada organ palatin, yang merupakan menebalan
dari lapisan mucus. Organ tersebut terdiri atas lapisan otot dan serat kolagen
dan berfungsi sebagai proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan
air pada makanan yang dimakan (Fujaya, 2004).
2.4.2
Faring
Pada
kelompok ikan fillter Feeder, proses
penyaringan makanan terjadi pada segmen faring karena tapis insang mengarah ke
segmen faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut dan
kadang masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang masuk bukan makanan,
maka material itu akan dibuang melalui celah insang (Fujaya, 2004).
2.4.3
Esophagus
Esophagus
mempunyai bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan terdapat dibelakang insang.
Pada organ Esophagus mengandung lendir yang berfungsi untuk membantu penelanan
makanan (Fujaya, 2004)
2.4.4
Lambung
Lambung
pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penampung makanan dan sebagai
pencerna makanan (Fujaya, 2004).
2.4.5
Pilorus
Pilorus
merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Pada segmen
pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen
usus (Fujaya, 2004)
2.4.6
Usus
Usus
merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus ada
yang terdapat dua saluran dan ada yang satu saluran. Dua saluran tersebut yaitu
saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus
choledochus) dan saluran yang berasal dari pankreas. Perbedaan usus pada
ikan tiap jenis ikan terletak pada bentuknya. Ikan jenis herbivora memiliki
usus yang menggulung dan panjang. Sedangkan untuk ikan omnivora memiliki usus yang hampir sama dengan hervora
tetapi lebih pendek. Sedangkan untuk ikan karnivora memiliki usus pendek dan
tidak menggulung (Yuwono, 2011)
2.4.7
Rektum
Rektum
merupakan segmen saluran pencernaan yang paling terujung. Segmen ini berfungsi sebagai penyerap air dan
ion. Sedangkan pada larva ikan selain sebagai penyerap air dan ion, rectum juga
sebagai penyerap protein (Fujaya, 2004).
2.4.8
Anus
Anus
merupakan ujung saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di
sebalah depan saluran genital (Fujaya, 2004)
Selain
organ – organ di atas, saluran pencernaan juga terdapat beberapa organ tambahan
yaitu antara lain sebagai berikut :
2.4.9
Kelenjar Empedu
Kantung
empedu atau disebut juga Vesica vellea,
organ tersebut terletak di sekitar hati dan berwarna hijau kebiruan. Kantung
empedu berfungsi menampung cairan empedu. Jika kekurangan cairan empedu dapat
menurunkan kecernaan lemak dan kekurangan vitamin – vitamin yang hanya larut
dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, K (Fujaya, 2004).
2.4.10 Kelenjar
Pankreas
Pankreas
terletak berdekatan dengan usus depan lambung. Saluran pankreas bermuara pada
usus depan dengan warna kekuning – kuningan. Pankreas mempunyai dua tipe sel,
yang pertama adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk mensintesis enzim. Hasil
utama pankreas eksokrin adalah enzim – enzim pencernaan, seperti protease,
amilase, kitinase, dan lipase. Sel yang kedua adalahsel endokrin yang berfungsi
untuk mensintesis hormon (Fujaya, 2004).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum Biologi Umum ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Desember 2016 pada pukul 13:30-16.00 WIT.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Basa Kastela, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate.
3.2
Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan dalam praktikum Biologi umum yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel
3.1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
No.
|
Nama
|
Kegunaan
|
1
|
Mikroskop
elektron
|
Melihat
objek dengan ukuran mikro
|
2
|
Pisau,
pinset, dan gunting
|
Membedah
ikan
|
3
|
Penggaris
|
Mengukur
panjang dan lebar tubuh ikan, serta mengukur panjang usus
|
4
|
Alat
tulis
|
Menulis
hasil praktikum
|
5
|
Lembar
pengamatan
|
Menulis
hasil pengamatan pada praktikum
|
6
|
Jala
|
Menangkap
ikan
|
7
|
Papan
bedah
|
Tempat
diletakkannya ikan untuk dibedah.
|
8
|
Ikan
nila
|
Sampel
dalam praktikum
|
3.3. Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja yng dilakukan dalam praktikum Biologi Umum ini adalah sebagai
berikut :
a.
