Laporan Praktikum Teknologi Pembenihan Ikan
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
INDUKAN, BENIH, LARVA,
DAN TELUR IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Teknolologi Pembenihan Ikan.
Laporan
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan laporan ini.
Kami
menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan
ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 1
1.3 Manfaat................................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 2
2.1 Ikan.......................................................................................................... 2
2.2 Ikan Nila................................................................................................... 2
2.3 Klasifikasi Ikan Nila................................................................................. 2
2.4 Anatomi Eksternal Atau Morfologi Ikan Nila......................................... 3
2.5 Anatomi Internal Ikan Nila...................................................................... 5
2.6 Pemisahan Kelamin Secara Manual.......................................................... 6
BAB III : METODE PRAKTIKUM............................................................. 8
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 8
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 8
3.3 Metode Praktikum................................................................................... 9
3.4
Prosedur kerja.......................................................................................... 9
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 11
4.1 Hasil......................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 12
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 15
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 15
5.2 Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Teks halaman
1 Alat yang digunakan
dalam praktikum 6
2 Bahan yang digunakan
dalam praktikum 7
3 Hasil pengukuran indukan
ikan Nila 8
4 Hasil pengukuran benih
ikan Nila 8
5 Hasil pengukuran larva
ikan Nila 9
6 Hasil Pengukuran diameter
telur ikan Nila 9
DAFTAR GAMBAR
No Teks halaman
1 Ikan
nila (Oreochromis niloticus) saanin
(1968) 3
2 (a) alat kelamin jantan terlihat ada
tonjolan, dan (b) alat kelamin
betina terlihat ada cekungan (Sumber: Anonim,
1998). 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada
dasarnya ikan mengalami pertumbuhan secara terus-menerus, baik pertumbuhan
bobot, panjang serta gonadnya. Oleh sebab itu maka pertumbuhan ikan adalah
salah satu ilmu perikanan yang dipelajari di dunia perikanan.
Menurut
Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat,
ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat
genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan
ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan
dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air,
ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
1.2.
Tujuan praktekum
Adapun tujuan dari praktekum ini agar
dapat mengetahui
1. Teknik
pengukuran panjang dan berat indukan ikan nila.
2. Teknik
pengukuran panjang dan berat benih ikan nila.
3. Teknik
pengukuran panjang dan berat larva ikan nila.
4. Teknik
pengukuran diameter telur ikan nila.
5. Teknik
bedah ikan.
1.3.
Manfaat praktekum
Manfaat
dari praktekum ini agar dapat mengetahui cara pengukuran panjang berat pada
ikan nila (Oreochromis niloticus,) dan
dapat mengukur diameter telur ikan nila serta dapat memberikan informasi
singkat tentang organ dalam ikan Nila.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Ikan
Ikan
merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup atau
habitatnya berada di air, baik air tawar, air payau, maupun air laut dan bernapas
dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia ( De Becker dan
Hariyanti, 2007).
2.2
Ikan
Nila (Oreocromis niliticus)
Menurut
Kordi (2007), ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies
dari kelas Osteichtyes yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim,
sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan dari jenis
lain tidak dapat hidup. Bentuk tubuh ikan nila pipih ke samping memanjang
dengan warna tubuh umumnya putih kehitaman atau biasa disebut nila hitam dan
merah yang biasa disebut nila merah. Tubuh nila hitam berwarna kehitaman, makin
ke perut makin terang. Pada sirip terdapat 6-12 garis melintang yang berakhir
dengan ujung kemerah-merahan. Pada punggungnya terdapat garis-garis melintang
2.3
Klasifikasi
Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis
ikan air tawar yang mempunyai nilai
konsumsi cukup tinggi.
Bentuk tubuh
memanjang dan pipih ke samping dan
warna putih kehitaman
atau kemerahan. Ikan nila berasal dari
Sungai
Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar
ke
negara-negara
di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang
beriklim dingin, ikan
nila
tidak dapat hidup
baik (Sugiarto,
1988). Ikan nila disukai
oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal
seperti
daging ikan
kakap merah (Sumantadinata,
1981).
Terdapat
tiga jenis ikan
nila yang dikenal, yaitu
nila
biasa, nila merah
(nirah) dan nila albino
(Sugiarto, 1988). Menurut Saanin
(1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Osteichtyes
Subkelas
: Acanthopterygii
Ordo
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus
Gambar
1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
saanin (1968)
2.4
Anatomi
Eksternal Atau Morfologi Ikan Nila
Morfologi
ikan
nila
(Oreochromis niloticus) menurut
Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri
bentuk
tubuh bulat pipih, punggung lebih
tinggi, pada badan dan
sirip ekor (caundal
fin) ditemukan garis lurus
(vertikal). Pada sirip punggung ditemukan
garis
lurus memanjang.
Ikan Nila (oreochormis
niloticus) dapat hidup
diperairan tawar
dan mereka menggunakan ekor
untuk bergerak,
sirip perut, sirip dada dan penutup insang
yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki
lima buah
Sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal
fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral
fin), siri anal (anal
fin), dan sirip ekor
(caudal
fin).
Sirip punggungnya memanjang dari
bagian
atas tutup
ingsang sampai bagian atas sirip
ekor. Terdapat
juga sepasang sirip
dada
dan sirip perut yang berukuran kecil dan
sirip anus yang
hanya satu
buah
berbentuk agak
panjang. Sementara itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk
bulat.
2.4.1 Morfologi Telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Telur ikan Nila yang di buahi berdiameter kurang lebih 2,8 mm, berwarna abu-abu, kadang-kadang berwarna kuning, tidak lengket, dan tenggelam di dasar perairan. Telur-telur yang telah dibuahi dierami di dalam mulut induk betina kemudian menetas setelah 4-5 hari. Telur yang sudah menetas disebut larva. Telur yang tidak dibuahi berwarna putih dan tenggelam di dasar.
2.4.2
Morfologi Larva Ikan
nila (Oreochromis niloticus)
Telur yang telah dibuahi berbentuk bulat, transparan, mengapung di permukaan air sedangkan yang tidak dibuahi berwarna putih dan tenggelam di dasar. Telur yang dibuahi akan berkernbang menjadi embrio dan akhirnya menetas menjadi larva. Perkembangan larva terdiri dari dua tahap yaitu prolarva dan post larva. Prolarva adalah larva yang masih mempunyai kuning telur dan tubuh transparan. Post larva adalah larva yang kuning telurnya telah habis dan organ – organ tubuhnya telah terbentuk sampai Larva
tersebut memiliki bentuk menyerupai ikan dewasa.
Panjang larva 4-5 mm, larva yang sudah menetas diasuh oleh induk betina hingga mencapai umur 11 hari dan berukuran 8 mm. Larva yang sudah tidak diasuh oleh induknya akan berenang secara bergerombol di bagian perairan yang dangkal atau di pinggir kolam.
Perkernbangan Larva ikan atas 4 fase yaitu; 1) fase yolk sac yaitu mulai dari menetas hingga kuning telur habis, 2) fase prefleksion yaitu dimulai dari kuning telur habis terserap sampai terbentuk spin, 3) fase fleksion yaitu dimulai dari terbentuknya spin, calon sirip ekor, perut dan punggung sampai hilangnya spina, 4) fase pasca fleksion yaitu dimulai dari hilang atau tereduksinya spina sampai menjadi juvenil (Usman, dkk., 2003).
2.4.3
Morfologi Benih Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
Benih merupakan
tahap selanjutnya dari larva berumur labih dari 7 hari. Benih ikan nila
berwarna bagian perut berwarna putih, bagian punggung berwarna gelap sampai
hijau kelabu yang berukuran 1 s/d 12 cm. Benih ikan pada umumnya bergerombol di
permukaan tepi wadah dan aktif menyongsong air baru serta ekor bergerak sangat
cepat sehingga tidak terlihat jelas gerakannya.
2.5
Anatomi Internal Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
Anatomi internal ikan
meliputi beberapa sistem, diantaranya sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler,
sistem skeletal, sistem syaraf, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem
urogenital. Berikut adalah gambar anatomi internal pada ikan.
2.5.1
Sistem
pernapasan
Pernapasan pada ikan
menggunakan insang. Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh operkulum
yang dapat menyaring air yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang
berbahaya dapat dihindarkan. Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dengan
cara menyaring air yang masuk melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut
dalam air menggunakan insang (Pough,et al., 2005).
2.5.2
Sistem
kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
pada ikan terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Fungsi jantung yaitu untuk
memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Jantung ikan terletak di dekat insang
dan dibungkus oleh selaput perikardium. Bagian jantung ikan yaitu sinus
venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus arterious. Ada dua macam pembuluh darah
yaitu pembuluh nadi dan pembuluh vena. Fungsi dari pembuluh darah secara umum
ialah untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh (Pough,et al., 2005).
2.5.3
Sistem
skeletal
Sistem skeletal pada
ikan terdiri atas beberapa elemen yaitu eksoskeleton dan endoskeleton.
Eksoskeleton dapat berupa sisik-sisik sedangkan eksoskeleton adalah bagian yang
menyokong struktur tubuh yang terdiri atas tulang endoskeleton (Lytle dan John,
2005).
2.5.4
Sistem
Syaraf
Sistem saraf terdiri
atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Pada ikan dewasa, otaknya
terdiri dari lima bagian yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon,
metencephalon, dan myelencephalon (Lytle dan John, 2005).
2.5.5
Sistem
otot
Sistem otot pada ikan
relatif sama dengan system otot pada vertebrata daratan. Sebagian besar dari
otot tersusun atas myotom-myotom. Kontraksi dari myotom ini disesuaikan dengan
bentuk tubuh ikan itu sendiri. Segmen otot pada bagian dorsal disebut otot
epaxial dan segmen otot pada bagian ventral disebut otot hypaxial (Lytle dan
John, 2005).
2.5.6
Sistem
urogenital
Sistem
urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang berukuran relatif
panjang. Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing bagi ikan. Selain
itu pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa gonad. Untuk
jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina disebut ovarium (Lytle
dan John, 2005).
2.6
Pemisahan kelamin secara manual
Pemisahan kelamin secara manual merupakan cara yang
paling sederhana karena hanya memerlukan ketrampilan membedakan jenis kelamin
ikan nila dengan melihat urogenital papillae dan telah diuji oleh
beberapa peneliti Hickling (1963) ; Meschkat dkk, (1967 dalam Mukti
1998). Pada betina terdapat 2 lubang, sedangkan pada jantan terdapat 1 lubang.
Lovshin dan Da Silva (1975, dalam Mukti 1998), mengatakan bahwa memisahkan
benih ikan berdasarkan jenis kelamin kurang efesien karena boros waktu dan
tenaga. Kegiatan pemilihan tergantung pada keterampilan petani dalam mengenal
perbedaan jantan – betina ikan. Biasanya derajat kesalahannya dapat mencapai
10% .
Ciri-ciri yang dapat menjadi pembeda antara benih
ikan nila jantan dan betina adalah sebagai berikut:
1. Sisik
nila jantan lebih besar daripada nila betina
2. Alat
kelamin jantan berupa satu lubang di papilla yang berfungsi sebagai muara
urine dan sperma, sedangkan alat kelamin betina terdiri dua lubang yang juga terletak
di papilla, salah satu lubang untuk muara urine dan lubang lain untuk
pengeluaran telur.
3. Sisik
di bawah dagu dan perut nila jantan berwarna gelap, sedangkan pada betina
berwarna putih/cerah.
Gambar
2. (a) alat kelamin jantan terlihat ada tonjolan, dan (b) alat kelamin
betina
terlihat ada cekungan (Sumber: Anonim, 1998).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu
dan tempat
Praktikum Teknologi
pembenihan ikan ini dilakasanakan pada hari Sabtu tanggal 19 novenber 2016 ,
pukul 09.30 sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium basa kastela
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun Ternate.
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Alat yang digunakan dalam praktikum.
NO.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat Bedah
|
Untuk membedah tubuh ikan
|
2.
|
Alat Tulis
|
Untuk menulis hasil praktikum
|
3.
|
Penggaris
|
Untuk mengukur panjang tubuh ikan
|
4.
|
Timbangan manual
|
Untuk mengukur berat induk ikan
|
5.
|
Pisau kater
|
Untuk membedah ikan
|
6.
|
Tisu
|
Untuk membersihkan alat
|
7.
|
Seser
|
Untuk mengambil sampel ikan yang ada
di kolam
|
8.
|
Miroskop komputer
|
Untuk melihat tubuh dan telur ikan
|
12.
|
Toples
|
sebagai wadah larfa dan benih ikan
|
13.
|
Bak fiber
|
Sebagai wadah induk ikan
|
14.
|
Leptop
|
Untuk melihat sampel telur dan tubuh
ikan
|
15.
|
Timbangan Elektronik
|
Untuk mengukur larfa dan benih ikan
|
16.
|
Pipet
|
Untuk pengambilan contoh telur yang
sudah diencerkan
|
3.2.2
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam
praktikum.
