MAKALAH PERANAN MIKROORGANISME PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
Tugas :
DASAR –
DASAR MIKROBIOLOGI AQUATIK
MAKALAH
PERANAN
MIKROORGANISME PADA
EKOSISTEM
PADANG LAMUN
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar (70%) wilayah dunia merupakan lautan.
Meskipun demikian hanya sebagian kecil merupakan merupakan wilayah yang
produktif yaitu wilayah laut dangkal. Di wilayah laut dangkal ini terdapat
beberapa ekosistem bahari yang produktif
(Hutomo dan Azkab). Salah satu ekosistem tersebut adalah ekosistem
padang lamun.
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut
dangkal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbagai biota laut
serta merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif (Kiswara dan
Winardi, 1994). Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal yang disusun oleh
satu jenis lamun atau vegetasi campuran yang disusun mulai dari 2 sampai 12
jenis lamun yang tumbuh bersama pada suatu substrat (Kiswara, 1999; Kiswara dan
Winardi, 1994).
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae)
yang tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan laut dangkal, yang dapat
membentuk kelompok-kelompok kecil dari beberapa tegakan tunas sampai berupa
hamparan padang lamun yang sangat luas. Padang lamun merupakan habitat bagi
beberapa organisme laut. Hewan yang hidup di padang lamun ada yang sebagai
penghuni tetap dan ada pula yang bersifat sebagai pengunjung.
Di daerah padang lamun,
organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan
persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai
sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Lamun juga
merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan fauna
invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar
bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna
(Husni, 2003). Di wilayah padang lamun juga terdapat berbagai mikroorganisme.
Mikroorganisme
merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi.
Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah,
ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu
atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1998). Mikroorganisme umumnya
terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar
dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer (Pelczar dan Chan, 1986).
Mikroorganisme sangat
berperan penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan padang lamun. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan menyusun makalah mengenai
peranan mikroorganisme pada ekosistem padang lamun.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini, yaitu untuk mengetahui peranan mikroorganisme pada
ekosistem padang lamun.
1.3. Manfaat
Setelah menyusun
makalah ini, saya dapat memberikan informasi ilmiah mengenai peranan
mikroorganisme pada ekosistem padang lamun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penghasil Nitrat ( NO3-)
Nitrat merupakan
bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi
pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut didalam air
dan bersifat stabil. Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan termasuk
padang lamun yang selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses konversi yaitu
:
Nitrat dalam tanah diperlukan tanaman untuk
pertumbuhan. Lebih dari 90% N diserap tanaman dalam bentuk nitrat.
Nitrat dihasilkan dari proses oksidasi
sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi
ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang sangat penting dalam
siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi
nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas,
sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter (Effendi, 2003). Berikut ini merupakan proses
Nitrifikasi :
·
Amonia (NH 4+) diubah menjadi nitrit (NO 2-)
oleh Nitrosomonas disebut reaksi
nitritasi.
Gambar
bakteri Nitrosomonas
·
Nitrit (NO 2- ) diubah menjadi nitrat (NO 3-)
oleh Nitrobacter disebut reaksi
nitratasi.
Gambar
bakteri Nitrobacter
Proses nitifikasi dampat digambarkan pada
tabel berikut :
Tabel.
Reaksi – reaksi dalam Nitrifikasi.
2.2. Penghasil Fosfat
Fosfat
merupakan nutrient essensial yang diperlukan oleh tanaman (termasuk lamun)
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya (Raharjo et. al., 2007). Fosfat adalah senyawa fosfor (P) yang merupakan
komponen penting pada membran sel, asam nukleat dan tranfer energi pada
respirasi sel.
Fosfor
terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat dan banyak terdapat pada batu-batuan.
Batu-batuan yang kaya dengan fosfat yang mengalami erosi dan pelapukan terkikis
dan hanyut oleh air membentuk larutan fosfat. Larutan fosfat kemudian diserap
oleh tumbuhan dan makhluk hidup autotrof seperti protista fotosintesis dan Cyanobacteri.
Manusia
dan hewan memperoleh fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Jika kandungan fosfat dalam tubuh makhluk hidup
berlebihan maka fosfat akan dikeluarkan kembali kealam dalam bentuk urine
ataupun feces.
Peran mikroorganisme dalam menghasilkan fosfat yaitu
menguraikan sisa-sisa metabolisme tubuh berupa urine dan feces menjadi fosfat
anorganik. Selain itu juga, fosfat di peroleh dari dekomposisi makhluk hidup
yang telah mati oleh bakteri pengurai. Salah satu jenis bakteri tersebut adalah
Leucothrix. Dalam Sridianti (2016), Leucothrix yang merupakan bakteri
pengurai yang berada di laut.
Gambar
Leucothrix sp.
2.3. Penghasil Sulfat (SO4)
Sulfat (SO4) merupakan senyawa sulfur (S) yang telah teroksidasi. Tumbuhan mendapat sulfur yang merupakan unsur
penyusun protein dalam bentuk sulfat.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua
mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa
jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus (Wikipedia, 2017).
Gambar Thiobacillus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan
bahwa mikroorganisme sangat berperan pagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan
pada tanaman atau tumbuahan. Hal yang sama juga terjadi pada ekosistem padang
lamun. Dimana mikroorganisme ini berperan untuk menyediakan unsur hara atau
nutrien bagi tumbuhan seperti Nitrat, Fosfat, dan Sulfat yang digunakan untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan bagi lamun dan tumbuhan lainnya.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini
yang dapat saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan
pihak-pihak tertentu saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan
sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Husni Malian. 2003. Faktor – Faktro Yang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Dan Produk Industri Pertanian Indonesia :
Pendekatan Macroeconometric Models Dengan Path Analysis. Bogor. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Budi Raharjo , Agung Suprihadi, Agustina D.K.
2007. Pelarutan Fosfat Anorganik
oleh Kultur Campur Jamur Pelarut Fosfat Secara In Vitro. Jurnal Sains
& Matematika (JSM) Volume 15, Nomor 2. April 2007.
Dwidjoseputro.
1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit D. Jambatan. Hal. 22-25.
Effendi,
H. 2003. Telaahan Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Kiswara,
W. 1999. Perkembangan penelitian ekosistem padang lamun di Indonesia, halaman
181-197 dalam Prosiding Seminar tentang Oseanologi dan Ilmu Lingkungan Laut
dalam rangka Penghargaan kepada Prof. Dr. Aprilani Soegiarto, M.Sc., APU.
Jakarta: Puslitbang Oseanologi LIPI.
Kiswara,
W., Winardi. 1994. Keanekaragaman dan sebaran lamun di Teluk Kuta dan Teluk
Gerupuk, Lombok Selatan, halaman 15-33 dalam Kiswara, W., M.K. Moosa, M.
Hutomo (eds), Struktur Komunitas Biologi Padang Lamun di Pantai Selatan Lombok
dan Kondisi Lingkungannya. Jakarta: Proyek Pengembangan Kelautan/MREP 1993-1994
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI.
M.
Hutomo dan M.H. Azkab. 1987. Peranan Lamun Di Lingkungan Laut Dangkal. Oseana,
Volume XII, No 1:3, 1987.
Paskalina
Th. Lefaan, Dede Setiadi, D. Djokosetiyanto. 2013. Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pesisir Manokwari. Maspari
Journal, 2013, 5 (2), 69-81
Pelczar,
MJ. Chan, ECS dan Crieg, NR. (1986). Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerjemah:
Ratna Siri, dkk. Cetakan pertama. Jilid Dua. Jakarta: Penerbit UI Press. Hal.
132, 138-140, 144, 489-501.
Sridianti.
2016. Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof. On www.sridianti.com/ bakteri-autotrof-dan-bakteri-heterotrof.html
diakses pada 17 Juni 2017.
Wikipedia. 2017. Daur Belerang. On
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daur _belerang diakses pada 17 Juni 2017.
Komentar
Posting Komentar