Seleksi
ikan
Ikan nila di seleksi dari kolam menggunakan jala untuk
dijadikan sempel dalam praktikum.
b.
Insectio
Inspectio
adalah suatu
metode pengamatan anatomi bagian luar tubuh makhluk hidup (FKUI, 2010). Metode
ini dilakukan dengan cara mengamati anatomi eksternal ikan nila menggunakan
mata telanjang kemudian digambar pada lembar pengamatan.
c.
Pembedahan
Pembedaan dilakukan dengan cara
menyisik sisik ikan nila pada bagian truncus atau bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Bagian truncus yang telah dihilangkan sisiknya kemudian dibedah.
d.
Sectio
Sectio adalah suatu metode pengamatan
anatomi bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan melakukan proses pembedahan
terlebih dahulu (FKUI, 2010). Pengamtan anatomi bagian dalam dilakukan setelah
ikan dibedah.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Mikroskopik
Mikroskop merupakan salah satu
alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan
persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui
mikroskop maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan
dan pemeliharaannya.
Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan cmikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop Elektron memiliki
perbesaran yang paling tinggi, perbesaran dapat dilakukan sampai 500.000 kali.
Berikut ini gambar dan komponen – komponen mikroskop elektron ( Johan Cuff,1750
).
Gambar 4.1. Mikroskop
elektron
Keterangan dan fungsi komponen – komponen mikroskop elektron pada gambar 4.1 :
1.
Lensa okuler berfungsi untuk berfungsi untuk
memperbesar bayangan objek, gambar yang ditangkap oleh lensa objektif.
2.
Tabung mikroskop / Tubus berfungsi untuk mengatur
fokus.
3.
Revolver berfungsi untuk memilih lensa obyektif yang
akan digunakan.
4.
Pengunci tabung tubus berfungsi untuk mengunci
tabung tubus dgn lengan mikroskop.
5.
Lensa objektif berfungsi untuk menentukan bayangan
objektif serta memperbesar benda.
6.
Penjepit Preparat atau pemegang sediaan berfungsi
untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.
7.
Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang
akan diamati.
8.
Kondensor berfungsi untuk memfokuskan/mengumpulkan
cahaya ke benda yang sedang diamati.
9.
Pemutar kondensor berfungsi mengatur kondensor naik
atau turun.
10. Diafragma
berfungsi untuk mengatur cahaya yang akan masuk ke preparat.
11. Pegatur
penjepit preparat berfungsi untuk mengatur penjepit preparat ke kiri atau
kanan.
12. Makrometer
sekrup atau pemutar kasar berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
13. Mikrometer
sekrup atau pemutar halus berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
14. Sakelar lampu/tombol
on atau off berfungsi untuk memutuskan aliran lisrik atau menghubungkan aliran
listrik ke mikroskop.
15. Pengatur intensitas
cahaya befungsi mengatur lampu redup atau nyala terang.
16. Lampu
berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop.
17. Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap pada
tempat yang diinginkan.
4.2
Sistem
Pernapasan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Alat
pernapasan pada ikan Nila adalah insang dan beberapa alat pernafasan tambahan
seperti gelembung renang. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut operculum
yang berfungsi untuk melindungi insang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Castro dan Huber, 2007), yang menyatakan bahwa alat pernapasan pada ikan
terdiri dari insang dan beberapa alat pernapasan tambahan. Menurut Fernandes
(2007), insang berbentuk lengkungan yang ditopang oleh struktur bertulang yang
disebut arcus branchialis dan memiliki rigi-rigi yang disebut radii
branchialis. Radii branchialis berfungsi sebagai pencegah partikel makanan
masuk ke dalam dan melukai insang. Tiap lengkungan insang terdapat lembaran
insang yang disebut hemibranchia, bila sepasang disebut holobranchialis.
Hemibranchialis mengandung pembuluh darah kapiler yang sangat banyak, sehingga
berwarna merah, berbentuk seperti kipas bersisir dan terdiri dari jaringan yang
lunak. Dalam setiap lembaran hemibranchialis terdapat lempengan-lempengan yang
disebut dengan lamellae yang mengandung kapiler darah. Lamellae memperbesar luas
permukaan pertukaran gas. Jumlah dari lamellae lebih banyak pada ikan yang
aktif berenang, karena memerlukan oksigen yang lebih banyak.
Proses
pernapasan pada ikan dapat di bagi menjadi 4 tahap yakni pertukaran udara
melalui permukaan alat pernafasan, difusi oksigen dan karbondioksida antara
insang dan darah, transport oksigen dan karbindioksida di dalam darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel dan pengaturan pernafasan. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fernandes, 2007).
Berikut ini gambar insang ikan Nila.
Gambar 4.2. Bagian
– bagian Insang ikan Nila (O. niloticus)
Keterangan dan
fungsi insang pada gambar 4.2 :
1.
Lengkung insang berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya darah pada insang.
2.
Tapis insang sebagai
pencegah partikel makanan masuk ke dalam dan melukai insang.
3.
Filamen insang
berfungsi untuk mengikat oksigen terlarut di dalam air.
4.3
Sistem
pencernaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Sistem
pencernaan dari ikan Nila terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada ikan terdiri atas cavum oris (mulut),
pharynk (faring), esophagus, ventriculus (lambung), intestinum (usus), rectum
dan anus. Kelenjar pencernaan yang terdiri dari hepar (hati), vesica fellea
(kantong empedu) dan pankreas yang berukuran mikroskopis. Untuk sistem
pencernaan pada ikan nila dapat dilihat pada gambar 4.3
Menurut Moyle
(2004), cavum oris ikan memiliki rahang yang begigi kerucut (conus) untuk
mengunyah makanan. Di dalamnya terdapat banyak sekali lapisan lendir, tetapi
tidak ada lapisan ludah. Pharynk adalah
regangan dari jalur pencernaan dari bagian posterior gua mulut hingga permulaan
dari esophagus. Makanan dan oksigen masuk lewat mulut ikan bersama-sama,
makanan langsung menuju esophagus dan oksigen yang larut dalam air melewati
belahan insang yang berada di pharynk (Fernandes, 2007).
Esophagus
merupakan jalur pencernaan yang tidak termodifikasi yang terletak diantara
pharynk dan ventriculus disebut dengan esophagus. Ventriculus (lambung)
berbentuk gelendong yang memanjang untuk beradaptasi pada tubuh ikan yang
memanjang dan terletak antara esophagus dan intestinum. Fungsi dari ventriculus
adalah sebagai tempat penyimpanan makanan sementara dan mengkondisikan makanan
tersebut agar dapat dicerna di intestinum. Intestinum
ikan nila
berbentuk tabung ramping yang panjang dan berkelok-kelok serta tanpa adanya
lipatan-lipatan. Pada bagian distal, ditemukan segmen yang pendek dan lurus
yang mirip dengan kolon pada vertebrata darat dan bermuara pada anus (De Becker
dan Haryanti, 2007).
Menurut Helfman
et al. (1997), hepar (hati) ikan berukuran besar dan terletak pada bagian
anterior tubuh. Hepar berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak dan tempat
perombakan darah. Dari hasil perombakan darah didapatkan bile yang merupakan
garam dan berfungsi sebagai pengatur tingkat keasaman pada lambung. Pankreas
berfungsi sebagai organ endokrin dan eksorkin yang mensekresikan enzim-enzim
pencernaan. Berikut ini gambar sistem pencernaan ikan Nila.
Sistem pencernaan pada
ikan nila melalui proses sebagai berikut. Dari mulai anggota mulut,
esophagus/Kerongkongan, Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008). Proses
penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia. Sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).
Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-pembuluh yang
sifatnya sangat muskuler, yang dimulai dari bagian mulut sampai anus. Organ - organnya
adalah rongga mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar dan rektum (Pratama, 2009).
Hati (Hepar) terlihat di sebelah posterior
dari cor, berwarna merah kecoklatan. Kantung empedu (Vesica fellea) terletak pada
bagian proksimal dari hepar Vesica fellea yang teramati berbentuk bulat
berwarna hijau sangat tua bahkan nyaris terlihat hitam. Gambar hati dan kantung
empedu dapat dilihat pada gambar.
Lambung (Ventriculus) dan Usus (intestinum) ikan yang diamati berbentuk
tabung yang sangat panjang hingga lubang anus dan berkelok-kelok, berwarna
kuning kecoklatan dan sebagian berwarna gelap. Ikan Nila yang menjadi bahan
praktikum memiliki usus panjang 139 cm. Usus ikan Nila lebih panjang dari
panajang tubuhnya yaitu 15 cm.
Gambar 4.3. Organ – organ sistem pencernaan ikan Nila
Keterangan pada gambar 4.3 :
1. Mulut 5.
Pilorus
2. Faring 6. Usus
3. Esophagus 7. Rektum
4. Lambung 8. Anus
Selain
beberapa organ di atas, ada beberapa organ tambahan yaitu hati yang dapat
dilihat pada gambar 4.4 dan kantung empedu yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.4.
Hati ikan Nila
Gambar 4.5. Kantung empedu ikan Nila
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan dapat disimpulkan anatomi internal dari ikan nila dibagi atas
beberapa sistem yaitu sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, sistem
skeletel, sistem saraf, sistem otot, sistem urogenital, dan sistem pencernaan.
Organ pernapasan ikan
nila yaitu insang yang merupakan alat pernapasannya. Insang terdiri dari
beberapa bagian, bagian tersebut adalah lengkung insang, tapis insang, dan
filamen insang. Lengkung insang berfungsi sebagai tempatkeluar mesuknya darah
pada insang. Tapis insang sebagai pencegah partikel makanan masuk ke
dalam dan melukai insang. Filamen insang berfungsi untuk mengikat oksigen
terlarut di dalam air.
Sistem
pencernaan dari ikan Nila terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan pada ikan terdiri atas cavum oris (mulut), pharynk (faring),
esophagus, ventriculus (lambung), intestinum (usus), rectum dan anus. Kelenjar
pencernaan yang terdiri dari hepar (hati), vesica fellea (kantong empedu) dan
pankreas yang berukuran mikroskopis. Dalam praktikum di temukan panjang usus
lebih panjang dari panjang tubuh yaitu 139 cm.
5.2
Saran
Disarankan untuk praktikum
selanjutnya agar praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan dan lebih
berhati-hati dalam memberikan perlakuan agar organ yang hendak diamati tidak
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Castro,
Peter dan Michael E. Huber. 2007. Marine Biology. McGraw-Hill Companies. New
York
De
Becker, G., dan Hariyanti, R. 2007. Atlas Binatang: Pisces, Reptilia, Amfibi.
Tiga Serangkai. Jakarta
Fernandes
dan Marisa. 2007. Fish Respiration and Evironment. Science Publishers. New
Hampshire.
FKUI.
2010. Informasi Umum Ilmu Anatomi.
http://www.fk.ui.ac.id/?page=content.view&alias=departemenanatomi. Diakses
tanggal 12 Maret 2011
Helfman,
G. S. et al. 1997. The Diversity of Fishes. Blackwell Science. Massachusetts.
Jasin,
M. 1989. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya. Surabaya
Kordi.
K. G. H. 2007. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Penerbit Andi. Jakarta.
Lytle,C.,
John R. M. 2005. General Biology. Mc. Graw Hill Higher Education. New York
Moyle,
P.B. 2004. Fishes an Introduction to Ichthyology. Pearson Prentice Hall. USA
Peña-Mendoza,
B., J.L. Gómez-Márquez, I.H. Salgado-Ugarte & D. Ramírez-Noguera. 2005.
Reproductive biology of Oreochromis niloticus (Perciformes: Cichlidae) at
Emiliano Zapata dam, Morelos, Mexico. Jurnal Trop.Biol. vol 53 (3-4): 515-522
Pough, F.,
Harvey, C. M., Jans, J. B., Heiser. 2005, Vertebrate Life Seventh edition.
Pearson Education Inc. USA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 : Lokasi praktikum
Lokasi lab. basah kastela
Lampiran 2 : Alat dan bahan
Alat bedah
Jala
Ikan Nila
Mikroskop
Lembar pengamatan &
alat tulis
Pengaris
Lampiran 3 : Prosedur kerja
Kegiatan seleksi ikan
Ikan yang telah dibedah
Pengukuran usus
Pengamatan anatomi internal
Komentar
Posting Komentar