Chondrichthyes & Osteichthyes
Chondrichthyes &
Osteichthyes
Ikan (Pisces) adalah anggota vertebrata
poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang.
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah
spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Dalam perkembangannya, taksonomi ikan mengalami
pergeseran terutama pada taksa superkelas yang pada periode sebelumnya semua
ikan dikelompokkan ke dalam taksa kelas: Pisces. Perkembangan yang relatif
terbaru adalah susunan urutan klasifikasi ikan atau pisces menurut Nelson, 1994
(Hickman et.al., 1998, Pough et.al., 2002), yaitu dengan uraian sebagai berikut
ini.
Phylum:
Chordata
Subphylum: Vertebrata
I. Superkelas:
Agnatha yang berasal dari bahasa latin: a artinya tidak, gnathos berarti
rahang. Semua ikan yang tidak mempunyai struktur rahang dikelompokkan ke dalam
superkelas agnatha. Superkelas ini mempunyai anggota, yaitu:
(a) Kelas:
Myxini (berasal dari arti kata myxa = lumpur, karena kebiasaannya yang berendam
di dalam lumpur); seperti pada ikan hagfish. Ciri ikan dari superkelas:
Agnatha, yaitu: mulut terdapat di ujung atau terminal dengan empat pasang
tentakel, kantung hidung mempunyai saluran ke pharynx, jumlah kantung insang
5-15 pasang. Sistem reproduksinya sebagian hermafrodit. Misalnya ikan Myxine
dan Bdellostoma.
(b) Kelas:
Cephalaspidomorphi (berasal dari kata cephalae = kepala, kata aspidos = tameng,
atau perisai, dan arti kata morphe adalah bentuk). Ikan yang termasuk kelas
cephalaspidomorphi adalah ordo petromyzontes dengan contohnya ikan lamprey.
Ciri kelas ini, yaitu: memiliki mulut penghisap dengan gigi-gigi tanduk,
kantung hidung tidak berhubungan ke mulut, jumlah kantung insang tujuh pasang.
Ikan yang termasuk dalam kelas cephalaspidomorphi misalnya Petromyzon dan
Lamptera.
II. Superkelas:
Gnathostomata (berasal dari kata gnathos = rahang, dan kata stoma = mulut).
Semua ikan yang mempunyai struktur rahang dikelompokkan ke dalam superkelas
gnathostomata. Ciri lain adalah selalu mempunyai anggota tubuh berpasangan,
juga terdapat struktur notochorda atau dalam bentuk lain tulang pusat
vertebrae. Ikan dari superkelas gnathostomata terdiri dari 2 kelas, yaitu:
(a) Kelas:
Chondrichthyes (berasal dari kata chondros = tulang rawan dan kata ichthyos =
ikan). Semua ikan dengan rangka tersusun dari tulang rawan termasuk ke dalam
kelas chondrichthyes;
(b) Kelas:
Osteichthyes (berasal dari kata osteon = tulang keras, tulang sejati dan
berasal dari kata ichthyos = ikan). Ciri ikan kelas ini di samping bertulang
sejati juga memiliki celah insang tunggal di setiap sisi tubuh dengan penutup
insang yang disebut operculum.
KELAS CHONDRICHTHYES
Ikan
yang tergolong ke dalam kelas chondrichthyes mempunyai ciri utama bahwa
struktur tubuhnya tersusun dari tulang rawan. Di samping itu mempunyai
ciri-ciri lain seperti:
·
Gigi tidak bersatu dengan rahang.
·
Tidak mempunyai gelembung renang.
·
Memiliki usus dengan katup-katup spiral.
Ikan dari kelas
chondrichthyes mempunyai dua subkelas, yaitu:
1. Subkelas
: Elasmobranchii, berasal dari kata elasmos yang artinya lempeng dan kata
branchia artinya insang. Berbagai ikan hiu, ikan pari listrik (rays),
ikan pari (skates) termasuk dalam subkelas elasmobranchii.
Ciri utama subkelas elasmobranchii adalah mempunyai tipe
sisik plakoid atau sebagian spesies tidak mempunyai sisik, terdapat 5-7
lengkung insang dan insang terdapat pada sekat terpisah di sepanjang pharynx.
2. Subkelas:
Holocephali, berasal dari kata holo yang artinya seluruh, dan cephala
yang berarti kepala. Salah satu contoh subkelas ini adalah Chimaera atau
ikan tikus namun ada pula yang menyebutnya dengan ikan hiu hantu atau ghostfish.
Ciri utama subkelas holocephali yaitu mempunyai celah
insang yang ditutupi oleh operkulum, rahang memiliki lempeng-lempeng gigi,
lubang hidung tunggal, tubuh tanpa sisik, mempunyai organ tambahan clasper pada
jantan atau myxopterygium, gurat sisi merupakan lengkung terbuka.
Contoh: ikan Chimaera, dan Hydrolagus.
Salah satu spesiea ikan bertulang lunak
(Chondrichtyes) adalah ikan Hiu.
Ikan hiu memiliki ciri
khas yang mudah dikenal. Badan hiu biasanya memanjang berbentuk cerutu atau
poros yang memungkinkan dapat bergerak dengan cepat. Sirip ekornya banyak
berujung runcing, dimana cuping ekor atas sering jauh lebih panjang dari cuping
bawahnya Salah satu ciri khas yang menarik adalah posisi mulutnya yang terletak
di bagian bawah. Insangnya terbuka keluar dengan celah insang 5-7 buah yang
terletak pada sisi kepala (Jones & Larson 1974; Pelu 1993; Mansor et.al 1988).
Berikut ini merupakan klasifikasi ikan
Hiu :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Chondrichthyes
Subkelas
: Elasmobranchii
Superordo : Selachimorpha
Anatomi eksternal kelas Chondrichthyes
(co. ikan Hiu) :
Morfologi ikan Hiu
a)
Gigi
Gigi ikan hiu berkembang baik yang
membuatnya ditakuti organisme lain. Gigi pada hiu
yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi tersebut
bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur di
bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu
dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian
gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada
sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter
yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu
dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan moluska dan crustasea
memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk menghancurkan, hiu yang memakan
ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan
mereka yang memakan mangsa yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang
lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi
bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan plankton seperti Hiu basking lebih kecil dan non-fungsional.
b)
Kerangka
Hiu dan pari memiliki kerangka yang
berbeda dengan ikan dan vertebrata daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg
terbuat dari tulang rawan dan jaringan konektif, karena itu keduanya memang
tergolong pada kelas Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Ikan memiliki
kerangka tulang sejati, sama dengan tulang yang dimiliki semua vertebrata
daratan. Tulang rawan atau cartilago merupakan kerangka yang lentur yang
memiliki kepadatan setengah dari tulang. Hal ini dapat mengurangi bobot
kerangka, sehingga dapat menghemat energi
Chondrichthyes juga tidak punya
rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat
menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.
c)
Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan lengkungan
tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang berat untuk
fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini mengandung lapisan
heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang merupakan blok Kristal
garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kekuatan
pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang
besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai
tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar,
rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya
memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.
d)
Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari
satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi
kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor
heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar
dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas
ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar
untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan
bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling
menyerupai sirip caudal homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya
maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu harimau
mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika berburu untuk
mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang berburu ikan
bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih besar dan
rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya.
e)
Kepala
Terdapat reseptor medan
elektromagnetik (disebut ampullae of
Lorenzini) dan gerak mendeteksi kanal di kepala hiu. Mereka berjumlah
ratusan hingga ribuan. Hiu menggunakan disebut ampullae of Lorenzini untuk mendeteksi medan elektromagnetik dimana
semua makhluk hidup menghasilkan. Ini membantu hiu (terutama hiu martil)
mencari mangsa. Hiu ini memiliki sensitivitas listrik terbesar binatang. Hiu
mencari mangsa tersembunyi di pasir dengan mendeteksi medan listrik yang mereka
hasilkan. Arus laut bergerak dalam medan magnet Bumi juga menghasilkan medan
listrik yang digunakan oleh ikan hiu untuk orientasi dan navigasi.
Hiu memiliki
indra penciuman yang tajam, yang terletak di saluran pendek (yang tidak
menyatu, tidak seperti ikan bertulang) antara bukaan hidung anterior dan
posterior, dengan beberapa spesies mampu mendeteksi sesedikit satu bagian per
juta dari darah dalam air laut.
f)
Sistem
Muskular
Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan
berfungsi untuk menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang
dibutuhkan untuk berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip yang
berpasangan, daerah insang, dan struktur kepala.
Anatomi Internal kelas Chondrichthyes
(co. ikan Hiu):
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ
pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu.
Hati hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga
25% dari total berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi
karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk
organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal
ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah
tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di
dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di rektum
dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah ruang
tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka ke
luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh yang
besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane halus yang mengkilat yang disebut
peritoneum, yang juga melapisi organ-organ.organ0organ yang ditopang dari
dinding middorsal selom oleh mesenterium tipis, juga salah satui bentuk
peritoneum. Septum transversal memisahkan selom dari rongga yang mengandung
jantung.
Anatomi internal ikan Hiu
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar
pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang
tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang
merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang
kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam
anus. Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida
(garam) dari darah.
a)
Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan pada Chondrichthyes
terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara
ke anus. Mulut yang lebar dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing
tajam; gigi ini tertanam di dalam daging pada rahang dan secara berkala
digantikan oleh barisan gigi baru dari belakang. Lidah yang rata menempel ke
lantai mulut. Di sisi faring yang lebar terdapat lubang yang mengarah ke celah
insang dan spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek mengarah ke lambung
yang berbentuk J, yang berujung di otot sfringter sirkular, katuk polarik. Usus
mengikuti dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat
sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang menunda
masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.
Hati yang besar terdiri atas dua lobus
panjang, melekat di ujung anterior rongga tubuh. Empedu dari hati mengumpul di
kandung empedu yang kehijau-hijauan dan kemudian melintas melalui saluran
empedu ke bagian anterior usus. Pankreas terdapat di antara lambung dan usus,
salurannya bergabung dengan usus tepat di bawah saluran empedu. Kelenjar rektal
yang ramping, fungsinya tidak diketahui, melekat di dorsal penghubung antara
usus dan kloaka.
b)
Sistem
Peredaran Darah
Jantung
terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung perikardium; kantung
tersebut terdiri atas : Sinus venosus, berdinding tipis yang menerima darah
dari berbagai vena, diikuti oleh Atrium; Ventrikel,
berdinding tebal; dan Konus arteriorus, dari sini darah melintas secara
anterior ke aorta ventral , dari aorta ini lima pasang arteri brankial aferen
terdistribusi ke kapiler insang untuk aerasi, empat pasang arteri brankial
aferen kemudian mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang
dinding middorsal selom.
Arteri utama terdiri atas:
·
Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;
·
Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
·
Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
·
Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan
bagian belakang usus;
·
Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
·
Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau
spermatika) ke ginjal dan organ reproduksi; serta
·
Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik
terdapat aorta kaudal yang menyambung ke ekor.
Pada sistem vena, darah di vena
kaudal pada ekor diteruskan ke:
·
Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain
dari daerah posterior melintas ke depan dalam
·
Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan
jantung dan pada
·
Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga
tubuh
·
Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior
mengembalikan darah dari daerah kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus
besar yang terhubung ke sinuis venosus. Darah dari saluran pencernaan mengalir
dalam
·
Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid
seperti kapiler di hati kemudian di kumpulkan di
·
Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus.
Darah melinta melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh,
seperti pada cylostomata serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua
tidak mengandung oksigen.
c) Sistem
Respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut, hiu
memasukan air kedalam dan mendorong air keluar melalui belahan insang dan
spirakel. Insang yang melapisi lima pasang belahan terpisah (dan spirakel)
tersusun atas banyak filamen parallel ramping yang mengandung kapiler. Darah
dari aorta ventral melintas melalui kapiler ini, mengeluarkan karbondioksida
dan mengabsorbsi oksigen terlarut di air, dan kemudian berlanjut ke aorta dorsal.
d) Sistem Eksresi
Dua ginjal yang ramping terdapat tepat
dibawah selom di sepanjang aorta dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus
segmental yang bergabung dengan saluran longitudinal.
KELAS
OSTEICHTHYES
Ikan
yang tergolong dalam kelas osteichthyes mempunyai ciri utama bahwa struktur
tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang keras atau mengalami osifikasi.
Osteichthyes berasal dari kata osteon yang berarti tulang keras, tulang
sejati, dan dari kata ichthyos yang berarti ikan. Di samping itu
mempunyai ciri:
·
Tubuh berbentuk fusiform agak oval
meruncing dengan berbagai bentuk variasi.
·
Celah insang tunggal di setiap sisi tubuh dengan
penutup insang yang disebut operculum.
·
Mempunyai gelembung renang berfungsi sebagai
paru-paru.
Kelas osteichthyes
terdiri atas:
1.
Subkelas: Actinopterygii berasal dari kata actis
yang berarti menjari, jari-jari, dan dari kata pteryx yang berarti
sayap atau sirip. Artinya ikan dengan sirip yang berjari-jari. Ciri lain
subkelas ini adalah sirip-sirip berpasangan yang disokong oleh jari-jari dermal
tanpa keberadaan lobus basal. Kantung hidung terbuka hanya ke arah luar.
Contoh umum ikan subkelas actinopterygii, yaitu: salmon dan ikan perca.
2.
Subkelas: Sarcopterygii berasal dari kata sarcos
yang berarti berdaging, dan kata pteryx yang berarti sayap atau
sirip. Artinya ikan dengan sirip berdaging, tubuh relatif berat. Ciri subkelas
ini adalah sirip-sirip berpasangan dan tulang-tulang kerangka dalam tubuh yang
kokoh. Lobus muscular terdapat pada dasar anus dan sirip dorsal kedua.
Ekor subkelas ini berbentuk diphycercal, ususnya dilengkapi dengan katup
spiral. Contoh: Latimeria (Coelacanth), Neoceratodus, Lepidosiren (ikan
paru-paru).
Salah satu jenis kelas osteichthyes adalah ikan
Nila
Ikan nila merupakan jenis
ikan air tawar yang mempunyai nilai
konsumsi cukup tinggi.
Bentuk tubuh
memanjang dan pipih ke samping dan
warna putih kehitaman
atau kemerahan. Ikan nila berasal dari
Sungai
Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar
ke
negara-negara
di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang
beriklim dingin, ikan
nila
tidak dapat hidup
baik (Sugiarto,
1988). Ikan nila disukai
oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal
seperti
daging ikan
kakap merah (Sumantadinata,
1981).
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Morfologi ikan Nila sebagai berikut :
Morfologi Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Anatomi eksternal ikan nila terbagi
menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan) dan cauda
(ekor). Hal ini sesuai dengan pendapat Moyle (2004) bahwa anatomi eksternal
anatomi eksternal ikan sebagian besar berbentuk gelendong pipih dan penampang
potongannya berbentuk oval. Anatomi eksternal ikan terdiri atas kepala, badan
dan ekor.
Pada caput terdapat organon
visus (mata) yang terletak pada masing-masing sisi lateral tubuh ikan.
Berbentuk pipih, bulat, dan tidak memiliki kelopak mata. Mata ikan terdiri atas
3 bagian, yaitu pupil, cornea, dan sclera. Cavum oris (mulut)
terletak pada ujung moncong dan memiliki rahang. Mulut ikan nila berbentuk
moncong dan terletak pada bagian tengah agak bawah dari kepala ikan. Bagian
maksila dan mandibulanya tidak bertumpuk satu sama lain sehingga cavum oris ikan
ini dapat disebut bertipe terminal. Di sebelah dorsal moncong terdapat sepasang
fovea nasalis (hidung). Pada bagian kiri dan kanan belakang caput juga
terdapat aparatus opercularis (tutup insang).
Truncus terdiri dari beberapa bagian yaitu linea lateralis (gurat
sisi) yang merupakan garis memanjang di sisi lateral truncus, alat gerak
berupa pinna (sirip), epidermis, squama (sisik), dan anus. Pinna
ini terdiri dari pinna dorsalis, pinna abdominalis, pinna
analis dan pinna pectoralis.
Linea lateralis adalah garis gelap yang
terdapat pada bagian truncus ikan. Garis ini bermula pada bagian atas pinna
pectoralis hingga pangkal ekor. Truncus pada ikan nila dilapisi oleh
squama (sisik) yang keras dan berlapis-lapis. Sisik ikan nila bertipe ctenoid.
Strukturnya berbentuk bulat agak lonjong berduri-duri kecil pada bagian
anterior, sedangkan pada bagian posterior memecah diri menjadi tiga bagian. Di
bawah sisik, terdapat suatu lapisan epidermis. Epidermis ikan nila berlendir
dan tidak berambut. Warna epidermis tersebut putih kehitam-hitaman.
Bagian cauda pada ikan nila
berdasarkan hasil pengamatan terdapat pinna caudalis (sirip ekor) dengan
bentuk ujung ekor membagi dua bagian yang simetris atau berbentuk kipas. Tpe
ini adalah tipe homocercal.
Anatomi
internal ikan Nila :
Anatomi internal pada ikan nila terdiri
dari beberapa organ penting. Organ ini meliputi branchia (insang) yang
merupakan organ pernapasan, cor (jantung) yang merupakan organ dari
sistem kardiovaskuler, intestinum (usus), ventriculus (lambung),
hepar (hati), spleen (limpa), serta vesica fellea (kantung
empedu) yang merupakan organ dari sistem pencernaan, gonad (kelejar
kelamin), swim bladder dan mesonephros (ginjal) yang merupakan
organ dari sistem urogenital.
Branchia (insang)
merupakan organ pernapasan, berbentuk melengkung, berigi pada bagian dalam
lengkungan, seperti kipas pada bagian luar lengkungan dan berwarna merah darah.
Cor terdapat di bawah insang dan berbentuk sedikit kuncup segitiga
berwarna merah. Ventriculus (lambung) dan intestinum (usus) ikan yang
diamati berbentuk tabung yang sangat panjang hingga lubang anus dan
berkelok-kelok, berwarna kuning kecoklatan dan sebagian berwarna gelap. Hepar
(hati) terlihat di sebelah posterior dari cor, berwarna merah
kecoklatan. Vesica fellea (kantung empedu) terletak pada bagian
proksimal dari hepar Vesica fellea yang teramati berbentuk bulat
berwarna hijau sangat tua bahkan nyaris terlihat hitam. Spleen (limpa)
dari ikan yang teramati berbentuk oval berwarna gelap dan terletak dekat dengan
hepar dan vesica fellea. Mesonephros (ginjal) terletak
pada bagian superior dari ventriculus. Berbentuk saluran
memanjang hingga menuju anus serta merah kecoklatan. Swim bladder berbentuk
kantong oval memanjang yang terletak pada bagian superior dari mesonephros.
Komentar
Posting Komentar