LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN : TINGKAT KEMATANGAN GONAD, INDEKS KEMATANGAN GONAD, & FEKUNDITAS
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
PERIKANAN
TKG, IKG, & FEKUNDITAS
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
0517
1511 027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum biologi
Perikanan
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1
1.3 Manfaat.................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1
Morfologi
Ikan Selar (Selaroides spp)................................................. 3
2.2
Klasifikasi
Ikan Selar (Selaroides spp)................................................ 3
2.3
Habitat
Dan Penyebaran..................................................................... 4
2.4
Tingkat
Kematangan Gonad (TKG).................................................. 4
2.5
Indeks Kematangan Gonad
(IKG)..................................................... 5
2.6 Fekunditas............................................................................................. 5
III. METODE PRAKTIKUM..................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................... 6
3.3
Prosedur kerja........................................................................................ 6
3.4 Analisa Data........................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 10
4.1 Hasil
Pengamatan................................................................................... 10
4.2 Pembahasan............................................................................................ 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 13
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 13
5.2 Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No .Teks hal
3.1. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum. 6
3.2. Penentuan
TKG secara morfologi (Effendie 1997). 7
4.1. Hasil
Pengamatan. 10
DAFTAR GAMBAR
No .Teks hal
1.1 Ikan
selar (Selarroides leptolepsis) (FAO, 1984) 4
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perikanan
menjadi salah satu sektor penyedia sumberdaya hayati yang mampu memberikan
sumbangsi terhadap kemajuan ilmu sains. Salah satu aspek yang umumnya menjadi
pusat kajian adalah aspek biologi perikanan. Dalam memahami aspek biologi
perikanan, seringkali dilakukan analisis dan pengamatan terhadap organisme yang
termasuk dalam disiplin ilmu perikanan. Dalam analisa dan pengamatan tersebut,
berbagai parameter berupa kebiasaan makan, fekunditas dan kematangan gonad
dapat diukur dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan hidup dan kebutuhan dari
organisme tersebut.
Aspek
biologi pada perikanan merupakan aspek penting dalam kajian ilmu-ilmu
perikanan, pada umumnya ikan menjadi salah satu organisme yang sering digunakan
sebagai obyek penelitian. Penelitian-penelitian mengenai kehidupan ikan telah
berkembang dan kini mengalami spesifikasi secara sistematis.
Parameter
yang biasanya diukur adalah tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad,
dan fekunditas serta beberapa parameter lainnya. Fekunditas adalah semua
telur-telur yang telah siap untuk dikeluarkan pada waktu pemijahan. Dengan
mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan
juga dapat ditentukan jumlah ikan yang akan hidup dalam kelas umur yang
bersangkutan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan
praktikum laboratorium untuk mengetahui berbagai sifat biologis ikan terutama
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada
Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun
betina.
2.
Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada
Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun
betina.
3.
Untuk mengetahui fekunditas pada Ikan Selar
betina
1.3.
Manfaat
Manfaat
dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami serta meningkatkan
pengetahuan mengenai tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan
fekunditas ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Ikan Selar (Selaroides spp)
Ikan selar termasuk dalam kelompok ikan pelagis
kecil dari famili Carangidae. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1997)
terdapat dua jenis ikan selar yang umumnya tertangkap di perairan Indonesia
yaitu selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar
crumenophthalmus).
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) memiliki
bentuk badan yang lonjong, pipih. Bagian atas tubuhnya berwarna hijau kebiruan,
bagian bawah berwarna putih keperakan. Terdapat pita warna kuning keemasan
membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Pada tutup insang bagian atas
terdapat bintik warna gelap. Ikan selar bentong (Selaroides leptolepis) memiliki
bentuk badan dan warna yang sama dengan selar kuning tetapi memiliki mata yang
lebih besar dan warna sirip keabuabuan atau pucat (Wiyono, 2001).
Ikan selar hijau
(Atule mate) juga tennasuk famili Carangidae yang memiliki ciri hampir
sama dengan ikan selar kuning. Perbedaanya pada ikan selar hijau terdapat pita
wama hijau membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Memiliki adipose
eyelid, kecuali pada bagian pipih yang terdapat vertical sin.
2.2. Klasifikasi Ikan Selar (Selaroides spp)
Klasifikasi
selar menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Phylum
: Chordata;
Sub Phylum :
Vertebrata;
Class : Pisces;
Sub Class : Teleostei;
Ordo : Percomorphi;
Sub Ordo : Percoidea;
Famili : Caranggidea;
Genus : Caranx;
Sub Genus : Selar
Species : Selarouides leptolepsis
Nama Indonesia : Selar
Nama Lokal Ternate : Tude
Gambar 1.1. Ikan selar
(Selarroides leptolepsis) (FAO, 1984)
2.3. Habitat Dan Penyebaran
Daerah
penyebaran ikan selar hijau (Atule mate) selain di Indonesia ikan ini
juga terdapat di Samudera Hindia bagian barat dan timur (FAO 2002). Ikan selar
kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar
cntmenopthalmus) menyebar di wilayah perairan timur Sumatera, utara Jawa,
Selat Malaka, barat Sumatera, timur Kalimantan, utara dan selatan Sulawesi,
Maluku serta irian Jaya.
2.4. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu
pengetahuan dasar dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan.
Penentuan TKG secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan
warna serta perkembangan isi gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari
anatomi perkembangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad merupakan tahapan
tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan
gonad yang semakin matang merupakan bagian dari pross reproduksi ikan betina
dimana perkembangan gonad tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu
proses pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap individu telur ikan.
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju
pada perkembangan gonad (Effendi, 1979).
Perkembangan
gonad semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi
pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10 – 25 %
dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi perikanan
pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk
mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak. Dari
pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bahwa
ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya
(Effendi, 2002).
2.5.
Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Perubahan
yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam suatu indeks
yang disebut indeks kematangan gonad (IKG). Indeks ini menunjukan perbandingan
berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam
persen. Indeks ini akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum
pada waktu akan terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar
dibandingkan dengan ikan jantan (Effendie, 1997 in Rizal, 2009).
Pengetahuan
tentang indeks kematangan gonad (IKG) merupakan salah satu aspek yang memiliki
peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IKG digunakan untuk
memprediksi kapan ikan tersebut akan siap melakukan pemijahan. Dengan begitu
penangkapan pada waktu ikan mencapai IKG maksimum dapat ditekan agar
keberlangsungan dan ketersedian ikan tersebut dapat berlangsung secara terus
menerus di perairan (Putri,2012).
2.6.
Fekunditas
Fekunditas
merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur potensi produksi pada
ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur dalam ovari ikan
betina (Sjafei et al, 1992 in
Rizal, 2009). Peningkatan fekunditas
berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan berat gonad. Fekunditas
berbeda-beda tiap spesies dan kondisi lingkungan berbeda. Spesies ikan yang
mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan perairan
sedangkan spesies yang mempunyai fekunditas kecil melindungi telurnya pada
tanaman atau substrat lainnya (Nikolsky, 1963 in Rizal, 2009).
Besarnya
fekunditas spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain fertilitas,
frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental care), kondisi lingkungan, kepadatan
populasi, ketersediaan makanan, ukuran panjang dan bobot ikan, ukuran diameter
telur, dan faktor lingkungan (Satyani, 2003; Moyle dan Cech, 2004; Okarsson dan
Taggart, 2006 in Tampubolon, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum mata kuliah biologi perikanan dilaksanakan pada
hari sabtu 11 maret 2017 mulai pukul 10.00 sampai 15.00 wit di laboratorium
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Khairun, Ternate.
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum Biologi Perikanan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
No.
|
Nama
|
Kegunaan
|
1
|
Cool Box
|
Menampung ikan selar
|
2
|
Timbangan analitik
|
Mengukur berat gonad
|
3
|
Timbangan biasa
|
Mengukur berat tubuh
|
4
|
Satu set alat bedah
|
Peralatan bedah sampel
|
5
|
Mistar
|
Mengukur panjang total ikan selar
|
6
|
Mikroskop
|
Pengamatan fekunditas
|
7
|
Alat tulis
|
Mencatat hasil penilitian
|
8
|
Kamera
|
Dokumentasi kegiatan penilitian
|
9
|
Kertas sampel
|
Wadah penyimpan Gonad
|
10
|
Es batu
|
Pengawetan ikan
|
11
|
Ikan selar
|
Bahan atau sempel praktikum
|
3.3. Prosedur Kerja
Sediakan ikan selar sebanyak 50 ekor, untuk analisis tingkat
kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas. Sebagai awalan dukur
panjang total ikan menggunakan penggaris dan berat dari masing - masing ikan
yang diukur menggunakan timbangan kemudian beri tanda pada ikan agar mudah di
kenali. Lakukan pembedahan secara berurutan. Setelah dilakukan pembedahan
perhatikan bagian dari organ dalam ikan selar tersebut untuk memastikan organ
yang akan kita ambil sebagai bahan. Amati jenis kelamin berdasarkan gonad dan
catat tingkat kematangan gonad dari masing-masing ikan. Masukan gonad pada
plastik sampel sesuai urutan ikan. Analisis selanjutnya hanya dilakukan pada
ikan betina yang memiliki gonad dengan tingkat kematangan gonad 4 dan 5. Yaitu
dilakukan penghitungan terhadap jumlah telur.
3.4.
Analisis
Data
3.4.1.
Tingkat Kematangan gonad (TKG)
Data yang
dibutuhkan adalah ukuran gonad dan bentuk morfologi gonad. Tahap-tahap
perkembangan gonad ikan ditentukan secara morfologi yang merupakan modifikasi
dari Cassie (Tabel 3.2).
Tabel
3.1. Penentuan TKG secara morfologi (Effendie 1997).
No.
|
TingkaT
Kematangan
|
Betina
|
Jantan
|
1
|
I
|
Ovari
spt benang, panjang
sampai kedepan tubuh,
warna jernih, permukaan
licin
|
Testes seperti benang, Iebih
pendek, ujungnya dirongga
tubuh,
warna jernih
|
2
|
II
|
Ukuran Iebih besar,
pewarnaan
gelap kekuning-
kuningan, telur belum
terlihat
jelas
|
Ukuran testes Iebih besar,
pewarnaan
putih susu, bentuk
Iebih jelas
dari TKG I
|
3
|
III
|
Ovari berwarna kuning,
secara morfologi telur
sudah kelihatan butirnya dengan mata
|
Permukaan testes nampak
bergerigi, warna makin putih,
testes makin besar dalam
keadaan diawetkan mudah putus
|
4
|
IV
|
Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan, butir minyak tak tampak, mengisi 1/2-2/3
rongga tubuh, usus Terdesak
|
Seperti TKG III tampak lebih jelas testes makin pejal dan
rongga tubuh mulai penuh
Warna
putih susu.
|
5
|
V
|
Ovari berkerut, dinding
tebal, butir telur sisa
terdapat
didekat pelepasan
|
Testes
bagian belakang kempis
dan bagian dekat pelepasan
masih
berisi.
|
3.4.2.
Penentuan jenis kelamin
Penentuan jenis
kelamin ikan selar kuning dilakukan dengan melihat ciri-ciri dan perbedaan yang
terdapat pada gonadnya. Ikan jantan memiliki gonad yang berwarna keputihan
berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki gonad yang berwarna kemerahan
berupa ovum.
3.4.3.
Indeks kematangan gonad (IKG)
IKG adalah
perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Nilai IKG seharusnya bisa
dijadikan tingkat kematangan gonad. Peningkatan IKG akan meningkat seiring
dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad ikan tersebut (Effendi, 1979 in
Yonvitner et al. 2008) :
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT
: Berat Tubuh (gram)
IKG (indeks Kematangan Gonad) atau GSI (Gonado Somatic
Index) yaitu nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonad
dengan berat tubuh ikan. Pertumbuhan IKG akan sama dengan TKG. IKG akan
maksimal pada saat akan terjadi pemijahan.
3.4.4.
Fekunditas
Dalam
analisis fekunditas metode yang digunakan adalah metode gabungan dari beberapa
metode yang ada yaitu (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008)
1.
Mengitung
langsung satu persatu telur ikan
2.
Metode
volumetrik yaitu dengan pengenceran telur
Keterangan :
X : Jumlah telur yang akan dicari
x :
Jumlah telur contoh
V : Volume seluruh gonad
v :
Volume gonad contoh
3.
Metode
gravimetrik, prinsipnya sama dengan volumetrik, bedanya hanya pada ukuran
volume diganti dengan ukuran berat.
4.
Metode
gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).
Keterangan :
F : Fekunditas
G : Berat gonad total
V : Volume pengenceran
X : Jumlah telur yang ada dalam 1 cc
Q : Berat telur contoh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Data
hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel
4.1. Hasil Pengamatan.
No
|
Panjang (cm)
|
Berat tubuh (g)
|
Berat Gonad (g)
|
TKG
|
IKG (%)
|
Fekunditas
|
Jenis Kelamin
|
|
1
|
19,50
|
80
|
0,40
|
3
|
0,50
|
-
|
B
|
|
2
|
19,30
|
80
|
0,24
|
2
|
0,30
|
-
|
B
|
|
3
|
16,50
|
85
|
0,09
|
1
|
0,11
|
-
|
B
|
|
4
|
19,50
|
90
|
0,98
|
3
|
1,09
|
-
|
B
|
|
5
|
18,50
|
80
|
0,36
|
2
|
0,45
|
-
|
J
|
|
6
|
19,00
|
90
|
0,30
|
2
|
0,33
|
-
|
J
|
|
7
|
19,50
|
85
|
0,25
|
1
|
0,29
|
-
|
B
|
|
8
|
19,30
|
100
|
0,28
|
1
|
0,28
|
-
|
J
|
|
9
|
18,30
|
90
|
0,74
|
3
|
0,82
|
-
|
J
|
|
10
|
17,30
|
85
|
0,70
|
3
|
0,82
|
-
|
J
|
|
11
|
18,00
|
90
|
0,80
|
1
|
0,89
|
-
|
B
|
|
12
|
20,20
|
100
|
0,25
|
1
|
0,25
|
-
|
J
|
|
13
|
20,10
|
100
|
0,35
|
3
|
0,35
|
-
|
J
|
|
14
|
19,00
|
80
|
0,35
|
3
|
0,44
|
-
|
B
|
|
15
|
18,00
|
80
|
0,40
|
3
|
0,50
|
-
|
B
|
|
16
|
19,60
|
80
|
0,37
|
3
|
0,46
|
-
|
B
|
|
17
|
17,50
|
80
|
0,35
|
3
|
0,44
|
-
|
J
|
|
18
|
18,50
|
60
|
0,20
|
1
|
0,33
|
-
|
B
|
|
19
|
19,00
|
80
|
0,25
|
2
|
0,31
|
-
|
J
|
|
20
|
19,50
|
100
|
0,30
|
3
|
0,30
|
-
|
B
|
|
21
|
18,30
|
90
|
0,32
|
3
|
0,36
|
-
|
J
|
|
22
|
18,50
|
60
|
0,22
|
1
|
0,37
|
-
|
B
|
|
23
|
18,50
|
70
|
0,21
|
1
|
0,30
|
-
|
J
|
|
24
|
19,10
|
80
|
0,28
|
2
|
0,35
|
-
|
B
|
|
25
|
16,70
|
60
|
0,18
|
1
|
0,30
|
-
|
J
|
|
26
|
15,50
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
J
|
|
27
|
15,50
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
J
|
|
28
|
15,50
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
J
|
|
29
|
16,00
|
40
|
0,19
|
1
|
0,48
|
-
|
B
|
|
30
|
15,50
|
40
|
0,28
|
2
|
0,70
|
-
|
J
|
|
31
|
15,00
|
30
|
0,18
|
1
|
0,60
|
-
|
B
|
|
32
|
16,00
|
40
|
0,29
|
2
|
0,73
|
-
|
J
|
|
33
|
15,20
|
30
|
0,20
|
1
|
0,67
|
-
|
B
|
|
34
|
15,10
|
40
|
0,30
|
2
|
0,75
|
-
|
B
|
|
35
|
14,80
|
40
|
0,28
|
2
|
0,70
|
-
|
B
|
|
36
|
15,40
|
40
|
0,18
|
1
|
0,45
|
-
|
J
|
|
37
|
17,00
|
60
|
0,27
|
2
|
0,45
|
-
|
B
|
|
38
|
15,20
|
40
|
0,18
|
1
|
0,45
|
-
|
B
|
|
39
|
16,00
|
30
|
0,18
|
1
|
0,60
|
-
|
J
|
|
40
|
15,00
|
30
|
0,20
|
1
|
0,67
|
-
|
J
|
|
41
|
15,90
|
30
|
0,21
|
1
|
0,70
|
-
|
B
|
|
42
|
16,40
|
50
|
0,19
|
1
|
0,38
|
-
|
J
|
|
43
|
15,30
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
B
|
|
44
|
16,50
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
B
|
|
45
|
16,50
|
60
|
0,25
|
2
|
0,42
|
-
|
J
|
|
46
|
16,50
|
50
|
0,18
|
1
|
0,36
|
-
|
J
|
|
47
|
15,10
|
30
|
0,19
|
1
|
0,63
|
-
|
B
|
|
48
|
16,00
|
50
|
0,20
|
1
|
0,40
|
-
|
J
|
|
49
|
15,10
|
40
|
0,20
|
1
|
0,50
|
-
|
J
|
|
50
|
15,00
|
40
|
0,18
|
1
|
0,45
|
-
|
B
|
4.2.
Pembahasan
4.2.1.
Pengukuran
Panjang Total Dan Berat Ikan Selar
Pengukuran panjang total ikan menggunakan penggaris,
dimana ikan diukur mulai dari unjung caput hingga ke unjung cauda. Ikan
terpanjang berukuran 20,2 cm, terpendek 14,8 cm. Pengukuran berat tubuh
menggunakan timbangan. Ikan terberat berukuran 100 gram dan 30 gram adalah yang
terkecil.
4.2.2.
Penentuan
Jenis Kelamin
Dalam penentuan jenis kelamin ikan dibedah dan
diamati gonadnya. Ikan dipegang pada bagian dorsum, kemudian diseksi
dengan gunting arah longitudinal mulai dari anus sampai ventral apparatus
opercularis. Selanjutnya seksi dilanjutkan ke arah dorsal mulai dari ujung
pangkal pemotongan longitudinal. Setelah dibedah ikan di amati gonadnya. Gonad
ikan terletak memanjang di dekat swim bladder. Ikan jantan memiliki
gonad yang berwarna keputihan berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki
gonad yang berwarna merah kenuning – kuningan berupa ovum. Gonad tersebut kemudian disisihkan kedalam kertas sampel untuk
pengukuran selanjutnya.
4.2.3.
Penentuan
TKG
TKG ditentukan secara morfologi menggunakan
Penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada
Tabel 3.2. Dalam praktikum, TKG tertinngi adalah tingkat 3 dan 1 adalah TKG
terendah. TKG 4 dan 5 tidak ditemukan.
4.2.4.
Penentuan
Berat Gonad
Gonad yang disisihkan pada penentuan jenis kelamin
ditimbang beratnya menggunakan timbangan analitik. Hasil pengukuran menunjukan
berat gonad terbesar adalah 0,98 gram dan 0,09 yang terkecil.
4.2.5.
Penentuan
IKG
IKG adalah
perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Dalam penentuan IKG
menggunakan rumus :
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT
: Berat Tubuh (gram)
Dari hasil pengukuran,
IKG terbesar adalah 1,09 % dan 0,11 adalah yang terendah.
4.2.6.
Penentuan
Fekunditas
Dalam praktikum TKG 4 dan 5 yang merupakan syarat
penghitungan jumlah telur tidak di temukan. TKG yang ditemukan adalah TKG 1, 2,
dan 3 sehingga penentuan fekunditas tidak dilaksanakan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan laporan praktikum ini, dapat saya tarik kesimpulan :1. TKG pada ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina. Ditentukan secara morfologi menggunakan tabel penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.2. IKG pada Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :Keterangan :BG : Berat Gonad (gram)BT : Berat Tubuh (gram)3. Fekunditas pada ikan umumnya pada TKG 4 dan 5 begitu pula pada ikan Ikan Selar (Selaroides spp). Fekunditas ini, hanya dilakukan pada ikan betina.
B.
Saran
Dalam praktikum ada beberapa kekurangan salah
satunya tenaga asisten yang tidak ada dalam praktikum ini, sehingga mahasiswa
kebingunan dalam menentukan fekunditas serta kebingungan menggunakan alat Lab.
terutama mikroskop. Harapan saya, umtuk praktikum selanjutnya harus ada tenaga
asisten yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan
Air. Pekanbaru : Unri Press
Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela
fimbriata) pada bulan januari-juni di
perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari
Ikan Selar Kuning (Caranx
leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran
Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan
danIlmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan
senggiringan (Puntiun
johorensis) di daerah aliran sungai Musi,
Sumatra Selatan. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys thynnoides
Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran
Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tututpoho, Shelly.N.E. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran
Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Komentar
Posting Komentar