Laporan Praktikum Limnologi : danau ngade
LAPORAN PRAKTIKUM
LIMNOLOGI
DANAU NGADE
TAUFIQ ABDULLAH
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Limnologi.
Laporan
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan laporan ini.
Kami
menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan
ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
2.1 Ekosistem Danau...................................................................................... 3
2.2 Kualitas Air.............................................................................................. 3
2.3 Parameter Fisika....................................................................................... 4
2.3.1
Kecepatan Arus.................................................................................. 4
2.3.2
Suhu................................................................................................... 4
2.3.3
Kedalamn........................................................................................... 5
2.4 Parameter Kimia.......................................................................................
5
2.4.1
Oksigen Terlarut................................................................................. 5
2.4.2
pH....................................................................................................... 6
BAB III : METODE PRAKTIKUM............................................................. 7
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 7
3.2.1
Alat..................................................................................................... 7
3.2.2
Bahan................................................................................................. 9
3.3 Metode Praktikum................................................................................... 9
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 10
4.1 Hasil......................................................................................................... 10
4.1.1
Jenis Danau........................................................................................ 10
4.1.2
Faktor Biotik...................................................................................... 10
4.1.3
Faktor Abiotik.................................................................................... 10
4.1.4
Pemanfaatan....................................................................................... 10
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 10
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 16
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 16
5.2 Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
No teks halaman
1 Lokasi
Stasiun praktikum di danau Ngade 7
2 pH
meter 7
3 DO meter 8
4 Thermometer 8
5 Botol Sampel 8
6 Siput Murbai 11
7 sulcospira ebenina 11
8 Ikan Gupi 12
9 Ikan Nila 12
10 Udang Putih 13
11 Alat Pengukuran
Kedalaman Air 14
12 Pengukuran Kecepatan
Arus 15
13 Lokasi Stasiun lampiran
14 Kegiatan di
Sekitar Stasiun lampiran
15 Pengukuran
Kedalaman Air lampiran
16 Pengambilan Sempel
Air lampiran
DAFTAR TABEL
No Teks halaman
1 Hasil
Pengukuran Kecepatan Arus 14
2 Hasil
pengukuran kedalaman, oksigen terlarut, suhu, dan pH 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sistem perairan
menutupi 70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama,
yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan
tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%,
sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk
aktivitas hidupnya (Barus, 1996).
Ditinjau dari
kedudukannya, ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu air diam
misalnya kolam, dana dan waduk serta air yang mengalir misalnya sungai. Air
diam digolongkan sebagai perairan lentik sedangkan air yang mengalir deras
disebut lotik (Barus, 2004). Menurut Brotowidjoyo et al., (1995),
ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri seperti kadar garam rendah karena itu
tekanan osmosis rendah, menyebabkan organisme yang hidup dalam air tawar itu
berorgan tubuh yang dapat mengatur tekanan osmosis. Biasanya habitat air tawar
itu mengering secara periodik dan berlangsung lama atau sering ada stagnasi
(bendung air, tingkat kekeruhan tinggi, fluktuasi, suhu dan konsentrasi gas
yang larut dalam air tawar lebih besar dari air laut).
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin)
yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena
mencairnya gletser, aliran sungai atau karena adanya mata air (Anonim,
2009://id.wikipedia.org/wiki/Danau). Menurut Jorgensen (1989) perairan danau
merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi,
Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas, mempunyai air yang tetap,
jernih atau beragam dengan aliran tertentu, selanjutnya Wulandari (2006)
mengatakan danau adalah badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan
sebagai salah sata jenis lahan basah. Danau digolongkan ke dalam lahan basah
alami bersama hutan mangrove, rawa gambut, rawa air tawar, padang lemon dan
terumbu karang.
Indonesia
merupakan negara yang banyak terdapat danau yang tersebar diberbagai daerah
salah satunya danau Ngade. Danau Ngade merupakan danau yang terletak di bagian
selatan dari pusat Kota Ternate. yang
mudah dijangkau (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Tenate). Danau
Ngade dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan, kegiatan parawisata, dan media
edukasi, oleh karena itu Danau Ngade merupakan tempat yang tepat untuk
melakukan praktikum mata kuliah Limnologi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini yaitu
1. Mahasiswa mampu menganalisis faktor biotik dan abiotik
di lingkungan danau Ngade.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran parameter
kualitis air.
1.2
Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui cara pengukuran parameter kualitas air.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Ekosistem Danau
Danau adalah suatu badan air alami
yang selalu tergenang sepanjang tahun dan mempunyai mutu air tertentu yang
beragam dari satu danau ke danau yang lain serta mempunyai produktivitas
biologi yang tinggi. (Satari 2001). Ekosistem danau termasuk habitat air tawar
yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh adanya arus yang sangat
lambat sekitar 0,1-1 cm/detik atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu residence
time (waktu tinggal) air bias berlangsung lebih lama.
Pada
dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : danau
alami dan danau buatan (Odum 1994). Danau alami merupakan danau yang terbentuk
sebagai akibat dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik
dan kegiatan tektonik. Sedangkan danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan
sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan tertentu dengan cara membuat
bendungan pada daerah dataran rendah.
2.2 Kualitas Air
Kualitas
air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda
dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum
(Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990).
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama
adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2
terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan
yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton
dan benthos) (Sihotang, 2006).
2.3 Parameter Fisika
2.3.1
Kecepatan
Arus
Arus adalah gerakan molekul air yang pada umumnya dengan arah horisontal dan vertikal
yang menyebabkan terjadinya sirkulasi air, bisa berskala kecil tetapi bisa pula
berukuran sangat besar. Menurut
Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting
baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan
penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air.
Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan
lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah
sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
Menurut Gross 1972,
arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Metode paling sering digunakan
dalam pengukuran kecepatan arus adalah metode Lagrangian. Metode lagrangian
adalah suatu cara mengukur aliran massa air dengan melepas benda apung atau
drifter ke laut, kemudian mengikuti gerakan aliran massa air laut.
2.3.2
Suhu
Suhu
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan
dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses
metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit. Biasanya 00C-40C
(Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008)
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air normal
adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di
air. Dalam
Pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah Thermometer.
2.3.3
Kedalaman
Kedalaman
merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai
pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan
kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan pasang surut, pergerakan,
pemeliharaan, rute navigasi (Roonawale et al, 2010)
Batimetti (dari bahasa Yunani. Barus, berarti
kedalam dan ukuran) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan
studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta gatimetri
umumnya menampilkan relief pantai atau daratan dengan garis-garis kontor
(Contor lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contous atau subath)
(Aridianto, 2010). Kedalaman berhubungan erat dengan kecerahan. Dalam
mengukur kedalaman dapat menggunakan secchi disk atau memanipulasi dengan
menggunakan tali dan pemberat.
2.4 Parameter Kimia
2.4.1
Oksigen
Terlarut
Oksigen Terlarut adalah Oksigen yang terlarut dalam air. Merupakan
faktor penting bagi kehidupan mikro dan makro organisme akuatik. Karena
diperlukan untuk proses pernafasan, oksigen dalam suatu perairan berasal dari
difusi langsung dari udara. Hujan yang jatuh dalam air ataupun dari proses
asimilasi tumbuh – tumbuhan berklorofil ( Odum,1971 dalam Arfiati, 1989
).
Oksigen
terlarut merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas air.
Oksigen terlarut akan langsung berpengaruh pada kemampuan organisme untuk
bertahan di perairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya mengandung
oksigen dalam rentang 8-15 mg / l. Tergantung pada salinitas dan tempertur bagi
organisme – organisme akuatik biasanya membutuhkan dengan konsentrasi 5-8 mg/l
untuk dapat hidup secara normal ( Naster,1991 dalam Wibowo, 2004). Dalam
pengukuran oksigen terlarut, alat yang digunakan adalah DO Meter.
2.4.2
pH
Nilai pH menunjukkan derajat
keasaman atau kebebasan suatu perairan. Di dalam air pH di pengaruhi oleh
kapasitas penyangga “ buffer” yaitu adanya garam-garam karbohidrat dan
bikarbonat ( Ruttreat et al ., 1993 dalam Arfiati, 1989 ).
pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang di ukur dan jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H⁺ ). Air murni terdiri dari ion H⁺ dan ion OH⁻ dalam
jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion H⁻ dalam larutan cairan makin rendah ion H⁺ dan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan
alkalis. Sebaliknya makin ttinggi ion H⁺ makin
rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).
pH air mempengaruhi tingkat
kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik perairan asam atau
kurang produktif. Malah dapat menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah (
keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang
sebaliknya menjadi pada suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di
perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal
pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan
Tempat
Praktikum limnologi dilakukan pada 20 November 2016 di
Danau Ngade (Gambar 1), Kel. Ngade, Kec.
