MAKALAH KOLAM dari TANAH


Tugas dasar-dasar budidaya :

MAKALAH
KOLAM dari TANAH

KELOMPOK 2
BDP & MSP

Nama :

1.     Yusdar  Tuty
2.     Irham Langge
3.     Risnawati Narawi
4.     Rusmita Baba
5.     Femi Sarif
6.     Asri arifin
7.     Taufiq Abdullah
8.     Adi Sitiawan AM
9.     Bahmid Basrun
10.  Suriyani Ahmad
11.  Sarifa Muhammad


FAKULTAS  PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016


BAB I
PENDAHULUAN
Budidaya merupakan suatu kegiatan untuk mengembangbiakkan atau memelihara ikan dan memanen hasilnya di dalam suatu lingkungan yang terkontrol.  Didalam Kegiatan budidaya diperlukan wadah sebagai tempat untuk memelihara ataupun mengembangbiakkan ikan. Kolam merupakan salah satu wadah yang sering digunakan dalam kegiatan budidaya ini.
Kolam adalah lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992), kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya. Ada beberapa Kolam yang kita kenal, namun pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai “Kolam yang terbuat dari Tanah”.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1  Pengertian Kolam Tanah
Kolam tanah merupakan tempat atau wadah budidaya yang paling tua yang digunakan oleh manusia, untuk wadah pembudidayaan ikan hampir di seluruh penjuru dunia.
Kolam tanah adalah kolam yang seluruhnya terbuat dari tanah. Kolam ini merupakan lahan yang dibajak dan kemudian dilakukan proses pengkapuran sampai dimasukannya air, sehingga kolam ini siap untuk digunakan dalam kegiatan budidaya ini.
1.2  Organisme Yang Hidup Dalam Kolam Tanah
Dalam kolam tanah terdabat berbagai organisme yang hidup, yaitu sebagai berikut :
1.      Ikan
2.      Plankton ( FitoPlankton & ZooPlankton)
3.      Cacing
4.      Keong
5.      Lumut
6.      katak, etc.



1.3  Konstruksi kolam
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor.
Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam.
Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
a.       Pematang Kolam.
Langkah-langkah pembuatan pematang sebagai beriku
1.                 Tanah yang akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman harus¬lah dibersihkan dari rumput, batuan dan segala macam kotoran organik maupun anorganik.
2.                 Pemasangan propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan bentuk pematang yang dikehendaki.
3.                 Tanah bagian atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan humus digali dan dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar lapisan tanah yang subur dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya. Lagipula apabila tanah digali biasanya lapisan tanah yang subur ini justru akan menyebabkan kebocoran kolam apabila ikut tertimbun sebagai pernatang.
4.                 Supaya lebih memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di tanah yang akan dijadikan pematang dibuat galian dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm sebagai poros atau sumbu pematang.
5.                 Kemudian ditimbun tanah baru dari hasil penggalian tanah yang akan dijadikan kolam.
Agar tanah tidak longsor maka bagian atas pernatang sebaiknya ditanarni rumput. Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor. Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam  20 cm dari permukaan dasar kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan  untuk pematang bentuk trapesium sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam tersebut dibuat dengan pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 4 m pada kedalaman kolam 1 m.

b.      Dasar Kolam Dan Saluran     
            Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter (Gambar 2.18).
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan.

c.       Pintu Air
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L.

1.4  Parameter Kualitas Air
 Dalam kegiatan budidaya, parameter kualitas air sangat penting. begitu pula pada kegiatan budidaya yang menggunakan kolam tanah. Berikut ini parameter kualitas air dalam kolam tanah :
·         pH : 6 – 7 ppt
·         Suhu : 28 – 30 °C
·         Oksigen Terlarut : 30,13 mg/L
·         Salinitas : 1,5
·         Kekeruhan : 2,5 m/L
Selain parameter diatas, ada beberapa parameter juga yang harus diperhatikan, yaitu bau, warna, persaingan, dan lain – lain.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat kami simpulkan, bahwa wadah dalam kegiatan budidaya sangat penting. Begitu juga Kolam Tanah, wadah ini sangat membantu dalam kegiatan budidaya karena perawatannya tidak terlalu sulit. Selain itu juga parameter kualitas air juga harus dikelola dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGARAHAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air : OSMOREGULASI PADA IKAN NILA DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN