LAPORAN : STUDI POLA PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI IKAN NILA(Oreochromis niloticus) YANG DIDARATKAN DI PASAR HIGENIS KOTA TERNATE
STUDI POLA
PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI IKAN NILA(Oreochromis niloticus) YANG DIDARATKAN DI
PASAR HIGENIS KOTA TERNATE
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI PERIKANAN
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Perairan laut Indonesia mempunyai
sumberdaya hayati dengan potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan.
Sumberdaya hayati laut terutama yang berupa ikan merupakan sumber pangan utama
kedua setelah pertanian di darat.
Pieris (1988) menyatakan bahwa ikan merupakan salah satu hasil laut
utama dan selama ini menjadi sumber protein penting bagi rakyat. Dibandingkan
dengan daging dan susu, ikan merupkan sumber protein yang lebih baik untuk
kesehatan (kadar kolesterol rendah) selain relatif murah harganya. Setiap usaha
pemanfaatan sumberdaya perikanan perlu memperhatikan kelangsungan sumberdaya,
stok dan populasi ikan. Kajian tentang biologi perikanan baik tentang potensi
reproduksi, karakteristik panjang berat, kebiasaan makanan dan habitat yang
bersangkutan.
Ilmu Biologi Perikanan
merupakan mata kuliah lanjutan dari Ikhtiologi yang sebelumnya lebih
menjelaskan tentang ciri-ciri ikan, sistem organ, sistem saraf, peredaran darah
dll. Sedangkan matakuliah Biologi perikanan lebih mempelajari teknik-teknik
yang digunakan untuk penelitian mahasiswa. Salah satunya berkaitan dengan
hubungan panjang dan berat. Panjang tubuh sangat berhubungan dengan
panjang dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga
dari panjangnya (Fujaya, 1999).
Namun, hubungan yang terdapat pada
ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada
saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur
beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Alamsyah, 1974). Dari latar
belakang diatas penulis melakukan praktikum biologi perikanan yang berjudul “
Studi Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Dibdidayakan Di Kota Ternate”.
1.2. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui Pola Pertumbuhan dengan hubungan panjang dan berat ikan nila dan adapun manfaat dari pratikum ini yaitu dapat
memberikan informasi mengenai aspek biologi ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dapat
dijadikan bahan dalam pengembangan pengelolaan sumberdaya ikan nila baik untuk kepentingan penangkapan maupun budidaya agar kelestariannya
dapat berkelanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi Ikan Nila
Menurut sanin (1984)
kalisifikasi ikan nila adalah sebagai berkut :
Kindom :
Animalia
Filum :
Vertebrata
Kelas :
Osteoichthyes
Ordo :
percomorphi
Family :
Ciclidae
Genus :
Oreochromis
Spesies :
Oreochromis niloticus
Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
2.2. Morfologi Ikan Nila
Seperti ikan pada umumnya ikan nila memiliki lima buah sirip
yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectrol fin), sirip perut
(vinterol fin), sirip angus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggung memanjang dari bagian dorsal tutup insang hingga bagian dorsal sirip
ekor. Ada sepanjang sirip dada dan sirp perut yang berukuran kecil, sirip anus
hanya satu bua dan bentuknya agak memanjang, sirip ekor bentuknya membulat dan
hanya berjumlah satu bua. Tubuh berwarna kehitaman atau ke abuan degan beberapa
corak agak gelap melintang vertikal, corak tersebut memudar saat ikan menjelang
dewasa, ekor bergaris-garis tegak sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung
sirip punggung dengan warna kemerahan
atau kekunugan ketika musim memija (Fujaya 1999).
Ikan nila memiliki
bentuk dan ukuran yang berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan
ukuran tubuh ikan di alam. Analisa morfometri merupakan suatu analisis atau pengamatan
terhadap morfologi ikan tersebut sedangkan morfologi adalah ciri-ciri luar
tubuh ikan yang terlihat dan harus diamati yang meliputi: bentuk tubuh, warna,
bentuk operculum, mengukur antar bagian tubuh ikan (Effendi, I. 2004).
2.3. Distribusi dan Habitat Ikan Nila
Ikan nila
merupakan jenis ikan air tawar yang hamper menyerupai ikan mas, ikan nila ini
berasal dari afrika bagian timur di perairan sungai nil, danau tangiya Nigeria.
Jenis ikan ini pada awal berkembangan termasuk kedalam kelompok tilapia
(saratharaodon nilaticu) ikan nila masuk kedalam famili Cichilidae dengan ordo
percomorphi yang memiliki tulang belakang. Selain itu ikan nila memiliki bentuk
pipi, punggug tinggi, pada bagian dada dan sirip ditemukan garis lurus.\ Tempat
hidup Ikan nila biasanya berada pada perairan yang dangkal dengan arus yang
tidak begitu deras, ikan ini tidak suka hidup di perairan yang bergerak
(mengalir),akan tetapi jika dilakukan perlakuan terhadap ikan nila seperti
pengadaptasian terhadap lingkungan air yang mengalir maka ikan nila juga bisa
hidup baik pada perairan yang mengalir. (Djarijah, 2002).
Lingkungan tumbuh (habitat) yang
paling ideal adalah perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14°C – 38 °C,
atau suhu optimal 25°C – 30°C. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari
140°C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas 300°C akan menghambat
pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan
lingkungan hidup. Batas bawah dan batas atas suhu yang mematikan ikan nila
berturut-turut adalah 11-12°C dan 42°C. Keadaan pH air antara 5 – 11 dapat
ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam
keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat
dibudidayakan di perairan payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk
tujuan usaha pembesaran (Rukmana, 1997). Ikan nila hitam (Oreochromis niloticus
bleeker) adalah sejenis ikan konsumsi air tawar, dan kini menjadi ikan peliharaan
yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Genus Oreochromis memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran
yang lebar. Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang
ekstrim sekalipun, karena sering dapat hidup. Ikan ini sangat peridi (mudah
berbiak). Secara alami, ikan nila (dari perkataan ditemukan hidup normal pada
habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak mampuh hidup.
2.4. Pola Pertumbuhan
Ukuran
ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya
lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat
dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan
volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan
juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Alamsyah,
1974). Bentuk tubuh ikan digunakan untuk
mengetahui cara hidup ikan tersebut. Bentuk-bentuk tubuh ikan adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk pipih, terdiri dari dua pipih yaitu pipih
lateral, dimana ikan ini dalam keadaan biasa berenang dengan lambat tetapi bila
datang bahaya atau hal lain mampu berenang dengan cepat dan pipih dorsaventral,
bentuk ikan ini sangat dekat dengan ikan yang hidup di dasar perairan.
2. Bentuk torpedo, bentuk tubuhnya ramping dengan
potongan melintang, badan berbentuk elips.
3. Bentuk tubuh memanjang.
4. Bentuk paruh.
5. Bentuk tubuh membulat.
6. Bentuk tubuh pita.
7. Bentuk kombinasi (Djuandha,1980).
Pengukuran
berat dari berbagai penimbangan ikan yang paling tepat adalah dengan
menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung, adapan keuntungan yang
dimiliki dari kedua timbangan ini adalah bekerjanya lebih teliti, pengaruh dari
luar seperti angin dapat dikurangi, serta pendugaan pertama terhadap berat ikan
yang ditimbang tidak perlu dilakukan, karena secara langsung dapat menunjukkan
beratnya. (Abdul, 1985).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Tempat
dan Waktu Praktikum
Kegiatan Praktikum
Biologi Perikanan dilaksanakan pada tanggal 22 april 2017 dan bertempat di pantai Desa Tuada, Kecamatan Jailolo, Kabupaten
Halmahera Barat pada pukul 09.30-.10.02 WIT.
Gambar
2. Peta Lokasi Praktikum
3.2.Alat
dan Bahan Praktikum
Alat dan Bahan yang digunakan selama Praktikum di
lokasi pantai tanjung pejuang dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut ;
Tabel 1. Alat
dan Bahan
No
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Mistar 1 buah
|
Mengukur Panjang Ikan
|
2
|
Timbangan 1
|
Menimbang Berat Tubuh
Ikan
|
3
|
Ikan (nila) 30 Ekor
|
Sebagai Objek Praktikum
|
4
|
Kertas HVS
|
Pengalas ikan
|
5
|
Alat Tulis
|
Menulis Data
|
6
|
Tisu
|
Pembersih lender pada piring timbagan
|
7
|
Hp/kamera
|
Dokumentasi
|
3.3.Metode
Pengambilan Data
Pengukuran panjang
total dengan menggunakan mistar di mulai dari ujung mulut sampai ujung ekor .
pengukuran panjang total dan berat tubuh dilakukan pada tiap-tiap individu.
Penimbangan berat tubuh dengan menggunakan timbangan duduk dengan kapasitas 10
kg . penimbangan berat di lakukan dengan memperhatikan. Prosedur kerja pada praktikum hubungan panjang berat
adalah sebagai berikut :
·
Ketelitian dalam membaca angka/skala.
·
Membersihkan kotoran yang menempel pada
ikan sebelum di timbang
·
Piring timbangan yang sudah banyak
lendir ikan harus di bersihkan
·
Menyiapkan ikan nia Sebagai
sampel Melakukan pengukuran panjang dan berat dengan menggunakan mistar dan
Timbangan
·
Mencatat hasil pengukuran panjang dan berat.
3.4.Metode
Analisis Data
3.4.1.Distribusi
ukuran
Hasil pengukuran
panjang total dan berat tubuh selanjutnya dilakukan analisis distribusi frekuensi
dengan mengikuti pedoman berrikut (Hasan,2002):
·
Mengurutkan data dari yang terkecil ke
yang terbesar
·
Menentukan jangkauan (range) dari data (jangkauan =
dataterbesar-data terkecil)
·
Menentukan banyaknya kelas (k) :
Banyaknya
kalas di tentukan dengan rumus sturgess
:
K=1 + 3,3 log n
Keterangan: K=banyaknya
kelas
n=banyaknya
data
·
Menentukan batas bawah kelas pertama.
Batas bawah kelas pertama biasanyadipilih
dari data terbesar atau data terkecil yang berasal dari pelebaranjangkauan (
data yang lebih kecil dari data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari
panjang interval kelasnya.
3.4.2.Pola
pertumbuhan
Untuk menghitung hubungan panjang total dan berat tubuh dari
ikan sorihi digunakan formula yang di kemukakan oleh Teissier(1960),Ricker
(1975) dalam Effendie (1979),sebagai berikut:
Keterangan: W= berat tubuh (gr)
L= panjang tota l(mm)
a dan b adalah konstanta
Estiminasi parameter a dan b di peroleh dengan cara
merubah persamaan tersebut ke dalam bentuk aditif melalui transformasi
logaritma sehingga berbentuk persamaan linier sederhana yaitu:
Log w = Log a+b Log L
Teknik perhitungan selanjutnya seperti
yang di kemukakan oleh Effendie (1979),
untuk melihat apakah model linier regresi tersebut dapat di gunakan sebagai
penduga hubungan berat tubuh dengan panjang total,model di uji dengan analissis
keragaman sebagai berikut :
Tabel 2. Analisis Keragaman Hubungan Panjang total dan
Berat Ikan
Sumber
Keragaman
|
DB
|
JK
|
KT
|
F
|
||
hit
|
05
|
01
|
||||
Regresi
|
N
|
∑XY
|
Jkr
Dbr
|
KTR
KTG
|
|
|
Galat
|
n-2
|
JKT-JKR
|
JKG
Dbg
|
|||
Total
|
n-1
|
∑
Y²
|
|
Kriteria
Pengambilan Keputusan :
Menurut
Ricker (1975) dalam effendie (1979) ,jika nilai b < 3 atau b > 3,
disebut pola pertumbuhan allometrik, dimana pertambahan panjang dan beratnya
seimbang. Korelasi
merupakan istilah yang di gunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara
variabel. Analis korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antar variabel X dan Y. Koefisien korelassi yang di gunakan
adalahkorelasi pearson dengan metode Least
square (Hasan 2000) yaitu:
Sedangkan
untuk mengetahui besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap
naik/turunya (variasi) nilai variabel lainya (variabel Y), di gunakan koefisien
determinasi (Hasan 2000) yaitu:
3.4.3
Faktor kondisi
Salah satu
faktor penting dalam pertumbuhan adalah faktor kondisi atau indeks ponderal.
