LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN : TINGKAT KEMATANGAN GONAD, INDEKS KEMATANGAN GONAD, & FEKUNDITAS




LAPORAN PRAKTIKUM


BIOLOGI
PERIKANAN

TKG, IKG, & FEKUNDITAS



Oleh



TAUFIQ ABDULLAH
0517 1511 027









PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum biologi Perikanan
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.



DAFTAR ISI
     halaman
KATA PENGANTAR................................................................................   i
DAFTAR ISI...............................................................................................   ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................   iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................   iv
I. PENDAHULUAN...................................................................................   1
1.1  Latar Belakang.......................................................................................   1
1.2  Tujuan....................................................................................................   1
1.3  Manfaat..................................................................................................   2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................   3
2.1  Morfologi Ikan Selar (Selaroides spp).................................................   3
2.2  Klasifikasi Ikan Selar (Selaroides spp)................................................   3
2.3  Habitat Dan Penyebaran.....................................................................   4         
2.4  Tingkat Kematangan Gonad (TKG)..................................................   4
2.5  Indeks Kematangan Gonad (IKG).....................................................   5
2.6  Fekunditas.............................................................................................   5
III. METODE PRAKTIKUM.....................................................................   6
3.1    Waktu dan Tempat................................................................................   6
3.2  Alat dan Bahan......................................................................................   6
3.3  Prosedur kerja........................................................................................   6
3.4  Analisa Data...........................................................................................   7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................   10
4.1  Hasil Pengamatan...................................................................................   10
4.2  Pembahasan............................................................................................   11
V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................   13
5.1  Kesimpulan............................................................................................   13
5.2  Saran......................................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
No                                                    .Teks                                                            hal
3.1.           Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.                               6
3.2.           Penentuan TKG secara morfologi (Effendie 1997).                              7
4.1.           Hasil Pengamatan.                                                                                 10



DAFTAR GAMBAR
No                                                    .Teks                                                            hal
1.1                   Ikan selar (Selarroides leptolepsis) (FAO, 1984)                         4

 

I. PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Perikanan menjadi salah satu sektor penyedia sumberdaya hayati yang mampu memberikan sumbangsi terhadap kemajuan ilmu sains. Salah satu aspek yang umumnya menjadi pusat kajian adalah aspek biologi perikanan. Dalam memahami aspek biologi perikanan, seringkali dilakukan analisis dan pengamatan terhadap organisme yang termasuk dalam disiplin ilmu perikanan. Dalam analisa dan pengamatan tersebut, berbagai parameter berupa kebiasaan makan, fekunditas dan kematangan gonad dapat diukur dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan hidup dan kebutuhan dari organisme tersebut.
Aspek biologi pada perikanan merupakan aspek penting dalam kajian ilmu-ilmu perikanan, pada umumnya ikan menjadi salah satu organisme yang sering digunakan sebagai obyek penelitian. Penelitian-penelitian mengenai kehidupan ikan telah berkembang dan kini mengalami spesifikasi secara sistematis.
Parameter yang biasanya diukur adalah tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas serta beberapa parameter lainnya. Fekunditas adalah semua telur-telur yang telah siap untuk dikeluarkan pada waktu pemijahan. Dengan mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan juga dapat ditentukan jumlah ikan yang akan hidup dalam kelas umur yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum laboratorium untuk mengetahui berbagai sifat biologis ikan terutama tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas.
1.2.       Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina.
2.      Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina.
3.      Untuk mengetahui fekunditas pada Ikan Selar betina



1.3.       Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami serta meningkatkan pengetahuan mengenai tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas ikan.