Kota Ternate Selatan, Kota Ternate, Prov. Malut.10
Gambar 1. Lokasi Stasiun praktikum di danau Ngade
3.2
Alat Dan
Bahan
3.2.1
Alat
Alatyang digunakan dalam praktikum adalah
-
Alat tulis
-
Camera dokumentasi
-
pH meter
Gambar 2. pH meter
-
DO meter
Gambar 3. DO meter
-
Thermometer
Gambar 4. Thermometer
-
Tali
-
Pemberat
-
Botol Sampel
Gambar 5.
Botol sampel
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
-
Air Danau Ngade
3.3
Metode
Praktikum
Metode yang
digunakan adalah metode survey, yaitu pengukuran atau penelitian yang dilakukan
secara langsung.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Jenis Danau
Danau Ngade
merupakan Danau dengan sistem perairan tertutup.
4.1.2
Faktor
Biotik
Adapun faktor biotik yang kami temukan yaitu :
-
Siput murbai atau keong mas
-
Siput sulcospira
ebenina
-
Ikan Gupi atau cere
-
Udang Putih
-
Ikan Nila
4.1.3
Faktor
Abiotik
Faktor abiotik yang kami teliliti adalah :
-
Kedalaman
-
Arus
-
Suhu
-
pH
-
Oksigen terlarut
4.1.4
Pemanfaatan
Pemanfaatan
yang dilakukan didanau Ngade adalah kegiatan budidaya dengan KJA dan
Parawisata.
4.2
Pembahasan
Praktikum dimulai pada
pukul 8:30 hari minggu 20 November 2016. Praktikum diawali dengan pengamatan
jenis danau, pengamatan faktor biotik, dan faktor abiotik. Untuk faktor biotik,
kami menemukan berbagai spesies hewan, untuk spesies tumbuhan terutama air
tidak kami temukan. Spesies hewan tersebut adalah siput murbai (Gambar 6) dan
siput sulcospira ebenina
(Gambar 7) yang kami temukan di bebatuan dan batang pohon mati. Selain siput,
kami juga menemukan ikan gupi (Gambar 8), ikan nila (Gambar 9), dan udang putih
(Gambar 10).
Gambar 6. Siput murbai yang
ditemukan didanau Ngade
Menurut Lamarck (1819), Klasifikasi
siput murbai menurut adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Super Famili : Ampullarioidea
Famili : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Upagenus : Pomacea
Spesies
: Pomacea canaliculata
Gambar 7. sulcospira ebenina yang ditemukan
didanau Ngade
Menurut Troschel (1858), Klasifikasi
sulcospira ebenina adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Super Famili : Cerithioidea
Famili : Pachychilidae
Genus : Sulcospira
Spesies
: sulcospira
ebenina
Gambar 8. Ikan Gupi yang ditemukan
di danau Ngade
Menurut Peters (1859), klasifikasi
ikan Gupi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Poeciliidae
Genus : Poecilia
Spesies
: Poecilia reticulata
Gambar 9. Ikan Nila yang di
temukan di danau Ngade
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 10. Udang putih yang
ditemukan di danau Ngade
Menurut Haliman dan Dian (2006),
klasifikasi udang putih (Litopenaeus vannamei) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapodas
Subordo : Dendrobrachiata
Familia : Penaeidae
Sub genus : Litopenaeus
Spesies :
Litopenaeus vannamei
Untuk faktor abiotik kami
melakukan pengukuran pada kedalam air, kecepatan arus, oksigen terlarut, suhu,
dan pH. Pengukuran kedalaman air menggunakan tali dengan pemberat. Oksigen
terlarut, menggunakan DO meter. Suhu menggunakan Thermometer. pH menggunakan pH
meter. Kecepatan arus, menggunakan tali dengan benda yang mengapung dan
stopwatch. Hasil pengukuran arus dapat di lihat di tabel 1 sementara kedalaman,
oksigen terlarut, suhu, dan pH dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar
11. Alat yang digunakan untuk pengukuran kedalaman air.
Tabel 1. Hasil pengukuran kecepatan arus.
Panjang Tali
|
Waktu
|
Kecepatan Arus
|
Arah
|
50 cm
|
00:15:42
|
0,0005 m/s
|
NW
|
Dalam pengukuran kecepatan arus adalah
sebagai berikut :
ket
: Panjang tali dalam satuan m (meter)
Waktu dalam satuan s (detik)
Berikut ini adalah hasil penghitungan :
Diketahui
:
Panjang
tali = 50 cm dikonvensi ke m = 50 /
100 = 0,5 meter
Waktu = 15 menit 42 detik = 15 menit x 60 = 900 detik
= 900 + 42 = 942
Penyelesaian
:
Gambar
11. Pengukuran kecepatan arus
Tabel 2. Hasil pengukuran kedalaman,
oksigen terlarut, suhu, dan pH.
Parameter
|
Hasil Pengukuran
|
Kedalaman Air
|
1,415 meter
|
Oksigen Terlarut
|
4,66 ppm
|
Suhu
|
37°C
|
Ph
|
6,43
|
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dan penyusunan laporan ini dapat kami simpulkan.
1.
Faktor biotik di lingkungan perairan
danau Ngade adalah siput murbai, sulcospira
ebenina, ikan gupi, ikan nila, dan udang putih. Faktor abiotik di lingkungan danau
Ngade adalah suhu, arus, oksigen terlarut, tanah, air, batu, dsb.
2. Pengukuran
parameter kualitas air pada praktikum adalah pengukuran parameter fisika dan
parameter kimia. Parameter fisika yang diteliti kecepatan arus, suhu, dan
kedalaman air. parameter kimia yang diteliti adalah pH dan oksigen terlarut.
Hasil pengukuran kecepatan arus adalah 0,0005 m/s, suhu 37°C yang diukur
menggunakan Thermometer, kedalaman 1,415 m, pH 6,43 yang diukur menggunakan pH
meter, dan oksigen terlarut adalah 4,66 ppm yang diukur menggunakan DO meter.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali
ini hanya dilakukan pengukuran pada parameter fisika dan kimia, sementara untuk
parameter biologi tidak dilakukan. Saran kami, harus ada praktikum untuk
melakukan pengukuran parameter biologi agar kami dapat mengetahui bagaimana
cara, metode, teknik, alat, dan bahan dalam pengukuran parameter biologi.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiman J. dkk., 2011, Pengaruh Posisi
Utaman Dan Kecepatan Arus Terhadap Gerakan Swinging Dan Diving Dari Model
Trolling Board, Manado, Jurnal Perikanan
dan Kelautan Tropis.
Happy R. A. dkk., 2012, Distribusi
Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pada Kolom Air Dan Sedimen Daerah Aliran Sungai
Citarum Hulu, , Jurnal Perikanan dan
Kelautan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Poecilia_reticulata (diakses
pada 22 November 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Siput_Murbai
(diakses pada 22 November 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulcospira (diakses
pada 22 November 2016)
https://www.google.co.id/maps/place/Danau+Ngade,+Ternate+Sel.,+Kota+Ternate,+Maluku+Utara/@0.7610299,127.34741,15z/data=!4m2!3m1!1s0x329cb45c5e3089af:0x86f3a5594c5cbd4d
(Diakses pada 22 november 2016)
Isnaini A., 2011, Penilaian Kualitas Air
dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Wisata Air Di Universitas Indonesia
Depok, Depok, Tesis.
Muhajir
dkk., 2004, Variasi Kadar Oksigen Terlarut Di Perairan Tanibar Bagian Utara Dan
Selatan, Maluku Tenggara. Jurnal Sorihi.
Patty S. I. dkk., 2015, Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut Dan
Ph Kaitannya Dengan Kesuburan Di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru, Ambon, Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.
Patty S. I., 2013, Distribusi Suhu,
Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema, Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Platax.
Simanjuntak M. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen
Utilization di Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka, 2007, Jurnal Ilmu Kelautan.
Suhanda H., 2001, Penentuan Kadar Oksigen Terlarut Menggunakan
Sensor Polarografi Bermembran Plastik, , Jurnal Pengajaran MIPA.
Tatangindatu
F. dkk., 2013, Studi Parameter Fisika
Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten
Minahasa, jurnal Budidaya perairan.
Yuliyana dan Tamrin, 2001, Fluktuasi dan
Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Laguna Ternate Maluku Utara, Ternate, Jurnal Perikanan.
DAFTAR
LAMPIRAN
Gambar 13. Lokasi Stasiun
Gambar 14. Kegiatan disekitar stasiun
Gambar 15. Pengukuran Kedalaman Air
Gambar 16. Pengambilan Sempel Air
Komentar
Posting Komentar