TEKNIK PEMBENIHAN IKAN ( HATCHERY)
TUGAS
PENGANTAR ILMU PERIKANAN
OLEh
:
Nama : taufiq Abdullah
Npm : 0517 15 11 027
Prodi : bdp
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN ( HATCHERY)
1. Pemijahan
2. Penetasan
Telur
3. Perkembangan
Dan Pemeliharaan Larva
a.
Perkembangan larva
b.
Pemeliharaan larva
4. Pengelolaan
Air
5. Pemberian
Pangan
Berikut
merupakan contoh pembenihan atau hatchery pada kerapu
1)
Pemijahan
a. Induk kerapu matang kelamin
dipindahkan ke bak pemijahan yang sebelumnya telah diisi air laut bersih dengan
ketingian 1,5 m dan salinitas + 32 ‰.
b. Manipulasi lingkungan dilakukan
menjelang bulan gelap yaitu dengan cara menaikkan dan menurunkan
permukaan/tinggi air setiap hari. Mulai jam 09.00 sampai jam 14.00 permukaan
air diturunkan sampai kedalaman 40cm dari dasar bak. Setelah jam 14.00
permukaan air dikembangkan kepossisi semula (tinggi air 1,5 m). Perlakuan ini
dilakukan terus meneruss ampai induk memijah secara alami.
c. Rangsangan hormonal induk kerapu
matang kelamin disuntik dengan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HGG) dan
Puberogen untuk merangsang terjadinya pemijahan. Takaran hormon yang diberikan
adalah :
·
HGG
1.000 – 2.000 IU/kg induk
·
Puberogen
150 – 225 RU/kg induk
d. Pengamatan pemijahan ikan dilakukan
setiap hari setelah senja sampai malam hari. Pemijahan umumnya terjadi pada
malam hari antara jam 22.00 – 24.00 WIB. Diduga musim pemijahannya terjadi 2
kali bulan Juni – September dan bulan Nopember – Januari
e. Bila diketahui telah terjadi
pemijahan, telur segera dipanen dan dipindahkan ke bak penetasan.bak
pemeliharaan larva.
2)
Penetasan telur
Bak yang dipergunakan untuk
penetasan telur sekaligus juga merupakan bak pemeliharaan larva, terbuat dari
beton, berbentuk empat persegi panjangdengan ukuran 4 x 1 x 1 m3. Tiga hari
sebelum bak penetasan/bak pemeliharaan larva digunakan, perlu dipersiapkan
dahulu dengan cara dibersihkan dan dicuci hamakan memakai larutan chlorine (Na
OCI) 50 – 100ppm.Setelah itu dinetralkan dengan penambahan larutan Natrium
thiosulfat sampai bau yang ditimbulkan oleh chlorine hilang. Air laut dengan
kadar garam 32 ‰ dimasukkan ke dalam bak, satu hari sebelum larva dimasukkan
dengan maksud agar suhu badan stabil berkisar antara 27 – 280C.Telur hasil
pemijahan dikumpulkan dengan sistim air mengalir. Telur yang dibuahi akan
mengapung dipermukaan air dan berwarna jernih (transparan). Sebelum telur
ditetaskan perlu direndam dalam larutan 1 – 5 ppm acriflavin untuk mencegah
serang bakteri. Padat penebaran telur di Bak Penetasan berkisar 20 – 60
butir/liter air media. Ke dalam bak penetasan perlu ditambahkan Chlorella sp
sebanyak 50.000 100.000 sel/ml untuk menjaga kualitas air.Telur akan menetas
dalam waktu 18 – 22 jam setelah pemijahan pada suhu 27 – 280C dan kadar garam
30 – 32 ‰.
3) Perkembangan
Dan Pemeliharaan Larva
a. Perkembangan
Larva
Larva
yang baru menetas terlihat transparan, melayang-melayang dan gerakannya tidak
aktif serta tampak kuning telur dan oil globulenya. Larva akan berubah bentuk
menyerupai kerapu dewasa setelah berumur 31 hari.
Adapun
perkembangan larva kerapu dari umur 1 hari (D1) sampai umur 31 hari (D31) dapat
ilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Perkembangan larva ikan kerapu.
Hari
Ke
|
Tahap
Perkembangan
|
Panjang
(mm)
|
D1
|
Larva
menetas transparan,melayang dan tidak aktif
|
1,89
– 2,11
|
D3
|
Timbul
bintik hitam dikepala dan pangkal perut
|
2,14-2,44
|
D7-8
|
Timbul
calon sirip Punggung yang keras dan panjang
|
7,98
– 8,96
|
D9-11
|
Timbul
calon sirip punggung yang keras dan panjang.
|
15,88
– 17,24
|
D15-17
|
Duri
memutih, bagian ujung agak kehitaman
|
17,2
– 18,6
|
D23-26
|
Sebagian
duri mengalami reformasi dan patah, pada bagian ujung tumbuh sirip awal lunak
|
20,31
– 22,64
|
D29-31
|
Sebagian
larva yang pertumbuhannya capat telah berubah menjadi burayak (juvenil),bentuk
dan warnanya telah menyerupai ikan
|
22,40
– 23,42
|
Masa
kritis kedua dijumpai pada waktu larva berumur 8 hari (D8) memasuki umur 9 hari
(D9), dimana pada saat itu mulai terjadi perubahan bentuk tubuh yang sangat
panjang dan spesifik, sampai pada hari ke 20 (D20) larva berkembang dengan baik
dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda kematian, akan tetapi memasuki hari ke
22 (D22), 23 (D23) sebagian dari larva baik yan masih kecil maupun yang sudah
besar mulai nampak adanya kematian. Diawali dengan adanya gerakan memutar
(whirling) yang tidak terkendali kemudian terbalik lalu mati. Pada kasus
tersebut diupayakan dengan cara merubah pakan Artemia dengan kandungan W3 HUFA
yang lebih tingi. Dari kasus ini tentunya dapat diajukan suatu hepotesa sementara
bahwa kurannya unsur tertentu pada larva kerapu dalam waktu yang cukup lama
akan mempengaruhi kondisi fisik dan kelangsungan hidup larva.
b. Pemeliharaan
Larva
Larva
kerapu yang baru menetas mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur. Pakan
ini akan dimanfaatkan sampai hari ke 2 (D2) setelah menetas dan selama kurun
waktu tersebut larva tidak memerlukan dari luar. Umur 3 hari (D3) kuning telur
mulai terserap habis, perlu segera diberi pakan dari luar berupa Rotifera
Brachionus Plicatilis dengan kepadatan 1 – 3ekor/ml. Disamping itu ditambahkan
pula Phytoplankton chlorella sp dengan kepadatan antara 5.10 – 10 sel/ml.
Pemberian pakan ini sampai larva berumur 16 hari (D16) dengan penambahan secara
bertahap hingga mencapai kepadatan 5 – 10 ekor/ml plytoplankton 10 – 2.10
sel/ml media.Pada hari kesembilan (D9) mulai diberi pakan naupli artemia yang
baru menetas dengan kepadatan 0,25 – 0,75 ekor/ml media. Pemberian pakan naupli
artemia ini dilakukan sampai larva berumur 25 hari (D25) dengan peningkatan kepadatan
hingga mencapai 2 – 5 ekor/ml media.Disamping itu pada hari ke tujuh belas
(D17) larva mulai diberi pakan Artemia yang telah berumur 1 hari, kemudian
secara bertahap pakan yang diberikan diubah dari Artemia umur 1 hari ke Artemia
setengah dewasa dan akhirnya dewasa sampai larva berumur 50 hari. Skema jenis
dan pemberian pakan larve kerapu dapat dilihat pada Gambar 3. Pemberian pakan
dengan cincangan daging ikan mulai dicoba pada saat metamorfosa larva sempurna
menjadi benih ikan kerapu.
4)
Pengelolaan Kualitas Air
Bak penetasan telur yang sekaligus
merupakan bak pemeliharaan larva perlu dijaga kualitas airnya dengan penambahan
phytoplankton Chlorella, dengan kepadatan 5.103 – 104 sel/ml. Phytoplankton
akan menggeliminir pembusukkan yang ditimbulkan oleh telur yang tidak menetas
dan sisa cangkang telur yang ditinggalkan. Pembersihan dasar bak dengan cara
penyiponan dilakukan pada hari pertama dengan maksud untuk membuang sisa-sisa
telur yang tidak menetas dan cangkang telur. Penggantian air dilaksanakan pertama
kali pada saat larva berumur 6 hari (D6) yaitu sebanyak 5 – 10%. Penggantian
air dilakukan setiap hari dan dengan bertambahnya umur larva, maka volume air
yang perlu diganti juga semakin banyak.Pada saat larva telah berumur 30 hari
(D30) pengganti air dilakukan sebanyak 20% dan bila larva telah berumur 40 hari
(D40) air yang diganti sebanyak 40%. Prosentase pengantian air selama
pemeliharaan larve kerapu dapat dilihat pada gambar 4.
5)
Pengelolaan Pakan
Ikan kerapu merupakan ikan laut yang
buas (karnivora ) dan sifat kanibalisme akan muncul jika kekurangan pakan .oleh
sebab itu pakan yang diberikan harus cukup baik kualitas maupun kuantitas .
pakan yang baik harus emenuhi gizi ikan kerapu berupa : protein, karbohidrat,
lemat, mineral, dan vitamin, sehingga ikan yang dibudidayakan dapat tumbuh
dengan baik.
Keberhasilan pembenihan ikan kerapu
sangat tergantung pada kecukupan pakan. Pemberian pakan harus tepat agar pakan
yang diberikan dapat efisien dikonsumsi ikan yang dipelihara dan memberikan
kelansungan hidup dan pertumbuhan yang baik sehingga penggunaan pakan menjadi
efisien, karena berkaitan dengan pencernaan dan pemakaian energi. Pemilihan
jenis dan ukuran pakan yang tepat akan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan
pakan. Pakan yang digunakan dapat berupa pakan alami/ pakan segar atau pakan
buatan.
Komentar
Posting Komentar