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Morfologi Ikan Selar (Selaroides spp)
Ikan selar termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil dari famili Carangidae. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1997) terdapat dua jenis ikan selar yang umumnya tertangkap di perairan Indonesia yaitu selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar crumenophthalmus).
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan yang lonjong, pipih. Bagian atas tubuhnya berwarna hijau kebiruan, bagian bawah berwarna putih keperakan. Terdapat pita warna kuning keemasan membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Pada tutup insang bagian atas terdapat bintik warna gelap. Ikan selar bentong (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan dan warna yang sama dengan selar kuning tetapi memiliki mata yang lebih besar dan warna sirip keabuabuan atau pucat (Wiyono, 2001).
Ikan selar hijau (Atule mate) juga tennasuk famili Carangidae yang memiliki ciri hampir sama dengan ikan selar kuning. Perbedaanya pada ikan selar hijau terdapat pita wama hijau membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Memiliki adipose eyelid, kecuali pada bagian pipih yang terdapat vertical sin.
2.2.       Klasifikasi Ikan Selar (Selaroides spp)
Klasifikasi selar menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata;
Sub Phylum : Vertebrata;
Class : Pisces;
Sub Class : Teleostei;
Ordo : Percomorphi;
Sub Ordo : Percoidea;
Famili : Caranggidea;
Genus : Caranx;
Sub Genus : Selar
Species : Selarouides leptolepsis
Nama Indonesia : Selar
Nama Lokal Ternate : Tude
Gambar 1.1. Ikan selar (Selarroides leptolepsis) (FAO, 1984)
2.3.       Habitat Dan Penyebaran
Daerah penyebaran ikan selar hijau (Atule mate) selain di Indonesia ikan ini juga terdapat di Samudera Hindia bagian barat dan timur (FAO 2002). Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar cntmenopthalmus) menyebar di wilayah perairan timur Sumatera, utara Jawa, Selat Malaka, barat Sumatera, timur Kalimantan, utara dan selatan Sulawesi, Maluku serta irian Jaya.
2.4.       Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu pengetahuan dasar dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan. Penentuan TKG secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari pross reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi, 1979).
Perkembangan gonad semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Effendi, 2002).
2.5.       Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam suatu indeks yang disebut indeks kematangan gonad (IKG). Indeks ini menunjukan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen. Indeks ini akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan (Effendie, 1997 in Rizal, 2009).
Pengetahuan tentang indeks kematangan gonad (IKG) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IKG digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap melakukan pemijahan. Dengan begitu penangkapan pada waktu ikan mencapai IKG maksimum dapat ditekan agar keberlangsungan dan ketersedian ikan tersebut dapat berlangsung secara terus menerus di perairan (Putri,2012).
2.6.       Fekunditas
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur dalam ovari ikan betina (Sjafei et al, 1992 in Rizal, 2009). Peningkatan fekunditas berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan berat gonad. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies dan kondisi lingkungan berbeda. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang mempunyai fekunditas kecil melindungi telurnya pada tanaman atau substrat lainnya (Nikolsky, 1963 in Rizal, 2009).
Besarnya fekunditas spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental care), kondisi lingkungan, kepadatan populasi, ketersediaan makanan, ukuran panjang dan bobot ikan, ukuran diameter telur, dan faktor lingkungan (Satyani, 2003; Moyle dan Cech, 2004; Okarsson dan Taggart, 2006 in Tampubolon, 2008).



III. METODE PRAKTIKUM
3.1.       Waktu Dan Tempat
Praktikum mata kuliah biologi perikanan dilaksanakan pada hari sabtu 11 maret 2017 mulai pukul 10.00 sampai 15.00 wit di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate.
3.2.       Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Perikanan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
No.
Nama
Kegunaan
1
Cool Box
Menampung ikan selar
2
Timbangan analitik
Mengukur berat gonad
3
Timbangan biasa
Mengukur berat tubuh
4
Satu set alat bedah
Peralatan bedah sampel
5
Mistar
Mengukur panjang total ikan selar
6
Mikroskop
Pengamatan fekunditas
7
Alat tulis
Mencatat hasil penilitian
8
Kamera
Dokumentasi kegiatan penilitian
9
Kertas sampel
Wadah penyimpan Gonad
10
Es batu
Pengawetan ikan
11
Ikan selar
Bahan atau sempel praktikum
3.3.       Prosedur Kerja
Sediakan ikan selar sebanyak 50 ekor, untuk analisis tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas. Sebagai awalan dukur panjang total ikan menggunakan penggaris dan berat dari masing - masing ikan yang diukur menggunakan timbangan kemudian beri tanda pada ikan agar mudah di kenali. Lakukan pembedahan secara berurutan. Setelah dilakukan pembedahan perhatikan bagian dari organ dalam ikan selar tersebut untuk memastikan organ yang akan kita ambil sebagai bahan. Amati jenis kelamin berdasarkan gonad dan catat tingkat kematangan gonad dari masing-masing ikan. Masukan gonad pada plastik sampel sesuai urutan ikan. Analisis selanjutnya hanya dilakukan pada ikan betina yang memiliki gonad dengan tingkat kematangan gonad 4 dan 5. Yaitu dilakukan penghitungan terhadap jumlah telur.
3.4.       Analisis Data
3.4.1.      Tingkat Kematangan gonad (TKG)
Data yang dibutuhkan adalah ukuran gonad dan bentuk morfologi gonad. Tahap-tahap perkembangan gonad ikan ditentukan secara morfologi yang merupakan modifikasi dari Cassie (Tabel 3.2).
Tabel 3.1. Penentuan TKG secara morfologi (Effendie 1997).
No.
TingkaT
Kematangan
Betina
Jantan


