Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air : OSMOREGULASI PADA IKAN NILA DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA
OSMOREGULASI PADA IKAN NILA
DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA
Laporan Praktikum
Fisiologi Hewan
Air
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Fisiologi Hewan
Air ini.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
teramat besar kepada pihak – pihak yang
membantu membimbing, memberikan nasehat, petunjuk dan saran yang senantiasa
diberikan kepada penulis.
Penulis
menyadari bahwa laporan
ini tidak luput dari kekurangan atau kesalahan, Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya.
Akhirnya penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Ternate, Juni
2017
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan1.3 Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Nila2.2 Morfologi Ikan Nila2.3 Habitat dan Penyebaran Ikan Nila2.4 Sistem Osmoregulasi
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan
Waktu Praktikum
3.2 Alat dan Bahan3.3 Prosedur Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kadar Garam 0 ppt4.2 Kadar Garam 15 ppt4.3 Kadar Garam 30 ppt
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No .Teks halaman
1. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum
2. Hasil pengamatan perlakuan 0 ppt.
3. Hasil pengamatan perlakuan 15 ppt.
4. Hasil pengamatan perlakuan 30 ppt.
DAFTAR
GAMBAR
No .Teks halaman
1 Morfologi Ikan Nila (O.
niloticus) (Isnan, 2010)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan anggota vertebrata
poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup atau habitatnya berada di air, baik
air tawar, air payau, maupun air laut dan bernapas dengan insang. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies
lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Kelompok ikan terdiri dari tiga kelas yaitu
Agnata, Chondrichthyes, dan Osteichtyes. Tiap-tiap kelas
tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat membedakan antara satu kelas
dengan kelas lainnya (De Becker dan
Hariyanti, 2007). Selain morfologi, ikan juga memiliki anatomi internal. Anatomi
internal adalah penampang tubuh bagian dalam yang meliputi organ-organ dan
sistem organ (FKUI, 2010). Dengan kata lain, anatomi internal sering disebut
dengan anatomi saja atau disebut juga fisiologi.
Fisiologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ,
jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi menerangkan faktor-faktor fisik dan
kimia yang bertanggung jawab akan asal, perkembangan, dan gerak maju kehidupan
(Fajlan, 2016). Fisiologi ikan mencakup beberapa macam sistem satu diantaranya adalah
osmoregulasi.
Osmoregulasi merupakan proses
yang terjadi pada organisme hewan aquatik termasuk ikan. Lantu (2010),
menyatakan bahwa osmoregulasi terjadi pada hewan perairan, karena adanya
perbedaan tekanan osmosis (bahasa Yunani = mendorong) antara larutan di dalam
tubuh dan di luar tubuh. Larutan yang dimaksud biasanya kandungan garam – garam
atau salinitas.
Salinitas adalah tingkat keasinan
atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada
kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai,
dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan
sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi,
kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau
atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine
(Abdullah, 2016).
Menurut Anonim (1991) salinitas menjadi faktor pembatas bagi kehidupan hewan
aquatik (termasuk ikan nila).
Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan salah satu spesies dari kelas Osteichtyes (Dwijayanti, 2011). Ikan nila merupakan
ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar, terkadang ikan nila juga
ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan nila dikenal sebagai
ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar)
(Harrysu, 2012). Nila bisa tumbuh
dan berkembangan biak di perairan dengan salinitas 0-29‰ (promil). Ikan ini
masih bisa tumbuh tetapi tidak bisa bereproduksi di perairan dengan salinitas
29-35‰ (Khairuman dan Khairul,
2003).
Berkaitan dengan
hal di atas, perlu diadakannya praktikum Fisiologi Hewan Air untuk mengetahui osmoregulasi pada ikan nila dengan pengaruh pemberian salinitas yang berbeda.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya
praktikum Fisiologi hewan air ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemberian salinitas yang berbeda terhadap sistem osmoregulasi pada ikan nila.
1.3.
Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Fisiologi
hewan air ini, yaitu dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh
pemberian salinitas yang berbeda terhadap sistem osmoregulasi pada ikan nila.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Nila
Terdapat tiga jenis
ikan nila yang dikenal, yaitu
nila
biasa, nila merah
(nirah) dan nila albino
(Sugiarto, 1988). Menurut Saanin
(1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2.2. Morfologi Ikan Nila
Morfologi ikan nila (Oreochromis
niloticus) menurut
Saanin (1984), mempunyai ciri-ciri
bentuk
tubuh bulat pipih, punggung lebih
tinggi, pada badan dan
sirip ekor (caundal
fin) ditemukan garis lurus
(vertikal). Pada sirip punggung ditemukan
garis
lurus memanjang.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dapat
hidup diperairan tawar dan
mereka menggunakan ekor
untuk bergerak,
sirip perut, sirip dada dan penutup insang
yang keras untuk
mendukung badannya. Nila memiliki
lima buah
Sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal
fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral
fin), siri anal (anal
fin), dan sirip ekor
(caudal
fin).
Sirip
punggungnya memanjang dari
bagian
atas tutup
ingsang sampai bagian atas sirip
ekor. Terdapat
juga sepasang sirip
dada
dan sirip perut yang berukuran kecil dan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk
agak panjang.
Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu
buah dengan bentuk
bulat.
Selengkapnya morfologi Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Morfologi Ikan Nila (O.
niloticus) (Isnan, 2010)
2.3. Habitat Dan
Penyebaran
Ikan nila (O. niloticus) memiliki kemampuan
menyesuaikan diri yang baik dengan
lingkungan sekitarnya. Ikan nila (O.
niloticus) juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan
hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau dan
dataran tinggi dengan suhu rendah (Ramdhan, 2010).
Penyebaran ikan
nila dimulai dari daerah asalnya yaitu Afrika bagian timur, seperti di sungai
Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Ikan ini kemudian
dibawa orang ke Eropa, Amerika, negara – negara Timur tengah, dan Asia. Konon
ikan jenis ini dibudidayakan di 110 negara. Di Indonesia ikan nila
dibudidayakan di seluruh Provinsi (Suryanto, 2010).
2.4. Faktor Lingkungan
yang Mempengaruhi Kehidupan Ikan Nila
Ikan
Nila (O. niloticus) mampu hidup pada
suhu 14-38°C dengan suhu terbaik adalah 25-30°C, kadar salinitas atau kadar
garam berkisar 0-29 ppt untuk dapat tumbuh dengan baik (Ramdhan, 2010). Sebagai
organisme air, ikan nila memerlukan kadar oksigen berkisar antara 3-5 ppm.
Sedangkan derajat keasaman (pH) berkisar 7-8. Kandungan CO2 yang
dapat ditoleransi oleh ikan nila yaitu 25-30 ppm, sedangkan NH3 dan
H2S tidak boleh lebih dari 0,3 ppm (Santoso, 1996).
2.5.
Osmoregulasi
Fujaya (1999) mengemukakan bahwa
osmoregulasi adalah upaya mengontrol keseimbangan air dan ion – ion antara
tubuh dan lingkungannya atau suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini
penting dilakukan, terutama oleh organisme perairan karena;
1) Harus
terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan;
2) Membran
sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat;
3) Adanya
perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan.
Tanpa osmoregulasi maka ikan akan
mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh.
Jika ikan tidak bisa mengatur proses osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati,
karena osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Fujaya,1999).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan
Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan Air
ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Khairun pada hari
sabtu, 10 mei 2017 pukul 09.00 WIT s/d selesai.
3.2.
Alat Dan Bahan
Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum Fisiologi
Hewan Air dapat dilihat
pada tabel 1
berikut.
Tabel 1. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum.
No.
|
Nama
|
Kegunaan
|
1
|
stoples
|
Wadah
ikan
|
2
|
tissue
|
Membersihkan
alat
|
3
|
mistar
|
Mengukur
panjang tubuh ikan
|
4
|
Alat
tulis
|
Mencatat
hasil praktikum
|
5
|
Kamera
|
Dokumentasi
kegiatan penilitian
|
6
|
Mikroskop
|
Mengamati
sempel darah
|
7
|
Tissue
|
Membersihkan
alat
|
8
|
Aerator
|
Penyuplai
oksigen pada wadah
|
9
|
Garam
|
Mempengaruhi
salinitas
|
10
|
Refraktrometer
|
Mengukur
salinitas
|
11
|
Ikan
nila
|
Objek
praktikum
|
12
|
Alkohol
|
Mensterilkan
alat
|
3.3.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu sebgai berikut :
·
Siapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
·
Siapkan wadah dan
masukan air serta diberikan aerasi.
·
Buat media
perlakukan dengan kadar garam 0 ppt, 15 ppt, dan 30 ppt. Peningkatan kadar
garam dilakukan dengan menambahkan garam ke dalam air.
·
Setiap perlakuan
dilakukan pada wadah yang berbeda dan diberi label.
·
Masukan ikan nila
ke dalam wadah.
·
Amati dan catat
tingkah laku ikan setiap 15 menit.
·
Mendokumentasikan
kegiatan praktikum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kadar Garam 0 ppt
Hasil dari pengamatan 0 ppt dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil pengamatan
perlakuan 0 ppt.
PENGAMATAN
|
TINGKAH LAKU
|
|
15 menit
|
Berenang aktif dan mengeluarkan feses
|
|
30 menit
|
Berenang aktif diatas permukaan
|
|
45 menit
|
Berenang aktif diatas permukaan dan membutuhkan oksigen
|
Berdasarkan hasil pengamatan pada
percobaan ormoregulasi dengan sampel ikan nila Oreocromis nilotikus yang
dimasukkan kedalam air tawar 0 ppt diperoleh bahwa pada 15 menit pertama b
erenang aktif dan mengeluarkan feses, pada 15 menit kedua berenang aktif diatas
permukaan dan pada 15 menit ketiga b erenang aktif diatas permukaan dan
membutuhkan oksigen.
Hal ini dikarenakan ikan nila mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang salinitas 0 ppt dan terhadap perubahan air, ia dapat
hidup di air tawar dan di air payau karena ikan nila habitatnya ada yang
disungai, danau, dan danau.
4.2. Kadar Garam 15 ppt
Hasil dari pengamatan 15 ppt
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil pengamatan
perlakuan 15 ppt.
PENGAMATAN
|
TINGKAH LAKU
|
|
15 menit
|
Berenang aktif dan naik kepermukaan
|
|
30 menit
|
Pergerakan mulai pasif dan tetap berada
di permukaan
|
|
45 menit
|
Masih berada dipermukaan sambil menguap-guap
|
Berdasarkan hasil pengamatan pada
percobaan ormoregulasi dengan sampel ikan nila Oreocromis nilotikus yang
dimasukkan kedalam air tawar 15 ppt diperoleh bahwa pada 15 menit pertama b
erenang aktif dan naik kepermukaan , pada 15 menit kedua pergerakan mulai pasif
dan tetap berada di permukaan dan pada 15 menit ketiga masih berada dipermukaan
sambil menguap-guap.
Hal ini
menunjukkan bahwa, ikan nila masih tidak mengalami hambatan mengenai perubahan
salinitas karena ikan nila termasuk eurihaline yiatu sifat organisme yang mampu
mentolerir perubahan salinitas.
4.3. Kadar Garam 30 ppt
Tabel
4. Hasil pengamatan perlakuan 30 ppt.
PENGAMATAN
|
TINGKAH LAKU
|
|
15 menit
|
Pergerakan pasif berada didasar air
|
|
30 menit
|
Masih berenang pasif berada didasar air
|
|
45 menit
|
Mulai melemah dan pergerakan tidak normal
|
Berdasarkan hasil pengamatan pada
percobaan ormoregulasi dengan sampel ikan nila Oreocromis nilotikus yang
dimasukkan kedalam air tawar 30 ppt diperoleh bahwa pada 15 menit pertama
pergerakan pasif berada didasar air , pada 15 menit kedua masih berenang pasif
berada didasar air dan pada 15 menit ketiga mulai melemah dan pergerakan tidak
normal.
Hal ini
menunjukan bahwa ikan nila pada salinitas 30 ppt tidak mampu beradapatasi
karena bukan merupakan habitat aslinya.
V. KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan menyusun laporan ini, dapat penulis tarik
kesimpulan bahwa pengamatan sistem osmoregulasi pada ikan nila dengan perlakuan
0 ppt dan 15 ppt menunjukan bahwa ikan nila masih mampu melakukan proses
osmoregulasi dengan baik, karena merupakan habitatnya, artinya 0 ppt bersifat
air tawar dan 15 ppt bersifat air payau. Sementara pada perlakuan 30 ppt
menunjukan bahwa ikan nila tidak mampu melakukan proses osmoregulasi dengan
baik, karena bukan merupakan habitatnya, artinya 30 ppt bersifat air laut.
