PENYULUHAN & KOMUNIKASI PERIKANAN : Review jurnal
TUGAS
PENYULUHAN
& KOMUNIKASI PERIKANAN
Oleh :
TAUFIQ
ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2017
Jurnal 1 :
PERAN KOMUNIKASI
DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT PESISIR (PMP) DI
KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Oleh : Cawalinya Livsanthi Hasyim dan
Elisabeth Cory Ohoiwutun
Jurnal 2 :
PERAN KOMUNIKASI TENAGA PENYULUH LAPANGAN DALAM BUDIDAYA IKAN
DI KERAMBA DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU
Oleh :
JUMRIANSYAH
PERBEDAAN :
Jurnal 1 : Menjelaskan
tentang peran komunikasi dalam keberhasilan program kegiatan Penyuluhan.
Jurnal 2 : Menjelaskan
tentang peran komunikasi untuk seorang penyuluh dalam menyampaikan pesan atau
informasi dengan benar.
Jurnal 1 :
PERAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT
PESISIR (PMP) DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Oleh
Cawalinya Livsanthi
Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
TEORI :
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk
mengubah perilaku individu lain (audiens). (Hovland, Janis & Kelly. 1953
dalam Jumriansyah, 2015). Berelson dan Steiner, 1964 menjelaskan komunikasi adalah
proses penyampaian pesan informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain.
Nelayan Tradisional
Nelayan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan (UU RI No. 45 Tahun 2009 Tentang
Perikanan). Nelayan tradisional adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan dengan cara atau alat yang sangat sederhana.
Program Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP)
Program Pembangunan Masyarakat
Pesisir (PMP) merupakan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
International Fund for Agricultural Development (IFAD). Program ini dimaksudkan
untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat
dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
METODE :
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kinerja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program
pengembangan pembangunan masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara
Sasaran Penilaian
Program pemberdayaan pembangunan
yang dapat dikomunikasikan untuk menghadapi permasalahan masyarakat pesisir yakni
peningkatan keterampilan nelayan dalam menggunakan teknologi penangkapan,
mampu mengelola hasil tangkapan tersebut
dan peningkatan kemampuan manajemen usaha, pemasaran produk serta membangun jejaring (network) dengan mitra
usaha guna memperluas usaha tersebut.
Lokasi
Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada Desa Letvuan untuk kelompok
pengolahan rumput laut, Desa Namar untuk kelompok penangkapan ikan dan Desa
Ohoidertutu untuk kelompok pengolahan ikan. Penelitian dilakukan selama satu
tahun dengan tahapan tahapan sebagai berikut: survei awal, pengumpulan data,
pengolahan data dan pelaporan.
Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung
melalui wawancara mendalam dengan alat bantu kuesioner terhadap pihak - pihak
yang terlibat, yaitu masyarakat pesisir dan instansi yang terkait dengan obyek
penelitian. Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan studi pustaka
(library research) pada tesis, jurnal ilmiah, internet, dan menggunakan
informasi-informasi yang dihasilkan oleh instansi yang terkait dengan obyek
penelitian.
Penentuan Responden
Penentuan responden dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan
persyaratan bahwa responden adalah pelaku (individu, atau lembaga) yang
memengaruhi pengambilan kebijakan, baik langsung maupun tak langsung terhadap
peran komunikasi dalam pengembangan pemberdayaan nelayan tradisional pada
masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara.
Responden berjumlah tiga puluh
responden yang terdiri dari Dinas Kelautan dan kelompok - kelompok usaha
perikanan di Ohoi Letvuan, Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu
HASIL :
Keunggulan
Program Pembangunan Masyarakat
Pesisir (PMP) dapat meningkatan keterampilan nelayan dalam menggunakan
teknologi penangkapan, mampu mengelola
hasil tangkapan tersebut dan peningkatan kemampuan manajemen usaha, pemasaran
produk serta membangun jejaring (network)
dengan mitra usah.
Kelemahan
Program Pembangunan Masyarakat
Pesisir (PMP) tidak sepenuhnya berhasil seperti fenomena yang berlangsung di
salah satu desa yakni Ohoi Namar yakni kerja sama antara nelayan dengan
penyuluh/pendamping dalam pengelolaan kelestarian sumberdaya laut, dalam hal
ini bantuan berupa alat penagkapan serta cara penggunaannya. Akan tetapi, masih
belum ada pengawasan dari pihak terkait untuk area penangkapan di Ohoi Namar.
Seperti pada hasil wawancara
dengan Bapak Abner Ohilira yang merupakan ketua kelompok pengkapan ikan “Kump.
Kakap”: “Kami butuh pengawasan di area
penangkapan ikan karena masih ada yang menggunakan pengeboman dalam mencari
ikan, sehingga karang-karang hancur dan kami tidak bisa menangkap ikan yang
banyak.”.
Keluhan lainnya terjadi pada
kelompok pengolahan rumput laut dan kelompok pengolahan abon ikan.
Ibu Yohana yang merupakan Ketua
Kelompok Pengolahan Rumput Laut “ Vat-Vat Kanew” di Ohoi Letvuan mengatakan
bahwa “pergantian pendamping/penyuluh
membuat kurangnya komunikasi dan kami harus beradaptasi lagi dengan pendamping
baru”. Setiap kegitaan penyuluhan yang dilakukan selalu di dampingngi oleh
penyuluh/pendamping yang baru.
Ketua Kelompok Pengolahan Abon
Ikan “ kump. Melati” di Ohoi
Ohoidertutu, Ibu Evelina, mengatakan
bahwa: “belum ada tempat untuk memasarkan
produk kami.”
Tantangan
Kinerja pelaksanaan program
pengembangan pembangunan masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara dapat
dikatakan belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh program yang dilakukan
terhadap usaha kelompok tidak sampai pada tahap akhir, yaitu pemasaran hasil
penjualan.
Sementara itu, pemerintah atau
instansi terkait sebaiknya melakukan pengawasan dalam hal fishing ground atau
area penangkapan ikan dan alat penangkapan ikan yang digunakan. Selain itu,
dalam kegiatan penyuluhan yang selalu dilakukan, itu sebaiknya selalu
menggunakan tenaga penyuluh/pendamping yang sama dengan kata lain,
penyuluh/pendamping tidak terlalu sering diganti – ganti.
Jurnal 2 :
PERAN KOMUNIKASI TENAGA PENYULUH LAPANGAN DALAM BUDIDAYA IKAN DI
KERAMBA DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU
Oleh
JUMRIANSYAH
TEORI
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk
mengubah perilaku individu lain (audiens). (Hovland, Janis & Kelly. 1953
dalam Jumriansyah, 2015). Berelson dan Steiner, 1964 menjelaskan komunikasi
adalah proses penyampaian pesan informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain.
Definisi Tenaga Penyuluh Lapangan
Penyuluhan menurut Everet M.
Rogers adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan
berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi (penemuan) (Ninik Sri Rejeki
dan Anita Herawati, 1999).
Menghindari ini semua, dalam penyuluhan pertanian perikanan perlu
dilakukan perencanaan terlebih dahulu, sehingga proses penyuluhan pertanian
perikanan untuk membantu petani nelayan mencapai tujuannya dapat terlaksana
dengan baik, dengan menghilangkan faktor penghambat yang kemungkinan besar
dapat terjadi dalam komunikasi. Tampak peran komunikasi amat besar dalam
kegiatan penyuluhan yang akan mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan
dan evaluasinya. Berdasarkan pendapat Havelock dan Daud (2011) Peran Penyuluh
Pertanian perikanan adalah sebagai berikut :
1. Komunikator
: Kemampuan penyuluh dalam menyampaikan infomasi kepada petani dengan bahasa
yang muda dimengerti, menyampaikan pikiran dengan jelas, menjelaska dan
mengklarifikasi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh petani dengan menggunakan metode, media dan alat bantu dengan cara yang
tepat guna.
2. Fasilitator
: Penyuluh, bukan gru dan tidak menggrui; saling belajar, saling berbagi
pengalaman, memfasilitasi proses kegiatan petani, memfasilitasi untuk
memperoleh sumber informasi (inovasi baru), sumber modal dan lain-lain untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Motivator
: kemampuan penyuluh untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan petani,
medorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku kelompok sasaran
(petani) agar mau mengemukakan pendapat, keinginan dan pengetahuan dan masalah
yang dihadapinya.
Budidaya Ikan di Keramba
Budidaya ikan adalah salah satu
cara untuk mengembang biakkan di keramba di semua daerah. Budidaya ikan dalam
keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi
keluarga.khususnya untuk daerah daerah yang dekat dengan perairan untuk
(sungai, danau dan rawa). Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam
membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang
dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan
tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan ukuran
ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan
anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil.
METODE
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
dalam penuyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu
menurut Kriyantono (2006) penelitian yang berusaha menggambarkan atau
melukiskan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
Fokus Penelitian
Fokus peneliti adalah peran komunikasi tenaga penyuluhan dalam budi daya
ikan, dalam hal ini sebagai :
a. Fasilitator.
b. Komunikator.
c. Motivator.
Metode Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yaitu penelitian
langsung kelapangan dengan cara:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang valid.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Wawancara dimaksudkan sebagai upaya memperoleh
informasi dari orang yang diwawancarai (informan).
Data sekunder yaitu Library Research, yaitu penelitian
kepustakaan, dimana di dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari
literatur dan mempelajari buku-buku petunjuk teknis serta teori-teori yang
dapat digunakan sebagai bahan penelitian skripsi ini.
HASIL :
Keunggulan
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator petugas penyuluh
lapangan memberikan pesan – pesan dan pengetahuan yang bertujuan untuk mendidik
masyrakat petani budidaya perikanan
dalam meningkatkan pengenalan lingkungan perairan.
2. Komunikator
Sebagai komunikator petugas penyuluh
lapangan berperan sebagai penyebaran pesan dan informasi dengan mengadakan
pertemuan dan mendampingi petani budidaya ikan.
3. Motivator
Sebagai motivator petugas penyuluh
lapangan berperan dalam mendorong dan meningkatkan penyampaian pesan dan informasi atau lebih
tepanya memotivasi petani usaha budidaya perikanan untuk maju mulai.
Kelemahan
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator petugas penyuluh
lapangan hanya memberikan pesan – pesan dan pengetahuan, tetapi tidak mencoba
membimbing bagaimana cara melakukannya akibatnya sebagian dari petani
menganggap hal itu sebagai info lewat saja tanpa adanya praktek mencoba
belajar.
2. Komunikator
Sebagai komunikator petugas penyuluh
lapangan berperan sangat baik dalam penyebaran pesan dan informasi sehingga
tidak terdapat kelemahan.
3. Motivator
Sebagai motivator petugas penyuluh
lapangan berperan sangat baik dalam penyebaran pesan dan informasi sehingga
tidak terdapat kelemahan.
Tantangan
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator petugas penyuluh
lapangan sebaiknnya tidak hanya memberikan pesan – pesan dan pengetahuan,
tetapi juga memberikan bimbingan bagaimana cara melakukannya agar sebagian
petani tidak menganggap hal itu sebagai info lewat saja. Dengan demikian peran
penyuluh sebagai fasilitator ini sangat berjalan efektif.
2. Komunikator
Sebagai komunikator petugas penyuluh
lapangan berperan sangat baik dalam penyebaran pesan dan informasi. Hal ini
menjadi tantantangan bagi komunikator untuk menjaga prestasi tersebut.
3. Motivator
Sebagai motivator petugas penyuluh
lapangan berperan sangat baik dalam meningkatkan penyebaran pesan dan
informasi. Hal ini menjadi tantantangan bagi komunikator untuk menjaga prestasi
tersebut.
Komentar
Posting Komentar