1


I
Ovari spt benang, panjang
sampai kedepan tubuh,
warna jernih, permukaan
licin
Testes  seperti benang,  Iebih
pendek,  ujungnya  dirongga
tubuh, warna jernih


2


II
Ukuran       Iebih  besar,
pewarnaan gelap kekuning-
kuningan,   telur   belum
terlihat jelas
Ukuran  testes   Iebih  besar,
pewarnaan putih susu,                                bentuk
Iebih jelas dari TKG I


3


III
Ovari         berwarna kuning,
secara morfologi   telur
sudah kelihatan butirnya dengan mata
Permukaan   testes    nampak
bergerigi, warna makin putih,
testes  makin   besar   dalam
keadaan  diawetkan   mudah putus


4


IV
Ovari         makin besar,         telur berwarna kuning,        mudah dipisahkan,        butir   minyak tak tampak,      mengisi 1/2-2/3 rongga tubuh, usus Terdesak
Seperti TKG  III tampak lebih jelas testes makin  pejal dan rongga tubuh mulai penuh
Warna putih susu.

5

V
Ovari  berkerut,  dinding
tebal,  butir   telur   sisa
terdapat didekat pelepasan
Testes bagian belakang kempis
dan  bagian  dekat  pelepasan
masih berisi.
3.4.2.      Penentuan jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin ikan selar kuning dilakukan dengan melihat ciri-ciri dan perbedaan yang terdapat pada gonadnya. Ikan jantan memiliki gonad yang berwarna keputihan berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki gonad yang berwarna kemerahan berupa ovum.
3.4.3.      Indeks kematangan gonad (IKG)
IKG adalah perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Nilai IKG seharusnya bisa dijadikan tingkat kematangan gonad. Peningkatan IKG akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad ikan tersebut (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008) :
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT : Berat Tubuh (gram)
IKG (indeks Kematangan Gonad) atau GSI (Gonado Somatic Index) yaitu nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Pertumbuhan IKG akan sama dengan TKG. IKG akan maksimal pada saat akan terjadi pemijahan.
3.4.4.      Fekunditas
Dalam analisis fekunditas metode yang digunakan adalah metode gabungan dari beberapa metode yang ada yaitu (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008)
1.        Mengitung langsung satu persatu telur ikan
2.        Metode volumetrik yaitu dengan pengenceran telur
Keterangan :
X : Jumlah telur yang akan dicari
x : Jumlah telur contoh
V : Volume seluruh gonad
v : Volume gonad contoh
3.        Metode gravimetrik, prinsipnya sama dengan volumetrik, bedanya hanya pada ukuran volume diganti dengan ukuran berat.
4.        Metode gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).
Keterangan :
F : Fekunditas
G : Berat gonad total
V : Volume pengenceran
X : Jumlah telur yang ada dalam 1 cc
Q : Berat telur contoh



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.       Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan.
No
Panjang (cm)
Berat tubuh (g)
Berat Gonad (g)
TKG
IKG (%)
Fekunditas
Jenis Kelamin