Sering pula disebut faktor K. Faktor ini menunjukkan keadaan balik dari ikan
yang dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Dalam
penggunaanya secara komersil, kondisi ini memiliki arti kualitas dan kuantitas
daging ikan yang tersedia untuk dapat dimanfaatkan atau dimakan. Jadi kondisi
disini berarti memberikan keterangan secara biologis maupun komersial
(Effendie, 1997). Selama dalam
masa pertumbuhan, tiap pertambahan berat material ikan akan bertambah panjang
dimana perbandingan liniernya akan tetap. Dalam hal ini, berat ikan yang ideal
dianggap sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan berlaku untuk ikan kecil
maupun besar. Bila terdapat perubahan berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang
atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan tadi ( Effendie,
1997).
Faktor
kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokkan ikan dengan angka
(Lagler,1961 dalam Effe1979).Faktor kondisi yang di hitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana: K = faktor kondisi
W = Berat rata-rata yang sebenarnya(gr)
= Panjang rata-rata
yang sebenarnya(mm)
105 = konstanta
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Praktikum
Kelurahan tuada merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di wilayah kabupaten pulau jailolo Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. dengan luas
wilayah 333.2 km2.
Secara administrasif Kelurahan tuada berbatsan
dengan Kelurahan todowonggi di bagian barat, (Samiun, 2006). Pantai tuada memiliki
topografi perairan yang landai karena berhubungan dengan daerah lain secara
terbuka. Perairan tersebut juga memilki subsrat dasar yang bervariaasi seperti
subsrat pasir berlumpur, pasir berkarang dan lumpur berpasir. Adanya kondisi subsrat yang bervariasi ini
menyebabkan perairan tuada memiliki
berbagai jenis sumber daya hayati.
Dari hasil di lapangan, praktikum di
lakukan pada tempat wisata pantai tanjung pejuang, yang ada di Kelurahan tuada kec. Jailolo Barat Yang
terletak di bagian kelurahan kecamatan tuada merupakan tempat pariwisata yang dekat dengan pemukiman penduduk tempat tersebut sering di kunjungi oleh berbagai wisatawan yang dating
untuk berkunjung atau refresing karna tempat ini memiliki kedudukan yang
strategis serta memiliki pemandangan yang sangat indah. dan juga
terdapat beberapa jenis tumbuhan seperti mangrove dan lamun. Sedangkan di
bagian Selatan yang jauh dari pemukiman terdapaat perkebunan kelapa penduduk.
Gambar 3.
Panta Tuada Kecamatan Jailolo
4.2. Struktur Ukuran
Berdasarkan kelas
pengukuran panjang ikan
nila (Oreochromis niloticus) diperoleh ukuran panjang ikan terendah dengan nilai 123 mm atau 12,3 cm sedangkan nilai
panjang tertinggi pada nilai 170
mm atau 17 cm. Selanjutnya kelas pengukuran berat tubuh ikan nila
dengan berat terendah 37
gr sedangkan berat tertinggi pada nilai 138 gr. Adapun
hasil distribusi untuk kelas berat ikan nila hitam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Distribusi Ukuran panjang ikan nila
Selang Kelas (mm)
|
Batas Kelas (mm)
|
Xi
|
Fi
|
123-130
|
122,5-130,5
|
126.5
|
12
|
131-138
|
130,5-138,5
|
134.5
|
7
|
139-146
|
138,5-146,5
|
142.5
|
8
|
147-154
|
146,5-154,5
|
150.5
|
2
|
155-162
|
154,5-162,5
|
158.5
|
0
|
163-170
|
162,5-170,5
|
166.5
|
1
|
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Panjang Ikan Nila
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa banyaknya jumlah ikan pada kelas
panjang total terbesar didapat pada kelas ukuran 123 – 130 mm sebanyak 12
individu sementara yang terendah pada kelas panjang total 163 – 170 mm sebanyak
1 individu ikan.
Tabel 4.
Distribusi Ukuran Berat
Selang Kelas (gr)
|
Batas Kelas (gr)
|
Xi
|
Fi
|
Gambar 5.
Distribusi Ukuran Berat Ikan Nila
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa banyaknya jumlah ikan pada kelas
berat ikan terbesar didapat pada kelas berat 37 – 53 gr sebanyak 22 individu
sementara yang terendah pada kelas panjang total 122 – 138 mm sebanyak 1
individu ikan.
4.3. Pola Pertumbuhan
Hubungan panjang berat ikan nila (Oreochromis
niloticus) yang
diperoleh dari pasar higienis Ternate mengikuti persamaan: W = 5,5x10-6L3,39,
dengan koefisien determinasi (R2) = 0,935 . Hasil, sehingga didapat
nilai b adalah 3,39. Setelah dilakukan
ujit pada selang kepercayaan95%, diputuskan bahwa nilai b sebesar 3,39 bersifat
allometrik positif. Berdasarkan persamaan diatas dapat
dijabarkan dalam bentuk grafik hubungan panjang berat tersebut lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar grafik garis hubungan panjang berat dibawah ini.
Gambar 6. Pola Pertumbuhan
Koefiisien (r)
merupakan salah satu bentuk persamaan yang digunakan untuk melihat tingkat
keeratan hubungan antara dari dua variabel yang saling keterkaitan dalam hal
ini keterkaitan panjang dan berat maupun sebaliknya dari hasil pengukuran yang
kemudian di anlisis lebih lanjut diperoleh bahwa hubungan panjang dan berat
tubuh ikan nila (Oreochromis
niloticus) cukup
saling memiliki keeratan dimana nilai r
yang didapatkan sebesar 0,967
(mendekati 1). hasil analisis
keragaman hubungan panjang berat yang didapatkan menunjukan bahwa nilai F
hitung ˃ F
tabel baik pada taraf 5% maupun 1% dimana F hitung 405,1045 ˃ F tabel 0,05 (4,35)
dan F tabel 0,01 (8,1) menunjukan bahwa adanya pengaruh pertambahan
panjang dengan berat dari nila (oreochromis nilotikus) Hubungan panjang berat sangat penting dalam menduga
suatu populasi sedangkan model pertumbuhan dirancang khusus untuk menerangkan
dan menduga peruubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu populasi dari waktu
ke waktu.Anderson and Gutreuter (1983)
dalam Uneputty (1989)
mengemukakan bahwa perhitungan panjang dan
berat adalah tahap permulaan atau sebagai landasan penelitian untuk mendapatkan
cara pengelola suatu sumberdaya
perikanan.dengan mengetahui panjang dan
berat suatu organisme maka dapat di upayakan tindakan pengelolaan atau
manajemen terhadap organisme tersebut baik dalam kegiatan eksploitasi maupun
pengembangan budidaya (Soeseno,1984)
model
perrsamaan ini mengandung arti pertumbuhan panjang disertai dengan pertumbuhan
berat tubuh. panjang disertai dengan pertumbuhan berat tersebut kemungkinan
disebabkan oleh adanya makanan yang tersedia dalam suatu perairan.Brotowidjojo dkk (1995) mengemukakan bahwa semakin
banyak makanan yang diperoleh oleh biota
dalam suatu perairan semakin baik pula pertambahan panjang dan
beratnya,sehingga menyebabkan pertumbuhan optimal.Selain itu juga lingkungan
perairan yang optimal dapat mendukung akktivitas pertumbuhan dan kelangsungan
hidup biota perairan (Soeseno,1984).
Koofisiien
korelasi (r) digunakan untuk melihat
sejauh mana keeratan hubungan dari dua variabel
panjang dan berat,(Prajitno 1985 dan, 1983).Hasil koofisien korelasi
yang didapatkan yaitu 0,3710.Menurut Byrkit dan Moore (1975) dalam leatterrnia
(1995) bahwa bila harga (r) mendekati 1
atau kurang dari 1 berarti huubuungan antara kedua variabel yang diamati cukup erat
dan apabila dilihat menurut koefiisien korelasi bahwa nilai (r) yang didapat menunjukan hubungan
linier antara panjang dan berat merupakan korelasi kuat.
Pola pertumbuhan adalah pertambahan panjang
berat dalam suatu waktu tertentu, akan
tetapi pertumbuhan itu sendiri merupakan prooses biologi yang kompleks
dimana faktor yang
mempengaruhinya dari
dalam maupun dari luar seperti
ukuran, umur,
makan, kualitas air dan jenis kelamin
(Efffendi,1997). Ditambahkan
pula
bahwa semakin jumlah – jumlah makanan dan kualitas air maka semakin baik.
