ZOOPLANKTON PERAIRAN PAYAU DAN LAUT
MAKALAH
JENIS – JENIS ZOOPLANKTON
PERAIRAN PAYAU DAN LAUT
Oleh
TAUFIQ
ABDULLAH
0517 1511
027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem perairan menutupi 3/4
bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan tersebut
air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%, sisanya
adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas
hidupnya (Barus, 1996 dalam Yazwar, 2008).
Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang
kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik
yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran
kecil yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Nugroho, 2006). Salah
satu jenis makhluk hidup berukuran kecil adalah Plankton.
Plankton adalah semua kumpulan organisme, baik hewan
maupun tumbuhan air berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus
(Odum, 1998). Pada dasarnya, plankton terbagi atas dua kelompok besar yaitu
plankton tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewani (zooplankton) (Nontji, 2008).
Fioplankton adalah tumbuhan renik (tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang) yang hidupnya mengapung atau melayang dalam
laut, ukuranya sangat kecil antara 2-200
μm (1 μm = 0,001 mm) (Nontji, 2008). Kelompok organisme ini menjadi produsen
utama (primary producer) zat – zat
organik (Hutabarat and Evans, 1984).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu
organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di
lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk
golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal
pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat
kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Seperti halnya fitoplankton yang berperan sebagai
produser primer (penyedia energi pada jenjang tropik yang lebih tinggi),
peranan zooplankton justru meneruskan energi tersebut dalam jenjang tropik yang
lebih tinggi (Castro & Huber, 2007).
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton
banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton,
khususnya pada tingkat larva. Plankton
kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan
holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai
plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al .,1994, 1996).
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,
Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan
zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva
kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum
Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas
Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian
Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984).
Zooplankton dapat di temukan di hampir seluruh
perairan baik itu perairan tawar, perairan payau, maupun perairan laut. Ketiga
lingkungan perairan itupun memiliki jenis – jenis zooplankton yang berbeda –
beda. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyusun sebuah makalah jenis – jenis
zooplankton perairan payau dan perairan laut.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu untuk
mengetahui makalah jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, yaitu dapat memberikan informasi
mengenai jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arthropoda
Menurut Nybakken (1992) bagian terbesar zooplankton
adalah anggota filum arthropoda. Dari phylum Arthropoda hanya Crustacea yang
hidup sebagai plankton dan merupakan zooplankton terpenting bagi ikan di
perairan air tawar maupun air laut.
Menurut Zaldi (2009), berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan
sebagai berikut
1) Entomostraca
(udang tingkat rendah). Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu: Branchiopoda
, Ostracoda , Copecoda , Cirripedia
2) Malakostraca
(udang tingkat tinggi). Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu: Isopoda
, Stomatopoda , Decapoda
Salah satu subkelas
Crustacea yang penting bagi perairan adalah Copepoda. Copepoda adalah crustacea
holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan
samudera (Nybakken, 1992).
Dalam
bahasa Latin, crusta berarti
cangkang.
Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000
jenis. Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks
(kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior
(ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung
belakang)nya sempit. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2
pasang antenna, 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya, 1 pasang
maksilla, 1 pasang maksilliped. Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk
menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki
(satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak
atau menempel di dasar perairan (Zaldi ,2009).
Crustacea
bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan berkembang
biak secara parthenogenesis. Dalam Wikipedia (2017), partenogenesis adalah
bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang
tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu
air.
Gambar
Daphnia sp (salah satu jenis kutu air)
Reproduksi seksual
pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin
betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan
terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar
tubuh).
Crustacea
merupakan jenis zooplankton meroplankton dan holoplankton. Jenis meroplankton
contohnya larva udang dan larva kepiting. Jenis holoplankton contohnya Daphnia sp., Moina sp., Artemia,
dan Diaphanosoma sp.
Gambar
Diaphanosoma sp.
2.2. Rotifera
Rotifera
berasal dari bahasa Latin yaitu rota yang berarti roda dan ferre yang berarti
membawa. Jadi Rotifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki roda atau
disebut juga ”hewan beroda”. Rotifera mempunyai ukuran tubuh 40 μm – 2,5 mm,
rata- rata 200 μm. Tubuh Rotifera di bagi menjadi tiga bagian , yaitu kepala
(anterior) , badan (trunk) , dan kaki (posterior). Rotifera hidup pada perairan
air tawar, air payau, dan air laut (Abdullah, 2017). Rotifera merupakan jenis
zooplankton holoplankton.
Dalam taksonomi hewan
ini dikelompokkan dalam klass Rotifera ,dan memiliki tiga ordo, yaitu
Monogonontida, Seisonoida, Bdelloida (Abdullah, 2017). Ordo Seisonoida
contohnya Seison, Ordo Bdelloida
contohnya Rotatoria, dan Ordo
Monogonontida contohnya Brochionus
plicalitis.
Gambar
Brochionus plicalitis
Rotifera
bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan berkembang
biak secara parthenogenesis yang terdapat pada ordo monogonontida dan bdelloid.
Pada ordo monogonontida dan bdelloid tidak ada yang jantan. Reproduksi seksual ialah
reproduksi dioecious, yaitu individu jantan lebih kecil dari betina. Pada
jantan terdapat 2 macam sperma; (1) berfungsi dalam pembuahan; dan (2)
berbentuk jarum berfungsi membantu sperma type pertama menembus dinding tubuh
betina.
2.3. Ctenophora
Ctenophora
adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini menyerupai hewan
ubur-ubur. Walaupun secara klasifikasi berbeda filum, awalnya Ctenophora
dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi setelah
disadari adanya perbedaan menyebabkan spesies Ctenophora ditempatkan pada filum
yang terpisah (Abdullah, 2017).
Ctenophora
berasal dari bahasa Yunani kteno / kteis yang berarti "sisir" dan
phore, "pembawa" yang dalam bahasa Latin disebut ctenophorus. Fitur
yang paling khas pada mereka adalah "sisir" dan kumpulan silia yang
mereka gunakan untuk berenang. Mereka adalah hewan terbesar yang berenang
dengan menggunakan silia (Abdullah, 2017).
Ctenophora
memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris radial. Salah
satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya
sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris sisir yang
disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh karena itu,
hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya
terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir (Abdullah, 2017).
Ctenophora
memiliki ukuran beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti cnidaria , tubuh
mereka terdiri dari massa jelly, dengan satu lapisan sel di luar dan lain
melapisi rongga internal. Saat ini terdapat kurang lebih 150 spesies. Semua
hewan yang tergolong Ctenophora hidup di laut. Ctenophora terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas Nuda dan kelas Tentaculata. Kelas Nuda dekelompokkan menjadi
1 ordo yaitu Berioda. Kelas Tentaculata dikelompokkan mejadi 4 ordo yaitu
Cestida, Cydippida, Lobata, dan Platyctenida
(Abdullah, 2017).
Gambar salah satu jenis kelas tantacula
Hampir
semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda.
Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies
yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Alat
reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan
melalui pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Cnetophora
melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Ctenophora, meskipun ada
beberapa spesies yang melakukannya secara internal (Abdullah, 2017). Ctenophora
merupakan zooplankton holoplankton.
2.4. Echinodermata
Echinoermata merupakan
phylum hewan yang hidup di laut. Istilah echinodermata berasal dari bahasa
Yunani dari kata echi yang
berarti berduri, dan derma yang
berarti kulit. Echinodermata biasanya di hidup karang, lamun, dan bebatuan
(Abdullah, 2016). Echinoermata merupakan zooplankton
holoplankton.
Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas,
yaitu kelas asteroidea (bintang laut), kelas ophiuroidea (bintang mengular),
kelas echinoidea (landak laut), kelas crinoidea (lili laut), dan kelas
holothuroidea (timun laut) (Jasin, 1992). Phylum Echinodermata hanya
larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton.
Kelas Asteroidea memiliki bentuk seperti bintang, bergerak bebas, serta
memiliki lengan yang berfungsi untuk melindungi “central disc” atau cakram.
Sea star atau bintang laut memiliki warna yang sangat berfariasi merah,
orange, biru, jingga, hijau, atau merupakan kombinasi dari beberapa warna.
Sun star Crossaster papposus memiliki 7 hingga 40 lengan. Asteroidea
memiliki kemampuan untuk regenerasi kembali pada salah satu anggota lengan yang
putus (Ruppert dan Barners, 1994). Permukaan tubuhnya ditutupi oleh duri-duri
yang pendek. Pada bagian pusat (cakram) terdiri dari sebuah mulut disebelah
bawah, dan anus disebelahatas (Anonim, 2005).
Gambar
Asteroidea.
Ophiuroidea
adalah jenis Echinodermata yang paling kecil ukurannya. Ophiuroidea memiliki cakram dengan diameter
1-3 cm serta lengan yang sangat panjang. Lengan dari basket star adalah yang
terpanjang 12 cm. Basket star memiliki lima lengan yang berbentuk
seperti dahan atau ranting. Ophiuroidea adalah merupakan hewan yang sangat
aktif bergerak, dan merupakan hewan karnivora, pemakan bangkai, deposit
feeder, dan filter feeders (Ruppert dan Barners, 1994). Bintang ular memiliki duri-duri pendek yang
hanya terdapat pada bagian sampingnya dari lengan simetris, sedangkan bagian
atas dan bawahnya tidak ditutupi oleh duri (Anonim, 2005).
Gambar
Ophiuroidea
Kelas
Echinoidea terdiri atas sea urchin, heart urchin, dan sand dollar.
Echinoidea atau yang lebih dikenal dengan landak laut, memiliki duri yang
mengelilingi tubuhnya dari predator. Landak laut tidak memiliki lengan,
tubuhnya ditutupi duri dari bagian oral hingga aboral. Warna dari sea urchin
adalah coklat, hitam, jingga, hijau, putih, dan merah, namun ada yang
terdiri dari beberapa warna. Heart urchin, cake urchin, dan sand
dollar memiliki bentuk tubuh secara bilateral (Ruppert dan Barners, 1994).
Duri-duri
yang terdapat pada landak laut digunakan untuk memangsa dan berjalan. Beberapa
landak laut memiliki kelenjar racun yang digunakan untuk mempertahankan diri
dari predator. Mulut dari bulu babi memiliki lima gigi yang didukung oleh lima
rangka samping. Bulu babi memiliki kaki tabung yang berfungsi sebagai penghisap
dan untuk mengeluarkan air, dengan adanya kaki tabung ini maka bulu babi dapat
merayap ke atas batu (Anonim, 2000).
Gambar
Echinoidea.
Kelas Holothuroidea pada umumnya berwarna hitam,
coklat, hijau, atau gabungan dari beberapa warna. Pada bagian dorsal terdapat
dua wilayah ambulakral yang dinamakan “sole” dan bagian ventral tersusun atas
tiga wilayah ambulakral. Mulutnya dikelilingi oleh 30 tentakel. Kehidupannya
dapat ditemukan di daerah berbatu, dan ada juga yang hidup di kedalaman laut
dalam (Ruppert dan Barners, 1994).
Gambar
Holothuroidea.
Kelas Crinoidea terdiri atas lili laut dan feather
star. Lili laut tubuhnya memilki tangkai dan berbentuk pentamerous yang
menyerupai crown, lengannya memiliki panjang sekitar 35 cm. Feather
star akan berenang sangat lambat untuk beberapa waktu, namuan apabila
menemukan mangsa maka Feather star akan berenang sangat cepet untuk
menangkap mangsanya (Ruppert dan Barners, 1994). Tubuh lili laut berukuran
kecil serta berbentuk seperti cangkir. Pada bagian mulutnya dilengkapi dengan
tentakel yang bercabang-cabang yang berfungsi untuk menangkap makanan. Beberapa
lili laut memiliki tangkai yang digunakan untuk melekat di dasar laut sehingga
terlihat seperti batang pada tanaman (Anonim, 2005).
Gambar
Lili laut.
Echinodermata
berkembang biak secara seksual, yaitu hewan jantan dan betina yang melepaskan
sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung secara
eksternal (di dalam air laut) (artikelsiana, 2015). Phylum Echinodermata hanya
larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton.
2.5. Annelida
Annelida berasal
dari kata Annulus = gelang atau cincin kecil. Artinya tubuh menyerupai cincin
kecil atau ruas atau bergelang gelang maka disebut dengan cacing gelang.
Annelida disebut juga cacing bersegmen. Pada tiap segmen dilengkapi dengan seta
(rambut).
Annelida
ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar
jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi
parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari
Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton
dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru
keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus
digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang
halus ( Sachlan, 1982).
Berdasarkan
ciri-ciri rambut, filum Annelida dibagi menjadi tiga kelas yaitu: (1) Polychaeta;
(2) Oligochaeta; dan (3) Hirudinea.
Reproduksi
Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara aseksual
dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).namun sebagian besar
Annelida bereproduksi secara seksual.
2.6.
Cnidaria / Colentetara
Cnidaria terdiri
dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa, dimana
Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil
yang hidup sebagai plankton (Sachlan, 1982). Bentuk morfologi Cnidaria
terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang sederhana. Cnidaria
memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal yang dipisahkan
oleh lapisan gelatin non selular yang disebut mesoglea . Karakteristik penting
Cnidaria adalah adanya sel penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum yang
dapat melumpuhkan mangsanya (Bougis, 1976).
Termasuk
dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa
dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama
sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar
dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar (Nybakken, 1992). Contoh genus
dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope, Bougaivillia, Diphyes (
Hutabarat dan Evans, 1986).
Reproduksi
Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama
semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini
akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain.
Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan
dengan bertemunya sperma dan ovum.Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh
ovarium (yusminah, 2007).
2.7.
Protozoa
Protozoa
dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas
Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya merupakan
plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh manusia dan
ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini ” Zooflagellata ” yang hidup sebagai
plankton (freeliving) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga
yang berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982).
Cilliata sebagian besar hidup bebas di air
tawar, dan ada hanya beberapa golongan yang hidup di laut (golongan Tintinnidae).
Rhizopoda merupakan zooplankton yang penting di air laut maupun air tawar,
selain itu ia juga penting untuk ilmu Paleontologi dan Geologi. Rhizopoda
memiliki arti kaki- kaki yang bentuknya seperti akar tumbuh- tumbuhan yang
tidak teratur. Rhizopoda dianggap berasal dari genera-genera alga dari
Saprophytic-type seperti Chloramoeba, Gametamoeba, dan Chrysamoeba. Rhizopora
terdiri dari beberapa ordo:Amoebina, Foraminifera, Radiolaria dan Heliozoa
(Sachlan, 1982).
Untuk
mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara
aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu
dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat
terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya sehingga
menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada
proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut
pembelahan biner, namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan
bahu rangkap (multipel fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara
seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara
dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi
perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu
individu baru. Cara pembiakan ini disebut dengan konjugasi.
2.8.
Moluska
Filum Moluska
biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula
bermacam moluscka yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai
holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi
ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat
dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang
bercangkang (ordo Thecosomata) dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda
bercangkang adalah pemakan tumbuhan (herbivora), cangkangnya rapuh dan berenang
menggunakan kakinya yang berbentuk sayap. Pteropoda telanjang dapat berenang
lebih cepat daripada yang bercangkang. Heteropoda adalah karnivora berukuran
besar dengan tubuh seperti agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992).
Menurut Dharma (1988) phylum moluska dibagi
tujuh kelas yaitu Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda,
Pelecypoda dan Cephalopoda.
Sementara itu Nontji (1993) mengatakan bahwa Moluska terdiri atas lima kelas
yakni Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Dari
kedua klasifikasi tersebut, klasifikasi yang paling umum digunakan adalah
klasifikasi menurut Nontji (1993). Moluska merupakan meroplankton.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan
bahwa jenis – jenis zooplankton perairan payau dan perairan laut di antaranya
Filum Arthropoda, Filum Rotifera, Filum Ctenophora, Filum Echinoermata,
Filum Annelida, Filum Filum Cnidaria, Filum Moluska, dan Filum Protozoa.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini
yang dapat saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan
pihak-pihak tertentu saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan
sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima
kasih.
Komentar
Posting Komentar