sosper
Tugas
SOSIOLOGI MASYARAKAT PESISIR
NAMA : TAUFIKQ ABDULLAH
PRODI : BDP
SEMESTER : 2
NPM : 0517_1511_027
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016
Soal :
Kenapa masyarakat
pesisir di golongkan ke dalam masyarakat pesisir ?
Jawaban :
Jika di lihat dari sisi skala usaha
perikanan, kelompok masyarakat pesisir cenderung digolongkan pada kelompok
miskin yang terdiri dari rumah tangga perikanan menangkap ikan tanpa
menggunakan perahu, menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel.
Kemiskinan yang merupakan indicator ketertinggalan masyarakat pesisir ini
disebabkan paling tidak oleh tiga hal utama: kemiskinan struktural, kemiskinan
super-struktural, dan kemiskinan kultural.
Secara faktual ada dua faktor yang
menyebabkan kemiskinan pada masyarakat nelayan, yaitu faktor alamiah dan non
alamiah. Faktor alamiah disebabkan karena fluktuasi musim tangkap ikan dan
struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa. Sementara faktor non alamiah
berhubungan dengan keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan ikan,
ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial tenaga
kerja, lemahnya penguasaan jaringan pemasaran hasil tangkapan dan belum berfungsinya
koperasi nelayan yang ada. Selain itu, masalah teknologi konservasi atau
pengolahan yang sangat tradisional, serta dampak negatif orientasi
produktivitas yang dipacu oleh kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi
peralatan tangkap (revolusi biru) yang telah berlangsung sejak tiga dasawarsa
terakhir
Kehidupan sehari-hari masyarakat
pesisir sering timbul konflik-konflik yang digolongkan menjadi empat jenis
konflik, yaitu konflik kelas, konflik
orientasi, konflik agrarian, dan konflik primordial. Berikut definisi dari
konflik tersebut:
- Konflik kelas, yaitu antarkelas sosial nelayan dalam memperebutkan wilayah penangkapan, seperti konflik nelayan skala besar di sekitar perairan pesisir yang sebenarnya diperuntukan bagi nelayan tradisional.
- Konflik orientasi yang terjadi antar nelayan yang memiliki perbedaan orientasi (jangka pendek dan panjang) dalam pemanfaatan sumber daya, seperti konflik horizontal antara nelayan yang menggunakan bom dengan nelayan lain yang alat tangkapnya ramah lingkungan.
- Konflik agraria akibat perebutan fishing ground. Konflik ini dapat terjadi pada nelayan antarkelas maupun nelayan dalam kelas sosial yang sama. Bahkan dapat juga terjadi antara nelayan dengan pihak bukan nelayan, seperti konflik dengan para penambang pasir dan industri pariwisata
- Konflik primordial, yang menyudutkan sistem pemerintahan otonomi dan desentralisasi kelautan. Konflik identitas tersebut tidak bersifat murni, melainkan tercampur dengan konflik kelas maupun konflik orientasi yang sebenarnya kerap terjadi sebelum diterapkannya otonomi daerah.
Komentar
Posting Komentar