1
19,50
80
0,40
3
0,50
-
B

2
19,30
80
0,24
2
0,30
-
B

3
16,50
85
0,09
1
0,11
-
B

4
19,50
90
0,98
3
1,09
-
B

5
18,50
80
0,36
2
0,45
-
J

6
19,00
90
0,30
2
0,33
-
J

7
19,50
85
0,25
1
0,29
-
B

8
19,30
100
0,28
1
0,28
-
J

9
18,30
90
0,74
3
0,82
-
J

10
17,30
85
0,70
3
0,82
-
J

11
18,00
90
0,80
1
0,89
-
B

12
20,20
100
0,25
1
0,25
-
J

13
20,10
100
0,35
3
0,35
-
J

14
19,00
80
0,35
3
0,44
-
B

15
18,00
80
0,40
3
0,50
-
B

16
19,60
80
0,37
3
0,46
-
B

17
17,50
80
0,35
3
0,44
-
J

18
18,50
60
0,20
1
0,33
-
B

19
19,00
80
0,25
2
0,31
-
J

20
19,50
100
0,30
3
0,30
-
B

21
18,30
90
0,32
3
0,36
-
J

22
18,50
60
0,22
1
0,37
-
B

23
18,50
70
0,21
1
0,30
-
J

24
19,10
80
0,28
2
0,35
-
B

25
16,70
60
0,18
1
0,30
-
J

26
15,50
40
0,20
1
0,50
-
J

27
15,50
40
0,20
1
0,50
-
J

28
15,50
40
0,20
1
0,50
-
J

29
16,00
40
0,19
1
0,48
-
B

30
15,50
40
0,28
2
0,70
-
J

31
15,00
30
0,18
1
0,60
-
B

32
16,00
40
0,29
2
0,73
-
J

33
15,20
30
0,20
1
0,67
-
B

34
15,10
40
0,30
2
0,75
-
B

35
14,80
40
0,28
2
0,70
-
B

36
15,40
40
0,18
1
0,45
-
J

37
17,00
60
0,27
2
0,45
-
B

38
15,20
40
0,18
1
0,45
-
B

39
16,00
30
0,18
1
0,60
-
J

40
15,00
30
0,20
1
0,67
-
J

41
15,90
30
0,21
1
0,70
-
B

42
16,40
50
0,19
1
0,38
-
J

43
15,30
40
0,20
1
0,50
-
B

44
16,50
40
0,20
1
0,50
-
B

45
16,50
60
0,25
2
0,42
-
J

46
16,50
50
0,18
1
0,36
-
J

47
15,10
30
0,19
1
0,63
-
B

48
16,00
50
0,20
1
0,40
-
J

49
15,10
40
0,20
1
0,50
-
J

50
15,00
40
0,18
1
0,45
-
B

4.2.       Pembahasan
4.2.1.      Pengukuran Panjang Total Dan Berat Ikan Selar
Pengukuran panjang total ikan menggunakan penggaris, dimana ikan diukur mulai dari unjung caput hingga ke unjung cauda. Ikan terpanjang berukuran 20,2 cm, terpendek 14,8 cm. Pengukuran berat tubuh menggunakan timbangan. Ikan terberat berukuran 100 gram dan 30 gram adalah yang terkecil.
4.2.2.      Penentuan Jenis Kelamin
Dalam penentuan jenis kelamin ikan dibedah dan diamati gonadnya. Ikan dipegang pada bagian dorsum, kemudian diseksi dengan gunting arah longitudinal mulai dari anus sampai ventral apparatus opercularis. Selanjutnya seksi dilanjutkan ke arah dorsal mulai dari ujung pangkal pemotongan longitudinal. Setelah dibedah ikan di amati gonadnya. Gonad ikan terletak memanjang di dekat swim bladder. Ikan jantan memiliki gonad yang berwarna keputihan berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki gonad yang berwarna merah kenuning – kuningan berupa ovum. Gonad tersebut kemudian disisihkan kedalam kertas sampel untuk pengukuran selanjutnya.



4.2.3.      Penentuan TKG
TKG ditentukan secara morfologi menggunakan Penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada Tabel 3.2. Dalam praktikum, TKG tertinngi adalah tingkat 3 dan 1 adalah TKG terendah. TKG 4 dan 5 tidak ditemukan.
4.2.4.      Penentuan Berat Gonad
Gonad yang disisihkan pada penentuan jenis kelamin ditimbang beratnya menggunakan timbangan analitik. Hasil pengukuran menunjukan berat gonad terbesar adalah 0,98 gram dan 0,09 yang terkecil.
4.2.5.      Penentuan IKG
IKG adalah perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Dalam penentuan IKG menggunakan rumus :
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT : Berat Tubuh (gram)
Dari hasil pengukuran, IKG terbesar adalah 1,09 % dan 0,11 adalah yang terendah.
4.2.6.      Penentuan Fekunditas
Dalam praktikum TKG 4 dan 5 yang merupakan syarat penghitungan jumlah telur tidak di temukan. TKG yang ditemukan adalah TKG 1, 2, dan 3 sehingga penentuan fekunditas tidak dilaksanakan.



V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan

Berdasarkan penyusunan laporan praktikum ini, dapat saya tarik kesimpulan :
1.      TKG pada ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina. Ditentukan secara morfologi menggunakan tabel penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
2.      IKG pada Ikan Selar (Selaroides spp) baik jantan dmaupun betina ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT : Berat Tubuh (gram)
3.      Fekunditas pada ikan umumnya pada TKG 4 dan 5 begitu pula pada ikan Ikan Selar (Selaroides spp). Fekunditas ini, hanya dilakukan pada ikan betina.
B.            Saran
Dalam praktikum ada beberapa kekurangan salah satunya tenaga asisten yang tidak ada dalam praktikum ini, sehingga mahasiswa kebingunan dalam menentukan fekunditas serta kebingungan menggunakan alat Lab. terutama mikroskop. Harapan saya, umtuk praktikum selanjutnya harus ada tenaga asisten yang handal.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru : Unri Press
Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela fimbriata) pada bulan januari-juni di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan senggiringan (Puntiun johorensis) di daerah aliran sungai Musi, Sumatra Selatan. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tututpoho, Shelly.N.E. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PENGARAHAN

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air : OSMOREGULASI PADA IKAN NILA DENGAN PENGARUH PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA