makalah : pengawasan & pengendalian ( controling )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman yang
bermanfaat bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan danpengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Ternate, 25 februari 2016
Penyusun
BABI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu
organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan
Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses
pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Suatu
Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses
pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi
kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada
alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan
yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
Seperti hanya pada mobil,anda menekan gas,maka mobil anda akan berjalan
lebih cepat.Putarlah setir anta maka mobil akan berganti arah.tekan pedal
rem,maka mobil pun akan segera berhenti atau melaju secara perlahan. Dengan
segala perangkat ini,anda mengendalikan arah dan kecepatan: jika beberapa
diantaranya tidak berfungsi, mobil tidak akan melakukan apa yang anda inginkan.
Dengan kata lain,mobil tersebut berada diluar kendali. Sebuah Organisasi juga
harus dikendalikan; yaitu perangkat harus berda pada tempatnya untuk memastikan
bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai. Akan tetapi pengendalian organisasi
lebuh rumit daripada menegemudikan sebuah mobil.
B.
Perumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai
pembahasan-pembahasan tentang pengawasan dan pengendalian, antara lain :
1.
Dasar-Dasar Proses Pengawasan
2.
Pengertian Pengawasan
3.
Tipe-Tipe Pengawasan
4.
Tujuan dari Fungsi Pengawasan
5.
Tahap-Tahap Pengawasan
6.
Pentingnya Pengawasan
7.
Perancangan Proses Pengawasan
8.
Bidang-Bidang Pengawasan Strategik
9.
Alat Bantu Pengawasan Manajerial
10.
Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif
11.
Pengertian Pengendalian
12. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
13. Arti Penting Pengendalian
14. Faktor-faktor yang menciptakan kebutuhan akan pengendalian
15. Eleman-elemen System Pengendalian
16. Metode Pengendalian
17. Jenis-jenis Metode Pengendalian
18. Karakteristik Sistem Pengendalian yang Efektif
19. Masalah dalam Penetapan Sistem Pengendalian yang Efektif
BAB II
PEMBHASAN
A.
Dasar-Dasar Proses Pengawasan
Kasus-kasus
yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu
penugasan, tidak ditepatinya waktu penyeslesaian (deadline),suatu anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Ada banyak
sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara lain evaluating,
appraising, atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak digunakan karena
lebih mengadung konotasi yang mencakup penetapan standar,pengukuran
kegiatan,dan pengambilan tindakan korektif.
B.
Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen
bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan
standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk
melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien
mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa
yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan
suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang
manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai
dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi
juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan
yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya
pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau
mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma,
standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Schermerhorn (2002) menyatakan pengawasan adalah proses dalam menetapkan
ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling
is the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results.
Stoner,Freeman,&Gilbert (1995) menyatakan pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan . the process of ensuring that actual activities conform
the planned activities.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system
informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
C.
Tipe-Tipe Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi
3 Tipe pengawasan yaitu :
1.
Pengawasan Pendahuluan (preliminary
control).
Pengawasan pendahuluan atau
feedforward controls. Pengawasan pendahuluan , atau sering di sebut steering
controls. Dirancang untuk mangantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu di selesaikan .
Pengawasan yang
terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan
penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum
penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya
manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan
berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen
menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan
yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak
diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka
kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakanmasamendatang.Pengawasan
pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan
pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan
pendahuluan sumber-sumber daya financial.
2.
Pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control)
Pengawasan yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan atau concurrent control. Pengawsan ini, sering di
sebut pengwasan “ya-tidak”, scereening control atau “berhenti-terus”,dilakukan
selama suatu kegiatan berlangsung.
Pengawasan yang
terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung
guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control
terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan
pekerjaan para bawahan mereka.Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan
para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
·
Mengajarkan para bawahan mereka
bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
·
Mengawasi pekerjaan mereka agar
pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3.
Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan umpan balik atau feedback
control. Pengawasan umpan balik, juga dikenal sebagai past-action controls ,
mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah di selesaikan.
Pengawasan Feed Back
yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode
pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
·
Analysis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis)
·
Analisis Biaya Standar (Standard Cost
Analysis)
·
Pengawasan Kualitas (Quality Control)
·
Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja
(Employee Performance Evaluation)
D.
Tujuan Dari Fungsi Pengawasan
1. adaptasi lingkungan
2. meminimalkan kegagalan
3. meminimumkan biaya
4. mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
E.
Tahap-Tahap Proses Pengawasa
1.
Tahap Penetapan Standar
Tahap pertama dalam
pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengadung arti sebagai
suatu satuan pengukuran yang dapat di gunakan sebagai “patokan “ untuk
penilaian hasil-hasil.Tiga bentuk standar yang umum adalah:
·
Standar-standar phisik,
mungkin meliputi kuatitas barang atau jasa , jumlsh langganan ,atau kualitas
produk.
·
Standar-standar moneter,
yang ditunjukan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja , biiaya penjualan
laba kotor, pendapatan penjualan dan sejenisnya.
·
Standar-standar waktu , meliputikecepatan
produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus di selesaikan .
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan
yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang
umum yaitu :
a.
standar phisik
b.
standar moneter
c.
standar waktu
2.
Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan
KegiatanDigunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara
tepat.
Penentuan standar adalah
sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pekaksanaan kegiatan
nyata.oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
Pengukuran pelaksanaan
kegiatan dapat di lakukuan dengan menjawab pertayaan sebagai berikut:
·
Berapa kali (how often)
·
Apa (what form)
·
Siapa (who)
3.
Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan.
Beberapa proses yang berulang-ulang dan
kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.Setalah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring di tentukan,
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan
terus-menerus.
Ada berbagai cara untuk
melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
·
Pengamatan (observasi)
·
Laporan-laporan, baik lisan dan tulisan
·
Metode-metode otomatis, dan
·
Inspeksi, pengujian (test),
atau dengan pengambilan sampel
4.
Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan
Standar dan Analisa PenyimpanganDigunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
Tahap kritis dari proses
pengawasan nyata dengan pelaksanaan nyata yang di rencanakan atau standar yang
telah di tetap kan. Walaupan tahap ini paling mudah di lakukan, tetapi
kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adannya penyimpangan.
5.
Tahap Pengambilan Tindakan KoreksiBila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
Bila hasil analisa
menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus di ambil. Tindakan
koreksi dapat diambil dalam berbagai berbentuk. Standr mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaikin, atau keduanya dilakukan bersamaan.
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a. Menetapkan StandarKarena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang
pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam
proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini
adalah menentukan standar.
b. Mengukur KinerjaLangkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau
mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
c. Memperbaiki PenyimpanganProses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada
tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi
atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu
proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal
yakni:
1. mengukur hasil pekerjaan,
2. membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila
ada perbedaan),
3. mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan
yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran
ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama
seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus
dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu
pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini
diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan
berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
a. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.
Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa
penyimpangan-penyimpangan
d. Pengambilan tindakan koreksi
Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan yang terjadi.
Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan yang terjadi.
F.
Pentingnya Pengawasan
Suatu prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke
waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu
penting, diantaranya :
a. Perubahan lingkungan organisasiBerbagai perubahan lingkungan organisasi
terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk
dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi
pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan
jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
b. Peningkatan kompleksitas organisasiSemakin besar organisasi, makin
memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk
harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.
Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan
efektif.
c. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahanBila para bawahan tidak
membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan.
Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi
kritis.
d. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenangBila manajer mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang.
Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah bawahan telah melakukan
tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem penga-wasan.
e. Komunikasi
f. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
G.
Perancangan Proses Pengawasan
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan
5 jenis pendekatan, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang di inginkan
Manajer harus merumuskan
hasil yang akan dicapai sejelas mungkin . tujuan yang dinyatakan secara umum
atau kurang jelas separti “pengurangan biaya overhead” atau “meningkatkan
pelayanan langgaran”, perlu di rumuskan lebih jelas separti “pengurangan biaya
overhead dengan 12%” atau “menyelesaikan setiap keluhan konsumen dalam waktu
paling lama tiga hari “ di samping itu, hasil yang di inginkan harus
dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas pencapaian.Yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan penunjuk hasil
Tujuan pengawasan sebelum
dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan
memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan di selesaikan . tugas penting
manajer adalah merancang program pengawasan unttuk menentukan sejumlah
indicator-indikator yang terpercaya sebagai petunjuk apabila tindakan
koreksi perlu di ambil atau tidak.
Beberapa yang dapat membantu
manajer memperkirakan apakah hasil yang di inginkan tercapai atau tidak, yaitu:
a. Pengukuran masukan
b. Hasil-hasil pada tahap-tahap permulaan
c. Gejala-gejala
d. Perubahan dalam kondisi yang di asumsikan
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Penetapan standar untuk
penunjukan dan hasil akhir adalah bagian penting perancangan proses
pengawasan. Tanpa penetapan standar manajer mengkin memberikan perhatian yang
lebih terhadap penyyimpangan kecil atau tidak bereksi terhadap penyimpangan besar.
Dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Langkah keempat dalam
perancangan suatu siklus pengawasan adalah menetapkan sarana untuk pengumpulan
informasi penunjuk dan pembandingan petunjuk terhadap standar. Jaringan kerja
komunikasi di anggap baik bila aliran ttiddak hanya ke atas tetapi juga kebawah
kepada siapa yang harus cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang
relevan kepada personalia kunci yang memerlukannya. Dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by excetion
yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah
penbandingann penunjukan dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi
perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh
karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai
salah satu fungsi manajemen.Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi
akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan
rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat
diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan.
Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan
suatu rencana.Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan
rencana, Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat
sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi.
Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama
lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang manajemen”.
H.
Bidang-Bidang Pengawasan Strategik
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi secara keseluruhan mencapai
sukses yaitu :
1.
Transaksi Keuangan
a.
Analisis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
b.
Manajemen Kas (Cash Management)
c.
Pengelolaan Biaya (Cost Control)
2.
Hubungan Manajer dan Bawahan
Hubungan antara manager dan bawahan juga
harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manager dan
bawahan, bukan hubungan searah dimana manager terus-terusan memberi perintah
kepada bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada
hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta
team kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
3.
Operasi-operasi Produktif
I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
2. Management Information System (MIS) yaitu suatu metoda informal pengadaan
dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan
tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan
fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang
dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang melalui beberapa tahap
utama yaitu :
a. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
b. Tahap desain konseptual
c. Tahap desain terperinci.
d. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
a. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
b.
Mempertimbangkan secara hati-hati biaya
system
c.
Memperlakukan informasi yang relevan dan
terseleksi
d.
Adanya pengujian pendahuluan
e.
Menyediakan latihan dokumentasi tertulis
bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
a. Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
b.
Tepat waktu dalam pemakainya
c.
Menekan biaya secara efektif
d.
System yang digunakan harus tepat dan
akurat
e.
Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka
yang dihitung dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio
adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari
organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran
finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. PenganggaranAnggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang
menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi
mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai
pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari
banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary
Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam
suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan
membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
J.
Karakteristik-Karakteristik Pengawasan Yang Efektif
1.
Akurat
2.
Tepat waktu
3.
Obyektif
4.
Terpusat pada titik-titik pengawasan strategic
5.
Realistic secara ekonomis
6.
Realistic secara organisasional
7.
Terkoordinasi dengan alliran kerja organisasi
8.
Fleksibel
9.
Bersifat sebagai petunjukan dan operasional
10. Diterima
para anggota organisasi
K.
Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses Pengendalian
manajemen adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan bahwa
orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang di maksud.
Proses pengendalian megukur kemajuan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan.
Proses pengendalian megukur kemajuan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan.
L.
Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian
Definisi Mockler membagi pengendalian dalam empat langkah:
1.
Penetapan standard dan metode untuk
pengukuran prestasi
Langkah ini mencakup standart dan ukuran untuk segala hal
Langkah ini mencakup standart dan ukuran untuk segala hal
2.
Pengukuran Prestasi
Langkah ini merupakan proses yang
berkesinambungan, berulang-ulang dengan frekuensi yang actual tergantung pada
jenis aktifitas yang sedang diukur.
3.
Membandingkan hasil-hasil yang telah
diukur dengan target atau standard yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika prestasi sesuai dengan standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa” Segala sesuatu telah berjalan secara terkendali, ia tidak perlu ikut campur secara aktif dalam operasi organisasi
Jika prestasi sesuai dengan standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa” Segala sesuatu telah berjalan secara terkendali, ia tidak perlu ikut campur secara aktif dalam operasi organisasi
4.
Mengambil tindakan perbaikan
Ini dilakukan jika prestasi turun di
bawah standard dan analisis menunjukan perlunya diambil tindakan. Tindakan
perbaikan ini dapat berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak
aktivitas dalam operasi organisasi. Para manajer hanya memonitor prestasi kerja
dan bukan melakukan pengendalian.
Proses pengendalian harus dilaksanakan oleh manajer diseluruh organisasi.
Karena pentingnya pengendalian keuangan, ada sebagian orang mengangap bahwa
tangungjawab pengendalain ini untuk sebagian besar dapat diserahkan kepada
akuntan atau kontroler. Akan tetapi semua manajer perlu mengadakan
pengendalian, agar pelaksanaan operasinya dapat berhasil.
M.
Arti Penting Pengendalian
Tidaklah mungkin untuk membayangkan adanya perusahaan yang sama sekali
tidak melakukan pengendalian dalam arti seluas-luasnya. Pengendalian itu perlu,
agar perusahaan dapat mencapai tujuanya.
N.
Faktor-Faktor Yang Menciptakan Kebutuhan
Akan Pengendalian
Faktor-faktor itu meliputi :
1.
Perubahan. Merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam lingkungan organisasi manapun. Melalui fungsi
pengendalian, manajer mendeteksi perubahan yang mempengaruhi produk atau jasa
perusahaan. Ia kemudian dapat mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman atau
memanfaatkan peluang yang muncul akibat perubahan tersebut.
2.
Kerumitan. Yang menambah sifat komplek
organisasi zaman sekarang ialah desentralisasi. Desentralisasi dapat
mempermudah usaha pengendalian organanisasi, karena operasi organisasi tidak
perlu lagi dikontrol oleh kantor pusatnya.
3.
Kesalahan. Tidak dapat dipungkiri
sebagai manusia anggota organisasi juga dapat membuat kesalahan, dengan system
pengendalian memungkinkan manajer untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan sebelum
menjadi gawat.
4.
Delegasi. Hal ini merupakan salah satu
cara manajer untuk menentukan apakah bawahanya melaksanakan tugas yang
didelegasikan kepadanya dengan menerapkan system pengendalian.
O.
Elemen-Elemen System Pengendalian
1.
Pelacak ( Detector) atau sensor, sebuah
perangkat yang mengukur apa yang sebenarnya terjadi dalam proses yang sedang
dikendalikan.
2.
Penaksir ( assessor), suatu perangkat
yang menentukan signifikasi dari peristiwa actual dengan membandingkanya dengan
bebrapa standar atau ekspetasi dari yang sebenarnya terjadi.
3.
Effektor, suatu perangkat(yamg sering
disebut feedback) yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan
kebutuhan yang dipenuhi.
4.
Jaringan komunikasi, perangkat yang
meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan
effektor.
P.
METODA PENGENDALIAN
Metoda pengendalian organisasi dewasa ini telah menjadi lebih cermat dan
tidak lagi mudah, sebagian diakibatkan oleh pengunaan computer dalam pengolahan
data. Kita menyadari bahwa pengendalian yang terlalu ketat akan merugikan baik
bagi organisasi maupun individu dalam organisasi itu. Pengendalian yang memaksa
para anggota organisasi tengelam dalam tata cara resmi, atau terlalu banyak
membatasi berbagai perilaku akan mematikan motivasi, merintangi kreatifitas dan
akhirnya akan merusak pelaksanaan tugas dalam organisasi.
Tingkat pengendalian yang dianggap ekstream atau berbahaya, berbeda-beda
tergantung pada situasinya. Biro iklan misalnya mungkin akan memerlukan
pengendalian yang lebih fleksibel dari pada laboratorium riset. Iklim
perekonomian mungkin akan mempengaruhi tingkat pengendalian yang dapat diterima
oleh anggota organisasi. Dalam keadaan resesi, sebagian besar dari masyarakat
akan dapat menerima pengendalian dan pembatasan yang lebih ketat, akan tetapi
dalam kondisi pertumbuhan yang makmur, peraturan dan pembatasan kerap kali akan
tampak seolah-olah kurang sesuai. Dengan demikian, tugas manajer dalam
menegakan pengendalian adalah sedapat mungkin menemukan keseimbangan yang
memadai antara pengendalian organisasi yang cukup efektiv dan kebebasan
individu. Terlalu banyaknya pengendalian akan menjadikan organisasi sebagai
tempat kerja yang menyesakan, yang merintangi, dan yang tidak dapat memberikan
kepuasan kerja pada para karyawannya. Dengan pengendalian yang terlalu kendor,
organisasi menjadi kacau balau, tidak efisien, dan tidak efektiv dalam mencapai
tujuannya.
Karena Organisasi, orang-orang, lingkungan dan teknoligi terus mengalami
perubahan,system pengendalian yang efektif membutuhkan peninjauan kembali dsan
perubahan ayang berkesinambungan., sebagai contoh , bila sebuah divisi produksi
mempekerjakan individu yang relative tidak memiliki keterampilan dan tidak
berminat akan pekerjaanya.,maka system pengendalian mungkin memerlukan sering
diadakannya pemeriksaan mutu dan produktifitas yang terinci.akan tetapi jika
perusahaaan bermaksud untuk memprodukdsi produk /jasa yang sama dilokasi yang
lain dengan karyawan yang lebih terampil dan tertarik akan pekerjaanya,maka
system pengendalianmya mungkin membutuhjkan lebih sedikit tempat-tempat
pengukuran dan para karyawannya dapat dibarikan otonomi dan tanggung jawab yang
lebih besar untuk memantau dan memperbaiki prestasi kerjanya.
Q.
Jenis-Jenis Metoda Pengendalian
1.
Pengendalian pra-tindakan.
Pengendalian pratindakan memastikan
bahwa sebelum suatu tindakan diambil maka sumber daya manusia, bahan dan
keuangan yang diperlukan telah dianggarkan.
2.
Pengendalian Kemudi, atau Pengendalian
Umpan Kedepan.
Pengendalian kemudi dirancang untuk mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan tindakan perbaikan diambil sebelum suatu urutan tertentu dirampungkan.
Pengendalian kemudi dirancang untuk mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan tindakan perbaikan diambil sebelum suatu urutan tertentu dirampungkan.
3.
Pengendalian Penyaringan
Pengendalian penyaringan merupakan suatu
proses dimana aspek-aspek spesifik dari suatu prosedur harus disetujui atau
syarat tertentu harus dipenuhi sebelum kegiatan dapat dilanjutkan. Pengendalian
penyaringan menjadi sangat berguna sebagai alat pengecekan ulang.
4.
Pengendalian Purna Tindakan
Pengendalian purna tindakan mengukur
hasil-hasil dari suatu tindakan yang telah dirampungkan.
R.
Karakteristik Sistem Pengendalian Yang
Efektif
Karakteristik Sistem Pengendalian yang Efektif
System-sistem pengendalian yang dapat dihandalkan dan yang efektif mempunyai karakteristik tertentu yang sama. Arti penting relative dari karakteristik tersebut akan berbeda-beda menurut keadaan masing-masing, tetapi sebagian besar system pengendalian diperkuat oleh kehadiranya.
Akurat, informasi tentang hasil prestasi harus akurat.Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan, diarahkan dan segera dievaluasi jika hendak diambil tindakan tepat pada waktunya untuk menghasilkan perbaikan Obyektif dan Konprehensif, informasi dalam system pengendalian harus dapat dipahami dan dianggap onyektif oleh individu yang mengunakanya.Dipusatkan pada tempat-tempat pengendalian strategic. Sistem pengendalian sebaiknya dipusatkan pada bidang-bidang yang paling banyak akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian paling besar. Dari segi ekonomi realistis, biaya untuk mengimpletasi system pengendalianya sebaiknya lebih sedikit atau maksimal sama dengan keuntungan yang diperoleh dari system itu.
System-sistem pengendalian yang dapat dihandalkan dan yang efektif mempunyai karakteristik tertentu yang sama. Arti penting relative dari karakteristik tersebut akan berbeda-beda menurut keadaan masing-masing, tetapi sebagian besar system pengendalian diperkuat oleh kehadiranya.
Akurat, informasi tentang hasil prestasi harus akurat.Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan, diarahkan dan segera dievaluasi jika hendak diambil tindakan tepat pada waktunya untuk menghasilkan perbaikan Obyektif dan Konprehensif, informasi dalam system pengendalian harus dapat dipahami dan dianggap onyektif oleh individu yang mengunakanya.Dipusatkan pada tempat-tempat pengendalian strategic. Sistem pengendalian sebaiknya dipusatkan pada bidang-bidang yang paling banyak akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian paling besar. Dari segi ekonomi realistis, biaya untuk mengimpletasi system pengendalianya sebaiknya lebih sedikit atau maksimal sama dengan keuntungan yang diperoleh dari system itu.
S.
Masalah Dalam Penetapan Sistem
Pengendalian Yang Efektif
Masalah dalam Penetapan Sistem Pengendalian yang Efektif.
Sejumlah masalah yang menggangu akan merintangi efektifitas system pengendalian yang sering timbul:
Sejumlah masalah yang menggangu akan merintangi efektifitas system pengendalian yang sering timbul:
1.
Factor-faktor yang dengan mudah diukur
terlalu banyak dititikberatkan, sementara hal-hal yang sulit diukur toidak
diberi perhatian yang cukup.
2.
Factor-faktor jangka pendek mungkin
terlalu berlebihan ditekankan dengan mengorbankan factor-faktir jangka panjang.
3. System pengendalian mungkin tidak disesuaikan untuk mencerminkan pergeseran
dalam arti penting berbagai aktifitas dan tujuan di kemudian hari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Pengwasan merupakan suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
·
Tipe-tipe pengawasan yaitu ;
1.
Pengawasan Pendahuluan (preliminary
control),
2.
Pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control),
3.
Pengawasan Feed Back (feed back
control).
·
Tahap Proses Pengawasan ;
1.
Menetapkan standar pelaksanaan
(perencanaan),
2.
Penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan,
3.
Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standard dan penganalisa penyimpangan –penyimpangan,
4.
Pengambilan tindakan koreksi.
·
Pengawasan penting disebabkan karena
Perubahan lingkungan organisasi, Peningkatan kompleksitas organisasi,
Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan, Kebutuhan manager untuk
mendelegasikan wewenang, Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil
tindakan koreksi.
·
Perancangan proses pengawasan
diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang di inginkan, Menetapkan penunjuk
hasil, Menetapkan standar penunjuk dan hasil, Menetapkan jaringan informasi dan
umpan balik dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang
strategik dalam pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan
Bawahan, dan Operasi-operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling umum
ialah Manajemen Pengecualian (Management by Exception), Management Information
System (MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran.
B.
Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika
tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun
lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu
komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi.
Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http:\\www.anakciremai.com/…/makalah-manajemen-tentang-dasar-dan.html
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id/…/bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
http:\\www.juwita.staff.gunadarma.ac.id
http:\\www.monasfaly.multiply.com
http:\\www.nurrahmanarif.wordpress.com
http:\\www.pksm.mercubuana.ac.id
http:\\www.tips-belajar-internet.blogspot.com
http:\\www.yudhim.dagdigdug.com/2
http:\\wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/dasar-dasar-pengendalian-dan.html
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id/…/bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
http:\\www.juwita.staff.gunadarma.ac.id
http:\\www.monasfaly.multiply.com
http:\\www.nurrahmanarif.wordpress.com
http:\\www.pksm.mercubuana.ac.id
http:\\www.tips-belajar-internet.blogspot.com
http:\\www.yudhim.dagdigdug.com/2
http:\\wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/dasar-dasar-pengendalian-dan.html
Komentar
Posting Komentar