HISTOLOGI IKAN : pengaruh infestasi A. japonicus terhadap perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet (C. auratus auratus).
MAKALAH
HISTOLOGI IKAN
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Argulus japonicus
merupakan agen penyebab penyakit argulosis terutama pada ikan air tawar (Walker
et al., 2011). Ektoparasit A. japonicus
dapat menyebabkan mortalitas tinggi yang bersifat akut, yaitu kematian yang
terjadi tanpa menunjukkan gejala terlebih dahulu. Infestasi ektoparasit juga
dapat menimbulkan kerugian non lethal, yaitu pertumbuhan yang lambat, penurunan
efisiensi pencernaan, dan faktor predisposisi bagi infeksi jamur, bakteri dan
virus. Selain itu dapat mempengaruhi tingkah laku ikan dan sensitivitas terhadap
stresor, serta menurunkan nilai jual ikan (Scholz, 1999).
Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat
menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan
dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tingkat kerusakan kulit ikan akibat
Argulus dapat dilihat secara detail melalui pengamatan pada tingkat
jaringan. (Camargo and Martinez, 2007).
B.
Tujuan
Adapun tujuan
penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh infestasi A. japonicus terhadap perubahan
histopatologi jaringan kulit ikan komet (C.
auratus auratus).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi Argulus japonicus
Menurut Kabata (1985) klasifikasi
Argulus japonicus adalah sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Subphylum :
Crustacea
Classis : Maxillopoda
Subclassis
: Branchiura
Ordo
: Arguloida
Familia
: Argulidae
Genus
: Argulus
Spesies
: Argulus japonicas
B.
Morfologi
Morfologi
Argulus berbeda pada setiap spesies. Organ tubuh yang digunakan sebagai kunci
identifikasi antara lain adalah bentuk carapace, abdomen, antena, maksila II,
kaki dan respiratori area (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Tubuh dari parasit ini
dibagi menjadi tiga bagian yaitu cephalothorax, thorax, dan abdomen (Walker,
2008). Bagian dorsal tertutup carapace mulai chepal hingga thorax. Sedangkan
Argulus foliaceus carapace berbentuk subobicular dari anterior sampai pangkal
uropoda yang ke empat.
Thorax Argulus
japonicus terdiri dari empat segmen yang
masing-masing dilengkapi dengan sepasang kaki renang. Argulus japonicus
memiliki dua maxilla, Anterior maxilla terdapar sucker yang dikelilingi oleh
supporting rod terdiri dari enam sampai tujuh bagian. Sucker berfungsi sebagai
penempel utama pada parasit Argulus japonicus (Philip, 2004). Probocis
digunakan untuk melukai dan menghisap sari makanan dari inang dan Stylet berada
di anterior mulut. Respirasi area ada dua pasang kecil dan besar, yang kecil
jauh di anterior yang besar (Kismiyati, 2009). Argulus japonicus memiliki
antena pertama terdiri dari dua segmen yang dilengkapi dengan spina posterior
serta prosesus pada bagian basal spina, antena kedua terdiri dari empat segmen
dimana segmen basal berukuran paling besar (Seng, 1986).
Pada bagian
abdomen berbentuk pipih dan terbelah menjadi dua bagian. Belahan abdomen
Argulus japonicus mencapai pertengahan, sedangkan Argulus foliaceus belahan
abdomennya tidak mencapai pertengahan hanya seperempat dari panjang abdomen.
Menurut Yildiz and Kumantas (2002), abdomen Argulus japonicus lebih runcing
daripada Argulus foliaceus. Pada Argulus japonicas jantan dipangkal abdomen
terdapat testis, tidak memiliki kantung telur selain itu juga terdapat peg dan
socket di kaki ke empat (Everst, 2010). Menurut Wadeh and Yang (2007), Socket
dan peg digunakan untuk membawa sel sperma yang ditujukan untuk fertilisasi.
Argulus japonicus betina memiliki ovary dan sepasang seminal receptakel yang
terletak di bagian thorax. Morfologi Argulus japonicas dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Gambar Morfologi
Argulus japonicus (Everts, 2010)
Keterangan:
1. an : Antennae 7. bp : Basal plate
2. ar
: Anterior respirator area 8.
ms : Maxillules
3. as : Antennule 9.
mt : Probocis
4. pr
: Posterior respirator area 10.
mx : Maxillae
5. si
: Biramous swimming legs 11. ps :
Stylet
6. sp : Spermatheca
C.
Habitat dan Penyebaran
Argulus japonicus
memiliki distribusi luas di seluruh dunia. Menurut McLaughlin et al (2005),
parasit ini juga ditemukan di sebelah tenggara Amerika Serikat, California,
Hawaii, Washington dan Wisconsin. Seiring berkembangnya waktu dan didukung
transportasi atau distribusi ikan maka di indonesia juga ditemukan. Bahkan di
Jawa Timur, hampir semua yang menyerang ikan budidaya air tawar adalah Argulus
japonicus (Kabata, 1984 dalam Kismiyati dan Mahasri, 2012).
D.
Reproduksi Argulus japonicus
Reproduksi
Argulus japonicus adalah secara seksual. Sistem reproduksi jantan lebih
kompleks (Everts, 2010). Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium yang
terletak di bagian tengah dan spermathecae di bagian anterior abdomen (Debaisieux
dalam Everts, 2010). Kopulasi Argulus japonicus terjadi pada saat menempel pada
inang, tetapi ada pula kopulasi yang terlepas dari tubuh inangnya atau berenang
bebas di air (Pasternak et al, 2004). Proses kopulasi dapat terjadi melalui
transfer sperma jantan langsung ke betina, sel sperma kemudian disimpan dalam
spermathecae betina sampai terjadi pembuahan (Walker, 2008), kemudian betina
melakukan oviposisi. Telur Argulus japonicus diletakkan pada subtrat keras
(batu) (Kearn, 2004). Setelah Argulus japonicus bertelur terdapat tiga tahap
perkembangan yaitu pertama adalah perkembangan bintik mata, kedua perkembangan
pelengkap thorax, tahap ketiga meliputi pergerakan embrio biasanya terjadi
24-48 jam sebelum menetas (Taylor et al, 2005).
E.
Daur Hidup Argulus japonicus
Telur Argulus
japonicus menetas dalam waktu 17 hari pada suhu 230C dan 30 hari pada suhu 200C
(Kearn, 2004). Menurut Kismiyati dan Mahasri (2012), telur Argulus japonicus
dapat menetas setelah 10 hari pada 350C dan setelah 61 hari pada suhu 150C. Menurut Mikheev (2001), telur
Argulus japonicus dapat hidup pada suhu ekstrim yaitu 100C. Keseluruhan daur
hidup berlangsung selama 40-100 hari bergantung pada suhu air dan spesiesnya.
Menurut Iskhaq (2010), Argulus japonicus betina meletakkan telur-telurnya pada
subtrat (batu). Selanjutnya, proses penetasan yang disebut dengan eklosi dimana
permukaan telur mengalami retakan secara tidak teratur, setelah menetas
langsung menjadi nimfa. Nimfa Argulus japonicus mencari inang untuk diinfestasi
agar dapat bertahan hidup sampai dewasa (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Stadium
nimfa memiliki ukuran 0,6 mm, kemudian akan moulting selama delapan kali
sebelum mencapai dewasa dengan ukuran 3-3,5 mm, berlangsung dalam waktu lima
minggu (Rusthon-Mellor, 1994 dalam Walker et al, 2011). Daur hidup Argulus japonicas
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar Daur Hidup
Argulus japonicus (Walker, 2004).
F.
Sistem Penghancuran Argulus japonicus
Menurut Kismiyati dan Mahasri (2012), Predileksi Argulus japonicus pada permukaan tubuh,
sirip atau insang. Sementara Taylor (2005), menyatakan bahwa A. japonicus cenderung bersifat
temporer, menempel pada inang secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada
tubuh ikan atau bahkan meninggalkannya.
G.
Percobaan
Ada sebuah percobaan
dengan judul “Perubahan Histopatologi Jaringan Kulit Ikan Komet (Carassius Auratus Auratus) Akibat
Infestasi Argulus Japonicus”. Dalam
percobaan ini, dilakukan empat perlakuan yang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel perlakuan pada ikan komet
dengan di Infestasi Argulus Japonicus.
Kategori
|
Derajat Infestasi
|
Kontrol
|
Tidak di infestasi
|
Ringan
|
5 individu A. japonicus
|
Sedang
|
10 individu A. japonicus
|
Berat
|
15 individu A. japonicus
|
Hasil pengamatan
kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet menunjukkan bahwa pada kulit
ikan komet kontrol tidak terdapat perubahan histopatologi. Perubahan
histopatologi jaringan kulit ikan komet yang terinfestasi A. japonicus adalah infiltrasi sel radang (IR), hemoragi (H),
kongesti (K), erosi epitel epidermis (EP), dan ballooning degeneration (BD). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel Kerusakan histopatologi
jaringan kulit ikan komet.
Kategori
|
Derajat Infestasi
|
Perubahan
histopatologi
|
Kontrol
|
Tidak di infestasi
|
Normal
|
Ringan
|
5 individu A. japonicus
|
infiltrasi sel radang
(IR), erosi epitel epidermis (EP).
|
Sedang
|
10 individu A. japonicus
|
infiltrasi sel radang
(IR), ballooning degeneration (BD).
|
Berat
|
15 individu A. japonicus
|
infiltrasi sel radang
(IR), hemoragi (H), kongesti (K).
|
Gambar. Perubahan
histopatologi jaringan kulit ikan komet (perbesaran 200x;400x)
Keterangan : (A)
kontrol, (B) infestasi ringan, (C) infestasi sedang, (D) infestasi berat
(IR) infiltrasi sel
radang, (H) hemoragi, (K) kongesti,
(EP) erosi epitel epidermis,
dan (BD) ballooning degeneration
H.
Pempuatan Preparat
Preparat
histopatologis dibuat dengan memfiksasi organ dengan larutan formalin 10%
selama 24 jam. Preparat dipotong setebal 3-5 mm dan 1x1 cm, selanjutnya
jaringan tersebut dimasukkan dalam larutan ethanol secara bertingkat
berturut-turut 80%, 95% sebanyak dua kali dan 100% sebanyak tiga kali
masing-masing selama 0,52 jam. Jaringan dimasukkan dalam xylene tiga kali
masing-masing selama 0,5-2 jam, kemudian dimasukkan dalam parafin cair tiga
kali masingmasing 0,5-2 jam, dilakukan proses blocking. Jaringan dipotong dengan
mikrotom rotary ketebalan ± 5µm dan diletakkan pada gelas objek.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Infestasi A. japonicus mengakibatkan hemoragi, erosi epitel epidermis,
infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan
kulit ikan komet.
B.
Saran
Manusia tidak luput dari keslahan
dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat kami ungkapkan. Jika ada
kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu kami meminta kritik
dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk pengintrospesikan
diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bandilla, Matthias. 2007. Transmission,
Host and Mate Location in The Fish louse Argulus. Biological and Environmental
Science. University of Jyvaskyla. Germany. pp. 10-13.
Bettenay, S. V. and A. M. Hargis. 2006.
Veterinary Dermatopathology. Teton New Media. Press. New York. pp. 65-66.
Camargo, M. M. P. and C. B. R. Martinez.
2007. Histopathology of gills, kidney and liver of a Neotropical fish caged in
an urban stream. Neotropical Ichthyology, 5(3) : 327-336.
Everst, L. A. M. 2010. Aspect of the
Reproductive Biology of Argulus japonicus and
Morphology of Argulus caregoni from Malaysia. University of
Johannesburg South Africa.
Ghazali, M., Kismiyati, G. Mahasri.
2012. Pemberian Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Untuk Pengendalian
Argulus Pada Ikan Mas Komet (Carassius auratus auratus). Jurnal Ilmiah
Perikanan dan kelautan, 4(1): 4548.
Iskhaq, N. M., Kismiyati., J. Triastuti.
2010. Objek Kesukaan untuk Penempelan Telur (Oviposisi) Ektoparasit Argulus
japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 2 (2).
Isyagi, N. A., K. L. Veverica., R.
Asiimwe, and W. H. Daniels. 2009. Manual for the Commercial Pond Production of
the African Catfish in Uganda, Feed and Feeding the Fish. Department of
Fisheries and Allied Aquacultures. Auburn University Alabama, USA. pp.13-14.
Kabata, Z. 1985. Parasit Disease Of Fish
Culture in The Tropics. Taylor and Francis.
London. 263 page.
Kearn, G. C. 2004. Leeches, Lice and
Lamprey. A Natural History of Skin and Gill
Parasiter of Fishes. Spinger. Netherland. 432p.
Kismiyati. 2009. Infestasi Ektoparasit
Argulus japonicus Pada Ikan Maskoki (Carassius
auratus) dan Upaya Pengandalian dengan Ikan Sumatera. Disertasi
Universitas Airlangga. Surabaya.
Kismiyati dan G. Mahasri. 2012. Buku
Ajar Parasit dan Penyakit Ikan I. Global Persada Press. Surabaya. 33-37 Hal.
McLaughlin, P.A., D.K. Camp, M.V., and
T.T. Turgeon. 2005. Common and scientific names of aquatic invertebrates from
the United States and Canada: crustaceans. American Fisheries Society. Special
Publication 31, Bethesda, Maryland.
Mikheev, V. N. 2001. Spatial
Distribution and Hatching of Overwintered Eggs of a Fish Ektoparasite, Argulus caregoni (Crustacean:
Branchiura). Dis Aquatic Org. 46:
123-128.
Notash, S. 2012. Study on Prevalence of
Argulus in Goldfishes of East Azerbaijan province of Iran. Annals of biological
Research, 3 (7):3444-3447. Scholz, T. 1999. Parasite in Cultured and Feral
Fish. Veterinary Parasitology. 84 : 317-335.
Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E.
T. Valtonen. 2000. Life history characteristics
of Argulus foliacceus L. (Crustacea: Branchiura) population in Central
Finland. Ann. Zool. Fennici 37:
25-35.
Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E.
T. Valtonen. 2004. Growth and Development of
Argulus coregoni (Crustacea: Branchiura) on Salmonid and Cyprinid host
Dist. Aqust. Org. 58. 203-207
Philip, D. 2004. The Common Fish Louse-Argulus
Springer. Netherlands. Page Sci. 17
page.
Seng, L. T. 1986. Two Ectoparasite
Crustaceans Belonging To The Family Argulidae (Crustacea:Branchiura) in
Malaysian Freshwater Fishes. Malayan Nature Journal, 39 : 157-164.
Sharma, M., A. B. Shrivastav., Y. P.
Sahni., and G. Pandey. 2012. Overview of The Treatment and Control of Common
Fish Diseases. International Research Journal of Pharmacy, 3(7): 123-127.
Stackler, N., and R. P. E. Yanong. 2012.
Argulus (Fish Louse) Infections in Fish. Fisheries and Aquatic Sciences
Publications. University of Florida. Florida. pp. 1-4.
Stammer, J. 1959. Beitrage Zur
Morphologie, Biologie Und Bekampfung Der Karpfenlause. Aus dem Zoologischen
Institut der Universitat Erlangen, 19 : 135-208.
Taylor, N, G. H., C. Sommerville and R.
Wotten. 2005. A. Review of Argulus spp.
Occuring in UK Freshwater Agency. Bristol.
Taylor, N. G. H. 2005. A Review of
Argulus spp Occuring in United Kingdom Freshwaters (Science Reports). The
Environment Agency Protecting and Improving The Environment in England and
Wales. pp. 30.
Taylor, N. G. H., C. Sommerville and R.
Wootten. 2006. The Epidemiology of Argulus
spp. (Crustacea: Branchiura) infections in Stillwater Trout Fisheries.
Journal of Fish Diseases, 29: 193-200.
Underwood, J C E. 1992. General and
Systematic Pathology. Churchill Livingstone, New York. pp. 133-136.
Wadeh, H and J. W. Yang. 2007.
Ultrastructure of Argulus japonicus (Crustacea: Branchiura) Collected from
Guangdong China Collage of Veterinary Medicine. South China Agricultural
University, Guangzhou 510642, China
Walker, P. 2008. Argulus The Ecology of
Fish Pest. Doctoral Thesis. Radbound University Nijmegan. Nijmegan. pp. 87-89.
Walker, P. D., J. Russon, R. Duijf., G.
V. D. Velde., S. E. W. Bonga. 2011. The
Off-Host Survival and Viability of A Native And Non-Native Fish Louse (Argulus,
Crustacea: Branchiura). Current Zoology, 57 (6) : 828−835.
Wiegertjes , G. F., and G. Flik. 2004.
Host Parasitic Interactions. BIOS Scientific Publishers. USA. pp. 8-9
Yildiz, K and A. Kumantas. 2002. Argulus
foliaceus Infection in a Goldfish (Carassius
auratus). Israeel. 57 (3) : 118-120
Komentar
Posting Komentar