4.4.Faktor
Kondisi
Faktor
kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dengan angka (lager,
1961 dalam effendi ,1979) faktor
kondisi dapat di hitung dengan mengunakan perkalian dari konstanta (105)
yang dikalikan dengan rata -rata berat badan ikan kenudian dibagi dengan
rata-rata panjang total ikan. Dari perhitungan faktor kondisi ikan nila didapat
dengan mengkalikan konstanta (105) dengan rata-rata berat ikan
(52,75) kemudian hasil yang diperoleh dibagi dengan rata-rata panjang total
ikan (135,1) sehingga di peroleh nilai faktor kondisi ikan nila yaitu 2,14
(Lampiran 4). Dari hasil faktor kondisi tersebut maka kondisi ikan nila agak
pipih. Sesuai dengan pernyataan Effendie (1979) bahwa ada criteria untuk
penunjukkan kondisi tubuh ikan yaitu dengan kriteria dengan nilai 2 – 4 menunjukkan bahwa ikan tersebut agak
pipih dan nilai 1 – 3 menunjukkan ikan kurang pipih.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dan menyusun laporan ini, dapat saya simpulkan :
1.
pengukuran panjang ikan nila (Oreochromis
niloticus) diperoleh ukuran panjang ikan terendah dengan nilai 123 mm atau 12,3 cm sedangkan nilai
panjang tertinggi pada nilai 170
mm atau 17 cm. Selanjutnya kelas pengukuran berat tubuh ikan nila
dengan berat terendah 37
gr sedangkan berat tertinggi pada nilai 138 gr. jumlah ikan pada kelas panjang total terbesar didapat
pada kelas ukuran 123 – 130 mm sebanyak 12 individu sementara yang terendah
pada kelas panjang total 163 – 170 mm sebanyak 1 individu ikan. Sedangkan pada
kelas berat ikan terbesar didapat pada kelas berat 37 – 53 gr sebanyak 22
individu sementara yang terendah pada kelas panjang total 122 – 138 mm sebanyak
1 individu ikan.
2.
Hubungan panjang berat ikan nila (Oreochromis
niloticus) yang
diperoleh dari pasar higienis Ternate mengikuti persamaan: W = 5,5x10-6L3,39,
dengan koefisien determinasi (R2) = 0,935 . Hasil, sehingga didapat
nilai b adalah 3,39 yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik
positif.
3.
Faktor
kondisi ikan nila diperoleh sebesar 2,14 yang menunjukkan kondisi ikan nila
agak pipih.
5.2. Saran
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan
organisme yang memiliki pola pertumbuhan yang berbeda-beda sehingga kiranya
harus dilakukan penelitian atau riset
lebih lanjut untuk mengetahui pola pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.
Alamsyah, Z. 1974. Ikhtiologi Sistematika
(Ichtyologi I). PPM. PT. ITB. Bogor. 183 halaman.
Dahlan, Muh. Arifin. 2012. Keragaman
Populasi dan Biologi Reprosuksi ikan nila (Ethynnus
pelamis) 1841) di Selat Makassar sungai dan danau Bone.
Universitas Hasanuddin. Makasar
Effendie, H., 2002.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius; Yogyakarta.
Effendie, I.M., 1979. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor.
Fujaya, Y., 1999. Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.
Prihatini, Ambar. 2006. Analisis Tampilan Biologis ikan nila(oreochromis)
Hasil Panen budidaya ikan nila. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ricker, W.E. 1975. Computation and interpretation of biological statistics
of fish populations. Fish. Res. Bd. Can. Bull. 191: 382 pp.
Yasidi, F.,Aslan L.M, Asriyana., Rosmawati, 2005. Penuntun Praktikum
Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.
Lampiran 1. Data hasil pengukuran panjang total dan
berat ikan nila
No
|
Panjang total L (mm)
|
Berat tubuh W (gr)
|
1
|
123
|
37
|
2
|
125
|
40
|
3
|
125
|
40
|
4
|
126
|
41
|
5
|
126
|
42
|
6
|
127
|
44.5
|
7
|
127
|
45
|
8
|
127
|
45.5
|
9
|
127
|
43.5
|
10
|
13
|
43.5
|
11
|
13
|
46
|
12
|
13
|
47
|
13
|
132
|
48.5
|
14
|
133
|
49.5
|
15
|
134
|
50
|
16
|
135
|
50.5
|
17
|
136
|
51
|
18
|
136
|
51.5
|
19
|
137
|
51.5
|
20
|
139
|
53
|
21
|
139
|
53
|
22
|
14
|
53.5
|
23
|
14
|
55
|
24
|
14
|
57,5
|
25
|
14
|
58
|
26
|
141
|
59
|
27
|
143
|
59.5
|
28
|
147
|
64
|
29
|
148
|
64.5
|
30
|
17
|
138
|
total
|
4053
|
1.539
|
Lampiran
2.
Distribusi panjang total dan berat tubuh ikan nila
·
Distribusi panjang total ikan
Diketahui:
Jumlah data
(n) = 30
Data
terbesar = 170 mm
Data
terkecil = 123mm
1.
= 170 – 123
= 47
2.Menentukan
banyaknya kelas :
3.Menentukan
Panjang Interval Kelas
Selang Kelas (mm)
|
Batas Kelas (mm)
|
Xi
|
Fi
|
123-130
|
122,5-130,5
|
126.5
|
12
|
131-138
|
130,5-138,5
|
134.5
|
7
|
139-146
|
138,5-146,5
|
142.5
|
8
|
147-154
|
146,5-154,5
|
150.5
|
2
|
155-162
|
154,5-162,5
|
158.5
|
0
|
163-170
|
162,5-170,5
|
166.5
|
1
|
·
Distribusi berat badan ikan
Diketahui:
Jumlah data
(n) = 30
Data
terbesar = 138 gr
Data
terkecil = 37 gr
2.
= 138 – 37
= 101
2.Menentukan
banyaknya kelas :
3.Menentukan
Panjang Interval Kelas
Selang Kelas (gr)
|
Batas Kelas (gr)
|
Xi
|
Fi
|
37-53
|
36,5-53,5
|
45
|
22
|
54-70
|
53,5-70,5
|
62
|
7
|
71-87
|
70,5-87,5
|
79
|
0
|
88-104
|
87,5-104,5
|
96
|
0
|
105-121
|
104,5-121,5
|
113
|
0
|
122-138
|
121,5-138,5
|
130
|
1
|
Lampiran 3. Hubungan Panjang (L) dan Berat (W) Ikan nila
No.
|
Berat Ikan (W) gr
|
Panjang Ikan (L) mm
|
Log L
|
Log W
|
Log (L)2
|
Log (W)2
|
Log L x Log W
|
1
|
37
|
123
|
2.0899
|
1.5682
|
4.3677
|
2.4593
|
3.2774
|
2
|
40
|
125
|
2.0969
|
1.6021
|
4.3970
|
2.5666
|
3.3594
|
3
|
40
|
125
|
2.0969
|
1.6021
|
4.3970
|
2.5666
|
3.3594
|
4
|
41
|
126
|
2.1004
|
1.6128
|
4.4116
|
2.6011
|
3.3874
|
5
|
42
|
126
|
2.1004
|
1.6232
|
4.4116
|
2.6349
|
3.4094
|
6
|
44.5
|
127
|
2.1038
|
1.6484
|
4.4260
|
2.7171
|
3.4678
|
7
|
45
|
127
|
2.1038
|
1.6532
|
4.4260
|
2.7331
|
3.4780
|
8
|
45.5
|
127
|
2.1038
|
1.6580
|
4.4260
|
2.7490
|
3.4881
|
9
|
43.5
|
127
|
2.1038
|
1.6385
|
4.4260
|
2.6846
|
3.4471
|
10
|
43.5
|
130
|
2.1139
|
1.6385
|
4.4688
|
2.6846
|
3.4637
|
11
|
46
|
130
|
2.1139
|
1.6628
|
4.4688
|
2.7648
|
3.5150
|
12
|
47
|
130
|
2.1139
|
1.6721
|
4.4688
|
2.7959
|
3.5347
|
13
|
48.5
|
132
|
2.1206
|
1.6857
|
4.4968
|
2.8417
|
3.5747
|
14
|
49.5
|
133
|
2.1239
|
1.6946
|
4.5107
|
2.8717
|
3.5991
|
15
|
50
|
134
|
2.1271
|
1.6990
|
4.5246
|
2.8865
|
3.6139
|
16
|
50.5
|
135
|
2.1303
|
1.7033
|
4.5383
|
2.9012
|
3.6286
|
17
|
51
|
136
|
2.1335
|
1.7076
|
4.5520
|
2.9158
|
3.6432
|
18
|
51.5
|
136
|
2.1335
|
1.7118
|
4.5520
|
2.9303
|
3.6522
|
19
|
51.5
|
137
|
2.1367
|
1.7118
|
4.5656
|
2.9303
|
3.6577
|
20
|
53
|
139
|
2.1430
|
1.7243
|
4.5925
|
2.9731
|
3.6951
|
21
|
53
|
139
|
2.1430
|
1.7243
|
4.5925
|
2.9731
|
3.6951
|
22
|
53.5
|
140
|
2.1461
|
1.7284
|
4.6059
|
2.9872
|
3.7093
|
23
|
55
|
140
|
2.1461
|
1.7404
|
4.6059
|
3.0289
|
3.7350
|
24
|
57.5
|
140
|
2.1461
|
1.7597
|
4.6059
|
3.0964
|
3.7765
|
25
|
58
|
140
|
2.1461
|
1.7634
|
4.6059
|
3.1097
|
3.7845
|
26
|
59
|
141
|
2.1492
|
1.7709
|
4.6191
|
3.1359
|
3.8059
|
27
|
59.5
|
143
|
2.1553
|
1.7745
|
4.6455
|
3.1489
|
3.8247
|
28
|
64
|
147
|
2.1673
|
1.8062
|
4.6973
|
3.2623
|
3.9146
|
29
|
64.5
|
148
|
2.1703
|
1.8096
|
4.7100
|
3.2745
|
3.9272
|
30
|
138
|
170
|
2.2304
|
2.1399
|
4.9749
|
4.5791
|
4.7729
|
Jumlah
|
1582.5
|
4053
|
63.8903
|
51.2349
|
136.0904
|
87.8042
|
109.1977
|
Rata-Rata
|
52.75
|
135.1
|
2.1297
|
1.7078
|
4.5363
|
2.9268
|
3.6399
|
Lampiran
4. Hasil Analisis Koefisien Koralasi dan Determinasi Panjang Berat Ikan nila
-5.50434
3.3865
Determinasi
:
Lampiran
5. Pola Pertumbuhan
Estiminasi parameter a dan b di peroleh dengan cara
merubah persamaan tersebut ke dalam bentuk aditif melalui transformasi
logaritma sehingga berbentuk persamaan linier sederhana yaitu:
Diketahui :
a = - 5,50434
b = 3.386509
maka:
Log w = Log a+b Log L
Lampiran
6.
Analisis Keragaman Hubungan Panjang Berat
Sumber Keragaman
|
Db
|
JK
|
KT
|
F
|
||
hit
|
0.5%
|
0.1%
|
||||
Regresi
|
1
|
|
|
405.1045
|
4.35
|
8.1
|
Galat
|
28
|
0.01963
|
0.000701
|
|||
Total
|
29
|
|
|
|
|
|
Kriteria
penentuan:
Nilai
b dinyatakan allometrik positif
Lampiran 7. Hasil Analisis Faktor Kondisi .
Lampiran 8.
Dokumentasi.
Ikan nila
Timbanagan
alat pengukur berat ikan ikan
Mistar
alat pengukur panjang ikan
Alat praktikum
Pengkuran
Panjang Ikan Nila
Kamera
sebagai Dokumentasi
Permisi ya kak Admin ^^
BalasHapusituBola - ituBolaonline - Bandar Bola - Casino Online - Baccarat - Dragon Tiger - Roulette - Sicbo - BlackJack
Ayo Pasang Taruhanmu Sekarang di ItuBola
Agen Judi Bola & Casino Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
Minimal Deposit Rp. 25.000,- Dan untuk minimal Withdraw Rp. 50.000,-
Proses Deposit & Withdraw Yang Tercepat.
Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.
( Taruhan Bola )
( Baccarat )
( Sicbo )
( Roulette )
( Dragon Tiger)
( Blackjack )
=> Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
=> Customer Service 24 Jam Nonsto
=> Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
Kontak Kami
LINE : itubola757
WECHAT : itubolanet
WHATSAPP :+85517696120
TELEGRAM : Itu Bola / +85517696120
Link Alternatif
ituBola Online
Agen Taruhan Judi Teraman, Situs Taruhan Judi Teraman, Agen JudiBola, Agen Judi Bola Online, Agen Bola Online, Agen Sportsbook, Judi Casino, Agen Judi Casino, Agen Casino Online, Agen Live CasinoTerpercaya