5.2. Saran
Saya menyadari bahwa hasil praktikum ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu perlu dilakukan riset atau kajian lanjutan dari praktikum yang dilakukan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. 2016. Laporan Praktikum Oceanografi (Gelombang, Pasut, Arus, & Kualitas Air) on http://taufiqabd.blogspot.co.id/2016/09/laporan-praktikum-oceanografi-gelombang.html di akses pada 12 juni 2017
Affandi, Ridwan. 2002. Fisiologi
Hewan Air . Pekanbaru: Unri Press.
Alamikan. 2012. Bagian Sirip
Ikan dan Fungsinya.On http://www.alamikan.com/2012/11/sirip-ikan.html?m=1 diakses pada 15 juni 2017.
Anonym. 1999. Canadian Council
of Ministers of the Environment. 1999. Canadian water quality guidelines for
the protection of aquqtic life: Salinity (marine).In: Canadian environmental
quality guiselines, 1999. Canadian Council of Ministers of the Environment,
Winnipeg
Burhanuddin, A Iqbal. 2008.
Ikhtiologi. Yayasan Citra Emulsi. Makassar
De
Becker, G., dan Hariyanti, R. 2007. Atlas Binatang: Pisces, Reptilia, Amfibi.
Tiga Serangkai. Jakarta
Dubois, M. et al. 1956. Colorimetric
method for determination of sugars and related substances. Analytical
Chemistry.
Djawad, M. I, Ambas, I, Yusri, K. 2007.
Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Djuhanda,
T. 1981. Dunia Ikan. Armiko, Bandung.
Dwijayanti, D. R. 2011. Laporan Praktikum Anatomi
Histologi Hewan Anatomi Eksternal Dan Internal Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus) Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang.
Eckertt R., Randall D., Augustine G.,
1988. Animal Physiology, Mechanism and Adaptations . WH Freeman and Company
New York. Third Edition.
Fajlan. 2016. Sistem Osmoregulasi
Ikan, Sistem Homeostatis Dan Konsumsi Oksigen Pada Ikan. On http://fajlan25.blogspot.com/2016/04/sistem-osmoregulasi-ikan-sistem.html?m=1. Diakses
pada 5 April 2016.
Firdaus. 2011. Budidaya perikanan .
Tira Pustaka, Jakarta.
FKUI. 2010. Informasi Umum Ilmu Anatomi.
http://www.fk.ui.ac.id/?page=content.view&alias=departemenanatomi. Diakses
tanggal 12 Maret 2011
Fujaya, Yusinta. 1999. Fisiologi
Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi
Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Fujaya, Yusinta. 2008. Fisiologi
ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Khairuman,
Amri K. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Khairuman, Khairul Amri. 2013.
Pembesaran Nila Di Kolam air Deras . Agromedia. Jakarta.
Kordi. K. G. H. 2007. Budidaya Ikan Nila
di Kolam Terpal. Penerbit Andi. Jakarta.
Lantu, Sartje. 2010. Osmoregulasi Pada
Hewan Akuatik . Diakses pada tanggal 15 April 2016 pukul 20:12 WIT.
Makassar.
Palallo, Alfian. 2010. Pratikum 1
Osmoregulasi . Diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 19:16 WIT.
Makassar.
Paridi, et al. 2011. Makalah Teknik
Budidaya Ikan Hias “Ikan Mas Koki”. Diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 19:18 WIT.
Makassar.
Putri, Sabillah et al. 2011. Sistem
Osmoregulasi Pada Ikan . Diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 19:16 WIT.
Makassar.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi
ikan. Jilid I dan II. Bina cipta. Bandung.
Setyo, Bambang Pramono. 2006. Efek
Konsentrasi Kromium (Cr+3) dan Salinitas berbeda terhadap Efisiensi Pemanfaatan
Pakan untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Eprints.undip.ac.id.
Diakses pada tanggal 5 April 2016, pukul 17:32 WIT. Makassar.
Sokolova, Inna M., Markus Frederich,
Rita Bagwe. 2012. Energy homeostasis as an integrative tool for
assessing limits of environmental stress tolerance in aquatic invertebrates.
Marine Environmental Research. 79: 1-15
Sucipto, Adi. 2007. Fisiologi Hewan Air.
Diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 19:20 WIT. Makassar.
Suyanto
SR. 2010. Pembenihan dan pembesaran nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyanto, Rachmatun. 2008.
Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya
Zonneveld, 1991. Anatomi Ikan. PT
intermasa, Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alat
dan bahan
slot online terbaik
BalasHapusagen slot dan togel
situs togel dan slot
togel singapore
slot online terpercaya