PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
TUGAS
PEMANFAATAN BIOFLOK PADA BUDIDAYA
UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
Oleh :
TAUFIQ
ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada budidaya udang secara intensif, penggunaan pakan komersial untuk
memenuhi kebutuhan nutrien dalam pertumbuhan udang merupakan salah satu
permasalahan yang sampai saat ini sering dikeluhkan pembudidaya. Selain
penggunaannya cukup tinggi juga harga pakan yang cukup mahal sehingga
meningkatkan biaya operasional. Pemberian pakan yang berlebihan berdampak pada
menurunnya kualitas air di tambak. Menurut Wilson (2000), kandungan protein
yang tinggi pada pakan diperlukan untuk sumber energi utama dan pertumbuhan
udang. Sementara itu, pemberian pakan pada udang tidak seluruhnya dimanfaatkan
udang, karena hanya sekitar 30%-50% yang digunakan dalam metabolisme tubuh,
sisanya menumpuk di dasar tambak menjadi limbah yang bersama buangan metabolit
udang menjadi masalah karena protein dari pakan yang terlarut secara tidak
langsung dapat menurunkan kualitas air terutama tingginya konsentrasi amonia.
Burford et al. (2003) dan Schneider et al. (2005) melaporkan bahwa amonia
meningkat karena terjadi transformasi nitrogen dari limbah pakan dan metabolit
pada proses amonifikasi oleh mikroba pengurai bahan organik. Di tambak,
kandungan amonia yang melebihi ambang batas (>0,1 mgL-1) dalam waktu
tertentu dapat mematikan udang budidaya.
Salah satu upaya
mengurangi konsentrasi amonia di tambak adalah menumbuhkan bakteri heterotrop
dengan menambahkan C-organik tersedia (Burford et al., 2004; Schneider et al.,
2005). Penambahan C-organik dengan molase pada tambak udang intensif dapat
menjaga keseimbangan karbon dan nitrogen dan proses perombakan amonia oleh
bakteri lebih cepat. Menurut Burford et al. (2003), bakteri heterotrof dapat
memanfaatkan amonia (NH3-N) terutama merombak protein dan deaminasi asam amino.
Kepadatan bakteri heterotrof yang cukup tinggi bersama organisme lainnya
seperti plankton, fungi, protozoa, ciliata, nematoda, partikel, koloid, polimer
organik, dan kation akan membentuk flok yang saling berintegrasi dalam air
untuk tetap bertahan dari segala perubahan kualitas air (Jorand et al., 1995; De Schryver et al., 2008).
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah
ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan bioflok pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Menurut
Wybanet et al (2000), klasifikasi udang vannamei sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum :
Anthropoda
Kelas :
Crustacea
Ordo :
Decapoda
Famili :
Penaidae
Genus :
Litopenaeus
Spesies
: Litopenaeus vannamei
B. Morfologi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Bagian tubuh udang vannamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan
dada (cephalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vannamei terdiri dari antenula, antena, mandibula, dan sepasang
maxillae. Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan
(periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Bagian
abdomen terdiri dari 6 ruas dan terdapat 6 pasang kaki renang (pleopod) serta
sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson.
Gambar Morfologi udang vannamei (Litopenaeus
vannamei)
C. Bioflok
Bioflok adalah pemanfaatan bakteri pembentuk flok (flocs forming
bacteria) untuk pengolahan limbah. Tidak
semua bakteri dapat membentuk bioflok
dalam air, bakteri pembentuk flok dipilih dari genera bakteri yang non
pathogen, seperti dari genera Bacillus hanya dua spesies yang mampu membentuk
bioflok. Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflok adalah kemampuannya
untuk mensintesa senyawa Polihidroksi alkanoat (PHA), terutama yang spesifik
seperti poli β‐hidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer
untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk bioflok
(Aiyushirota, 2009).
Bioflok terdiri atas
mikroorganisme (bakteri, ragi, fungi, protozoa, fitoplankton) dan limbah. Komposisi organisme dalam flok akan
mempengaruhi struktur bioflok dan kandungan nutrisi bioflok (Izquierdoet al.,
2006; Ju et al., 2008) dengan ukuran bervariasi
kisaran 100 - 1000 μm (Azim dan Little., 2008; de Schryver et al.,
2008).
Bakteri
yang mampu membentuk bioflok diantaranya:
·
Zooglea ramigera
·
Escherichia intermedia
·
Paracolobacterium aerogenoids
·
Bacillus subtilis
·
Bacillus cereus
·
Flavobacterium
·
Pseudomonas alcaligenes
·
Sphaerotillus natans
·
Tetrad dan Tricoda
D. Manfaat Penerapan Bioflok
Dalam penelitian Gunarto
dkk., (2012) tentang Budidaya Udang Vaname Pola Intensif Dengan Sistem Bioflok
Di Tambak menunjukan hasil yang baik, yaitu nilai konversi pakan tinggi dan meningkatnya jumlah udang yang hidup
di tambak perlakuan dari pada udang yang berada di
tambak kontrol yang diupayakan tidak tumbuh
bioflok.
Dalam penelitian Dahlan
dkk., (2017) tentang Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang
Dikultur pada Sistem Bioflok dengan Penambahan Probiotik menghasilkan suatu kesimpulan bahwa penggunaan
sistem bioflok dengan penambahan probiotik meningkatkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan udang vaname.
Dalam penelitian
Pantjara dkk., (2012) tentang Pemanfaatan Bioflok Pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei ) Intensif menunjukan bahwa pemanfaatan bioflok pada
budidaya udang vaname intensif meningkatkan produksi, mengurangi penggunaan pakan, menstabilkan
kondisi dan mempertahankan kesehatan udang serta memberi keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan budidaya
udang vaname tanpa bioflok.
Dalam penelitian Ma’in
dkk., (2013) tentang Kajian Dampak Lingkungan Penerapan Teknologi Bioflok Pada
Kegiatan Budidaya Udang Vaname Dengan
Metode Life Cycle Assessment juga menunjukan hasil yang baik pula, yaitu kegiatan
budidaya udang vaname dengan teknologi bioflok mampu meminimalir limbah
budidaya, mengurangi penggunaan air dan efisiensi lahan dengan kepadatan
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari
penyusunan makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan bioflog
pada budidaya udang Vaname (litopenaeus vannamei) menunjukan hasil yang
baik yaitu nilai konversi pakan tinggi, pertumbuhan & kelangsungan hidup tinggi, mempertahankan kesehatan
ikan, meminimalir limbah budidaya, mengurangi penggunaan air dan
efisiensi lahan, serta
meningkatkan produksi.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan
dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat kami ungkapkan. Jika ada
kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu kami meminta kritik
dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk pengintrospesikan
diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical