MAKALAH PEMIJAHAN BUATAN & ALAMI PADA IKAN LELE DUMBO
MAKALAH
PEMIJAHAN BUATAN & ALAMI PADA IKAN LELE DUMBO
Oleh
TAUFIQABDULLAH
05171511027
PROGRAMSTUDIBUDIDAYAPERAIRAN
FAKULTASPERIKANANDANILMUKELAUTAN
UNIVERSITASKHAIRUN
TERNATE
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditi ekonomis yang sedang dikembangkan, memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan lele lokal sehingga saat ini banyak petani yang ingin memeliharanya. Lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daging yang lezat, mudah dicerna dan bergizi, selain itu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi Dengan keunggulan-keunggulan tersebut lele dumbo telah menjadi komoditi yang populer dan dapat mendatangkan keuntungan sangat besar (Susanto, 2002).
Menurut Susanto (1996), Untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan, salah satu faktor yang menentukan adalah tersedianya benih yang memenuhi syarat baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Benih yang tersedia dalam jumlah banyak tetapi kualitasnya rendah hanya akan memberatkan petani pembesaran karena hasilnya tidak seimbang dengan kuantitas pakan yang diberikan. Sementara benih yang berkualitas bagus tetapi jumlahnya terbatas juga tidak akan meningkatkan produksi usaha pembesaran, karena akan timbul kekurangan benih yang cukup serius.
Pada budidaya lele dumbo untuk menghasilkan benih dapat dilakukan pemijahan secara buatan dan alami sesuai dengan pendapat Susanto (2002), yang mengemukakan bahwa Kegiatan budidaya lele dumbo memang agak rumit, pemijahannya bisa dilakukan secara alami dan secara buatan. Hasil pemijahan alami lele dumbo biasanya kurang memuaskan. Musim pemijahan biasanya terjadi pada saat musim hujan. Jumlah benih yang dihasilkan juga sangat sedikit karena produksi telur yang keluar tidak banyak.
Bertolak dari hal demikian. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyusun sebuah makalah mengenai teknik pemijahan buatan dan pemijahan alami pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) serta bagaimana cara penanganan larva setelah pemijahan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu, untuk mengetahui teknik pemijahan buatan dan pemijahan alami pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) serta bagaimana cara penanganan larva setelah pemijahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Ikan Lele Dumbo
Klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) menurut Khairuman dan Amri (2008) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Silaroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
Nama Asing : African catfish
Nama Lokal : lele dumbo, dumbo
B. Morfologi Ikan Lele Dumbo
Ikan lele dumbo mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainnya, seperti ik sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung runcing, dan dilengkapi dengan sepasang duri yang biasa disebut patil, (Najiyati, 2003).
Gambar Ciri morfologi ikan lele dumbo (Santoso,1994)
C. Habitat Dan Kebiasaan Hidup
Habitat atau tempat hidup lele dumbo adalah air tawar. Air yang paling baik untuk pertumbuhan lele dumbo adalah air sungai, air sumur, air tanah dan mata air. Namun lele dumbo jaga dapat hidup dalam kondisi air yang rendah O2 seperti dalam lumpur atau air yang memiliki kadar oksigen yang rendah (Nugroho, 2007).
Lele dumbo memiliki insang tambahan yang sering disebut dengan arborescent atau labirin. Insang tambahan ini memungkinkannya dapat hidup di dalam lumpur atau di air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Oleh karena itu ikan ini tidak memerlukan kualitas air yang baik, walaupun begitu, para ahli perikanan tetap memberi syarat dari kualitas air yang harus dipenuhi jika ingin sukses membudidayakan lele dumbo, syarat-syarat tersebut yaitu (Khairuman dan Amri, 2008) :
- Suhu yang cocok untuk memelihara lele dumbo adalah 20-30°C.
- Suhu optimum untuk lele dumbo adalah 27°C.
- Tingkat keasaman tanah (pH) yang ditoleransi lele dumbo adalah 6,5-8.
Salah satu sifat dari lele dumbo adalah suka meloncat ke darat, terutama pada saat malam hari. Hal tersebut karena lele dumbo termasuk ikan nokturnal, yaitu hewan yang lebih aktif beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Sifat tersebut juga yang menyebabkan lele dumbo lebih menyenangi tempat yang terlindung dari cahaya (Khairuman, 2010).
D. Kebiasaan Makan Ikan Lele Dumbo
Pakan alami ikan lele berupa jasad hewani yaitu crustacea kecil, larva serangga (kutu air, jentik nyamuk), cacing dan molusca (Susanto, 1988). Semua itu menunjukan bahwa ikan lele bersifat omnivora cenderung karnivora (Pillay, 1990). Sebagai karnivora, ikan lele mampu memakan zooplankton sampai ikan kecil (Vivien et al., 1986 dalam Hamsyah, 2004 ).
E. Pemijahan Alami Ikan Lele Dumbo
Menurut Sunarma (2004), pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan induk betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami dalam bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Berikut ini merupakan prosedur kerja dalam pemijahan ikan lele secara alami :
Wadah Pemijahan
Pemijahan ikan lele dumbo, dapat menggunakan kolam atau bak yang di telah di treatmen lebih dulu. Dalam wadah disiapkan kakaban, bisa terbuat dari ijuk bingkai dengan bambu atau menggunakan tali plastik. Wadah pemijahan kemudiàn di masukan air bersih yang telah di treatmen.
Seleksi Induk
Sebelum di seleksi, indukan ikan lele dirawat secara terpisah antara jantan dan betina. Dalam perawatan, indukan jantan dan betina di berikan pakan yang baik. Setelah di rawat, indukan kemudian di seleksi.
Seleksi atau pemilihan induk ikan yang baik merupakan persyaratan yang krosial dalam kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan dari hasil seleksi yang kurang baik maka benih yang akan dihasilkan juga tidak akan baik. Induk ikan lele yang bersifat unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan.
Adapun ciri-ciri induk ikan lele yang baik adalah sebagai berikut :
- - Organ tubuh lengkap dan normal
- - Umur induk betina mencapai 1,5 tahun
- - Umur induk jantan mencapai 1 tahun
- - Bobot induk minimal 1 kg
- - Betina tubuh gemuk tidak berlemak
- - Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak
- - Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
- - Selama perawatan FCR rendah
Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk ikan lele yang baik :
Induk Betina
- - Perut membesar dan lembek
- - Gerakan agak lambat dan jinak
- - Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
- - Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
- - Warna sirip cenderung kemerahan
- - Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar cairan telur
Induk Jantan :
- - Tubuh gemuk ramping
- - Gerakan lincah dan lebih gesit
- - Alat kelamin runcing dan mencapai sirip anus
- - Warna sirip cenderung kemerahan
Pemijahan
Sebelum dilakukan pemijahan maka seleksi induk dan penentuan TKG sangat diperlukan untuk mempertahankan Survival Rate (SR) dari benih. TKG ikan lele yang baik dipijahkan adalah pada TKG IV karena dengan TKG rendah maka akan mengakibatkan larva dan benih ikan lele lemah dan mengalami pertumbuhan lambat. Untuk mengetahui TKG induk betina ikan lele maka dapat dilakukan dengan mengambil sel telur pada kantung telur menggunakan selang kanulasi/kateter. Telur yang sudah matang akan terpisah satu dengan yang lain jika diraba dan sudah terdapat polar/inti pada salah satu sisi sel telur. Sementara pada jantan, dapat dilakukan striping kemudian diamati ciri-ciri sperma siap pijah berwarna putih kental dan pH sperma 6,5 – 7,5.
Setelah itu tempatkan induk siap pijah kedalam wadah yang telah di siapkan dan tempatkan kakaban. Indukan siap untuk dipijahkan dengan perbandingan 1 betina dan 2 jantan atau 1 betina 3 jantan. Hal ini dikarenakan sel telur lebih banyak dengan presentase 10 - 15 % sementara sel sperma lebih sedikit dengan presentase 5 - 10 %. Selain itu juga, perbandingan ini bertujuan agar seluruh sel telur dapat di buahi oleh sel sperma.
Proses pemijahan akan terjadi pada malam hari ditandai dengan adanya kejar-kejaran antara induk betina dan jantan mengitari kakaban. Amati pada pagi hari, telur-telur sudah dilepas dan menempel pada seluruh permukaan kakaban. Telur siap di tetaskan.
Penetasan Telur.
Kakaban kemudian dipindahkan ke wadah penetasan yang telah di siapkan dan ditreatmen wadah serta airnya. Telur pada kakaban akan terlihat. Telur-telur yang tidak dibuahi warna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk. Telur-telur yang dibuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai 48 jam dikeluarkan oleh induk.
F. Pemijahan Buatan Ikan Lele Dumbo
Selain dapat dipijahkan secara alami, lele dumbo juga dapat dipijahkan secara buatan melalui proses perangsangan dengan kawin suntik. Teknik ini dilakukan dengan cara merangsang induk lele dumbo agar mau memijah melalui penyuntikan zat perangsang berupa kelenjar hyphofisa atau HCG (human chlorionic gonadotropin). Kelenjar hyphofisa ini dapat diperoleh dari ikan donor seperti lele dumbo atau ikan mas yang telah matang kelamin dan minimum telah berumur 12 bulan. Sementara itu, HCG dapat dibeli di pasaran dengan merek jual ovaprim. Jumlah dosis penyuntikan ovaprim adalah 0,5 ml/kg berat induk yang akan dipijahkan (Khairuman dan Amri, 2008).
Induce breeding (kawin suntik) adalah salah satu usaha untuk memproduksi benih ikan secara optimal yang tidak tergantung pada musim. Di samping itu, metode itu dapat digunakan untuk memproduksi benih dari induk yang tidak mau memijah secara alami, tetapi memiliki nilai jual yang tinggi, (Susanto, 2002).
Teknik kawin suntik sangatlah perlu karena memungkinkan pemijahan ikan peliharaan yang sulit dikawinkan secara alami. Hasil pemijahan alami lele dumbo biasanya kurang memuaskan. Selain terjadi dalam beberapa tahapan, salah satunya adalah ketika musim hujan. Jumlah benih yang dihasilkan juga sangat sedikit, hal ini disebabkan karena jumlah telur yang keluar tidak banyak agar jumlah telur yang dikeluarkan sangat banyak, maka dilakukan pemijahan buatan, atau dengan kawin suntik (Susanto, 2002).
Prosedur penyuntikan
Pemijahan buatan bertujuan untuk memacu atau merangsang ikan agar matang gonad. Pemijahan buatan dengan kawin suntik adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Proses penyuntikan adalah sebagai berikut :
- Penyiapan alat suntik/Dispo yang digunakan
- Dilakukan penimbangan untuk induk jantan dan betina ikan lele dumbo.
- Penyuntikan dilakukan pada punggung induk yang sudah disiapkan kira-kira jarak dari sirip punggung kurang lebih 1 cm dan kemiringan dari jarum suntik perkirakan sekitar 45% dengan dosis menurut Khairuman dan Amri (2008), dosis penyuntikan ovaprim adalah 0,5 ml/kg berat induk yang akan dipijahkan.
- setelah selesai penyuntikan induk ditebar lagi pada wadah yang disiapkan dan penyuntikan kedua dilakukan 6 jam dihitung dari penyuntikan pertama.
Pemijahan dan Penetasan Telur
Bak pemijahan dilengkapi aerasi dari blower air pump. Penggunaan aerasi yang kuat dapat merangsang induk cepat memijah dan menyuplai oksigen terlarut selama pemijahan. Selama pemijahan kolam terpal di tutup ,agar supaya induk tidak melompat keluar. Apabila telur-telur sudah terbuahi , kemudian akan dipindahkan di wadah penetasan. Kisaran suhu pemijahan yang dipertahankan dengan heater adalah 27 oC.
Menurut Arie dkk (2006) setelah 10-12 jam dari penyuntikan,induk betina siap di stripping. Stripping adalah proses pengeluaran telur yang dilakukan dengan cara mengurut perut induk kearah lubang genital. Sebelum melakukan stripping induk betina, terlebih dahulu menyiapkan sperma jantan. Pengambilan sperma jantan dengan cara membedah perut induk ikan jantan dan mengambl kantong sperma dengan cara menggunting. Selanjutnya sperma ditampung di mangkok dan ditambahkan dengan NaCl aduk hingga merata dengan bulu ayam. Tujuan lain penggunaan bulu ayam adalah untuk menjecah cangkang telur agar tidak pecah.
Setelah sperma jantan disiapkan, kemudian dilakukan pengurutan induk betina. Pemeriksaan dilakukan setelah 8 jam dari penyuntikan, apabila telur belum siap ovulasi maka pemeriksaan dilakukan 2 jam kemmudian. Adapun cara melakukan stripping adalah sebagai berikut :
- Induk betina ditangkap menggunakan seser.
- Induk dipegang menggunakan lap untuk menghindari ikan jatuh dan menimbulkan stress pada ikan.
- Urut ikan secara perlahan kearah lubang genital.
- Telur ditampung dengan mangkok/wadah kering.
Telur ikan yang terbuahi didalam mangkok harus segera ditebar kedalam wadah penetasan. Wadah penetasan dapat berupa aquarium, bak plastik, maupun bak yang terbuat dari semen.
Selain menggunakan hormon pemijahan buatan juga dapat menggunakan cara lain seperti penggunaan bahan herbal madu dan manipulasi lingkungan seperti kejutan suhu.
G. Penanganan Larva
Setelah pemijahan baik pada pemijahan alami ataupun pemijahan buatan akan menghasilakan larva ikan yang harus ditangani. Tahapan yang perlu dilakukan saat penanganan larva adalah:
- Menyiapkan wadah pendederan atau pemeliharaan larva.
- Menngamati larva yang menetas.
- Menunggu sampai larva berkumpul dipojok,agar mudah memindahkan.
- Memindahkan larva yang menetas ke wadah yang telah disediakan.
Setelah penanganan larva, maka tahapan selanjutnya adalah pemeliharaan larva. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan larva adalah :
Mengelola kualitas air
Air pemeliharaan larva perlu dijaga kualitasnya agar derajat kehidupan tinggi dan bebas dari penyakit. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan yaitu suhu dengan kisaran 28-30ºC, pH 6,5-7,5 , DO lebih dari 3 ppm.
Pemberian Pakan
Pakan diberikan saat kandungan kuning telur larva telah habis. Biasanya kuning telur akan habis pada hari ke 3 samapi hari ke 7 setelah menetas. Pakan alami yang diberikan untuk larva adalah daphnia, jentik nyamuk, dan cacing sutra atau artemia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, maka dapat saya simpulkan.
- Pemijahan alami pada lele dumbo adalah pemijahan yang tidak belibatkan manusia dalam pemijahan. Manusia atau pembudidaya hanya menyiapkan wadah pemijahan, seleksi indukan yang unggul, dan menetaskan telur.
- Pemijahan buatan pada ikan lele dumbo adalah pemijahan yang melibatkan peran serta manusia dalam pemijahan dimana ada penggunaan hormon untuk memacu atau merangsang ikan untuk matang gonad.
- Sementara penanganan larva hasil pemijahan baik pemijahan alami ataupun buatan yaitu dengan menindahkan larva ke bak pendederan atau pemeliharaan larva kemudian di manajemen kualitas airnya serta pemberian pakan.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannya sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arie U, Bastiawan D, Susanto H, Sutarmanto R. 2006. Budidaya Patin untuk Konsumsi dan ikan hias. Penebar Swadaya. Jakarta
Bambang Iswanto. MENELUSURI IDENTITAS IKAN LELE DUMBO. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya 2 Sukamandi, Subang, Jawa Barat 41263. E-mail: bambang.is031@kkp.go.id
Erwin A. Aziz1 dan Ockstan Kalesaran. 2017. Pengaruh ovaprim, aromatase inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Budidaya Perairan. Vol. 5 No.1: 12 - 20.
Hamsyah, I. 2004. Perbedaan karakteristik antara ikan lele dumbo dan lele Afrika (Clarias gariepinus Burchell). Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor, 54 hlm
Khairuman, SP. 2010. Budidaya Ikan Lele Dumbo di Kolam Terpal. Agromedia. Jakarta
Khairuman dan Amri, Khairul, 2002. Budidaya Lele Dumbo secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Najiyati, S. 2003. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. 35 – 48 hal.
Pillay, T.V.R. 1990. Aquaculture principles and practices. Fishing News Books, London.
Pramono M. Djoko, Endang Siti Rahayu, dan Minar Ferichan. ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepenus) DI KABUPATEN WONOGIRI. Belum diterbitkan
Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus) dan Lokal. Kanisius. Yogyakarta.
S.K. Macharia, C.C. Ngugi and J. Rasowo. Comparative Study of Hatching Rates of African Catfish (Clarias gariepinus Burchell 1822) Eggs on Different Substrates
Sunarma, A. 2004. Peningkatan produktivitas usaha lele Sangkuriang (Clarias sp.). Makalah disampaikan pada Temu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Temu Usaha Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan. 4-7 Oktober 2004. Bandung, 13 hl
Susanto, H. 1996. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, H. 1988. Budidaya Ikan Lele. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 71p.
Susanto. H, 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. PT. Penebar Swadaya: Jakarta..
Pernahkah Kalian Tau ? Bahwa Kandungan Daun Pepaya Untuk Ayam Aduan - salah satunya tumbuhan yang asal dari negara meksiko. Tumbuhan ini diketahui mempunyai buah yang banyak manfaat untuk kesehatan badan mahkluk hidup. Termasuk buat unggas peliharaan yang kamu punya seperti ayam aduan.
BalasHapushttps://tajenonline.live/kandungan-daun-pepaya-untuk-ayam-aduan