NO
|
Bahan
|
1
|
Air
|
2
|
Indukan Ikan Nila
|
3
|
Benih Ikan Nila
|
4
|
Larva Ikan Nila
|
5
|
Telur Ikan Nila
|
3.3
Metode
Praktikum
Metode
praktikum ini yaitu menggunakan metode pengamatan. Pengamatan yang dilakukan
yaitu pengukuran panjang dan berat indukan, benih, dan larva, pengukuran
diameter telur ikan Nila. Serta pengamatan sistem urogenital ikan Nila.
3.4
Prosedur
Kerja
3.4.1
Pengukuran
Panjang Dan Berat Ikan Nila
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam pengukuran panjang dan berat ikan adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan ikan yang akan diamati
2.
Pengukuran panjang induk, larva, dan benih
ikan Nila
3.
Timbang berat induk, larfa, dan benih
ikan nila
3.4.2
Pengukuran
Diameter Telur Ikan Nila
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam pengukuran diameter telur adalah sebagai berikut :
1. Lima
butir telur ikan nila dari hasil pemijahan disiapkan di atas kaca preparat
2. Amati
dengan mikroskop untuk menentukan diameternya.
3.4.3
Pengamatan Sistem Urogenital Ikan Nila
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam pengamatan sistem urogenital adalah sebagai berikut :
1. Benih
ikan nila hasil seleksi dan telah dilakukan pengukuran panjang dan berat
disisihkan seekor sebagai sempel untuk pengamatan sistem urogenital.
2. Benih
tersebut kemudian di bedah dengan alat bedah dan di amati dengan microscop
kumputer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Ukuran Panjang Dan Berat Indukan Ikan Nila
Adapun hasil pengukuran panjang dan berat indukan ikan
nila yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil
pengukuran indukan ikan Nila.
Indukan Ke
|
Jenis Kelamin
|
Panjang
|
Berat
|
I
|
Jantan
|
15,5 cm
|
50 gram
|
II
|
Jantan
|
13,5 cm
|
40 gram
|
III
|
Betina
|
15,0 cm
|
40 gram
|
IV
|
Betina
|
12,3 cm
|
40 gram
|
V
|
Betina
|
14,3 cm
|
50 gram
|
4.1.2
Ukuran Panjang Dan Berat Benih Ikan Nila
Adapun hasil pengukuran panjang dan berat benih ikan
nila yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil
pengukuran benih ikan Nila.
Benih Ke
|
Panjang
|
Berat
|
I
|
2,9 cm
|
0,49 gram
|
II
|
3,2 cm
|
0,48 gram
|
III
|
2,8 cm
|
0,31 gram
|
IV
|
2,9 cm
|
0,35 gram
|
V
|
2,85 cm
|
0,15 gram
|
4.1.3
Ukuran Panjang Dan Berat Larva Ikan Nila
Adapun hasil pengukuran panjang dan berat larva ikan
nila yang dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil
pengukuran larva ikan Nila.
Larva Ke
|
Panjang
|
Berat
|
I
|
0,9 cm
|
0,934 gram
|
II
|
1,0 cm
|
0,934 gram
|
III
|
0,9 cm
|
0,934 gram
|
IV
|
1,2 cm
|
0,934 gram
|
V
|
1,0 cm
|
0,934 gram
|
4.1.4
Ukuran Diameter Telur Ikan Nila
Adapun hasil pengukuran diameter telur ikan nila
yang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil
pengukuran diameter telur ikan Nila
Telur Ke
|
Diameter
|
I
|
1 µm
|
II
|
2 µm
|
III
|
2 µm
|
IV
|
3 µm
|
V
|
3
µm
|
4.1.5
Sistem Urogenital Ikan Nila
Adapun
hasil pengamatan adanya dua buah ginjal yang berukuran relatif panjang.
Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing bagi ikan. Selain itu alat
kelamin berupa gonad.
4.2
Pembahasan
Praktikum dimulai pada pukul 9:30 wit yang
di awali dengan persiapan wadah bak fiber yaitu pembersian wadah dan pemasukan
air. Pada pukul 10:00 dilakukan seleksi indukan, benih, dan larva dari kolam. Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran panjang dan berat ikan. Sementara telur ikan
diperoleh dari pemijahan indukan ikan. Setelah pengukuran panjang dan berat,
benih ikan kemudian dibedah dan diamati bagian dalam ikan.
4.2.1
Indukan Ikan Nila
Indukan ikan di seleksi sebanyak 5 ekor
ikan, 2 ekor jantan dan 3 ekor betina. Setelah diseleksi kemudian dilakukan
pengukuran panjang dengan menggunakan penggaris dan pengukuran berat dengan
timbangan manual.
4.2.2
Benih Ikan Nila
Benih ikan di seleksi sebanyak 5 ekor
ikan. Setelah diseleksi kemudian dilakukan pengukuran panjang dengan penggaris
dan pengukuran berat dengan timbangan elektronik.
4.2.3
Larva Ikan Nila
Larva ikan di seleksi sebanyak 5 ekor
ikan. Setelah diseleksi kemudian dilakukan pengukuran panjang dengan penggaris,
laptop, dan microscop serta pengukuran berat dengan menggunakan timbangan elektronik.
Dalam pengukuran
berat larva kami menggunakan rumus berikut
Diketahui : Berat air tanpa larva adalah 6,87
Berat air dengan larva adalah 7,35
Seletah diketahui berat
air tanpa larva dan berat air dengan larva kemudian disubstitusikan ke rumus
berat larva di atas, sehingga di peroleh penyelesaian sebagai berikut :
Maka, Berat keseluruhan larva adalah 0,934 gram.
4.2.4
Telur Ikan Nila
Telur ikan nila didapatkan dari hasil
pemijahan indukan Nila. Diseleksi 5 butir telur menggunakan seser yang kemudian
dilakukan pengukuran diameter telur menggunakan penggaris, laptop, dan
microscop.
4.2.5
Sistem Urogenital
Dalam
pengamatan sistem urogenital, ikan nila dibedah pada bagian perut. Setelah
dibedah, ikan nila kemudian diamati dengan microscop komputer.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dan menyusun laporan praktikum ini dapat kami simpulkan :
1.
Teknik
pengukuran panjang pada indukan ikan mengunakan penggaris dan pengukuran berat
ikan mengunakan timbangan manual.
2.
Teknik
pengukuran panjang pada benih ikan mengunakan penggaris dan pengukuran berat
ikan mengunakan timbangan elektronik.
3.
Teknik
pengukuran panjang pada larva ikan mengunakan penggaris, laptop dan microscop, dan pengukuran berat
ikan mengunakan timbangan elektronik.
4.
Teknik
pengukuran diameter telur ikan mengunakan penggaris, laptop, dan microscop.
5.
Teknik bedah
ikan nila menggunakan alat bedah. Bagian tubuh ikan yang dibedah adalah bagian
perut.
5.2
Saran
Praktikum
ini baik untuk dilaksanakan karena menambah pengetahuan mahasiswa. Tetapi
praktikum kali ini hanya terfokuskan kepada cara pengukuran panjang dan berat
ikan. Ada baiknya dipraktekan cara pemijahan dan teknik pembenihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bestian C., 1996, Kelangsungan
Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) Pada
Kisaran Suhu Media 24±1 °C Dengan Salinitas Yang Berbeda (0,10 dan 20 o/00),
Bogor, Skripsi.
Dwijayati D. R.,
2011, Anatomi Eksternal dan Internal Ikan Nila (Oreochromis nilitucus),Malang, Laporan
Pratikum Anatomi Histologi Ikan.
Jalaluddin, 2014,
Pengaruh Salinitas terhadap Fekunditas Fungsional, Daya Tetas Telur dan Benih
Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus Linn), Banda Aceh, 2014, Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan.
Natalia M. T., 2014, Larva Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus), Medan,
Laporan Praktikum Biologi Perairan.
Rosmaidar dkk., 2016, Pengaruh
Umur Larva Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Terhadap Peningkatan
Penjantanan Menggunakan Hormon Methyl Testosterone (Mt) Alami, Banda
Aceh, Jurnal Medika Veterinaria.
Tamamdusturi R. dan
Basuki F., 2012, Analisis Karakter Reproduksi Ikan Nila Kunti (Oreochromis
Niloticus) F4 Dan F5, Semarang, Journal
Of Aquaculture Management and Technology .
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lokasi Praktikum
Lampiran 2 : Alat yang digunakan
dalam praktikum
Timbangan
Analitik
Tissue
Seser
Microscop
com.
Lampiran 3 : Persiapan wadah
Lampiran 4 : Seleksi indukan,
benih, dan larva ikan Nila.
Lampiran 5 : Pengukuran panjang dan berat indukan,
benih, dan larva ikan Nila.
Lampiran 6 : Pengukuran diameter telur ikan Nila
Komentar
Posting Komentar