LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS KHAIRUN
LAPORAN PRAKTIKUM
PLANKTONOLOGI
Oleh
TAUFIQ ABDULLAH
TAUFIQ ABDULLAH
PROGRAM STUDY BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Planktonologi
ini.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... v
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Plankton................................................................................................. 3
2.2 Parameter
Kualitas Air dan Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan
Plankton (Fitoplankton dan zooplankton)........................................... 4
2.3 Kelimpahan
Plankton (Fitoplankton dan Zooplankton)........................ 5
III. METODE PRAKTIKUM..................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................... 6
3.3 Prosedur kerja........................................................................................ 7
3.4 Analisa Data........................................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 9
4.1 Pengambilan Sempel Air........................................................................ 9
4.2 Pengukuran Kualitas Air........................................................................ 9
4.3 Penanganan Sampel............................................................................... 9
4.4 Identifikasi Sempel................................................................................ 9
4.5 Memperkirakan Kelimpahan.................................................................. 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 16
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 16
5.2 Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No .Teks hal
3.1. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum. 6
3.2. Alat
dan satuan yang dipergunakan dalam pengukuran
parameter fisik kimia perairan. 7
4.1. Hasil
pengukuran kualitas air. 9
4.2 Hasil
identifikasi sempel air tawar. 10
4.3 Hasil
identifikasi sempel air laut. 12
4.4 hasil
perhitungan kelimpahan. 14
DAFTAR GAMBAR
No .Teks hal
4.1 Pleurosigma delicatum
W. Smith 10
4.2 Scenedesmus quadricauda (Turpin) 10
4.3 Ankistrodesmus
falcatus 10
4.4 Cyclotella
operculata (C.Agardh) Brébisson 11
4.5 Oscillatoria
princeps Vaucher ex Gomont 11
4.6 Staurastrum
tauphorum West & G.S.West 11
4.7 Gonatozygon
monotaenium De Bary 11
4.8 Labidocera acuta 12
4.9 Cyclops fembriatus 12
4.10 Nitzschia brebissonii W.Smith 12
4.11 Pleurosigma Sp
W.Smith 12
4.12 Oscillatoria
limosa C.Agardh ex Gomont 13
4.13 Cerataulina
bergonii (H.Peragallo) F.Schütt 13
4.14 Striatella
interrupta (Ehrenberg) Heiberg 13
4.15 Synedra
utermohlii Hustedt 13
4.16 Planktosphaeria
gelatinosa G.M.Smith 14
4.17 Tetraspora
lacustris Lemmermann 14
4.18 Prorocentrum
micans Ehrenberg 14
DAFTAR LAMPIRAN
No .Teks
1 Lokasi
dan Stasiun praktikum
2 Alat
dan bahan
3 Perhitungan
kelimpahan
4 Penentuan
volume bucket atau air yang tersaring
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem perairan menutupi 3/4
bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan tersebut
air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%, sisanya
adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas
hidupnya (Barus, 1996 dalam Yazwar, 2008).
Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang
kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik
yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran
kecil yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Nugroho, 2006). Salah
satu jenis makhluk hidup berukuran kecil adalah Plankton.
Plankton adalah semua kumpulan organisme, baik hewan
maupun tumbuhan air berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus
(Odum, 1998). Pada dasarnya, plankton terbagi atas dua kelompok besar yaitu
plankton tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewani (zooplankton) (Nontji,
2008).
Fioplankton adalah tumbuhan renik (tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang) yang hidupnya mengapung atau melayang dalam laut, ukuranya sangat kecil antara 2-200 μm (1 μm =
0,001 mm) (Nontji, 2008). Kelompok organisme ini menjadi produsen utama (primary producer) zat – zat organik
(Hutabarat and Evans, 1984).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu
organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di
lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk
golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal
pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat
kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Seperti halnya fitoplankton yang berperan sebagai
produser primer (penyedia energi pada jenjang tropik yang lebih tinggi),
peranan zooplankton justru meneruskan energi tersebut dalam jenjang tropik yang
lebih tinggi (Castro & Huber, 2007).
Plankton dapat ditemukan di hampir seluruh habitat
perairan dengan kelimpahan dan komposisinya yang bervariasi. Variasi kelimpahan
dan komposisinya bergantung pada kondisi suatu lingkungan. Beberapa faktor
lingkungan abiotik seperti paramater fisik-kimia (suhu, intensitas cahaya,
salinitas, dan pH) merupakan faktor-faktor yang berperan penting dalam
menentukan perkembangbiakan zooplankton di perairan. Di samping itu, faktor
biotik seperti tersedianya pakan (fitoplankton) dan banyaknya predator serta
perilaku jenis-jenis zooplankton dalam bersaing memperebutkan makanan merupakan
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi jenis-jenis
zooplankton itu sendiri (Arinardi,1997).
Selain itu, Plamkton dapat digunakan sebagai untuk
mengetahui kualitas dan kesuburan suatu perairan yang sangat diperlukan untuk
mendukung sumberdaya pesisir dan laut. Terdapat hubungan positif antara dengan
produktifitas perairan (Yuliana, 2014). Berdadarkan uraian inilah perlu
diadakannya praktikum planktonologi.
1.2. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui teknik sampling plankton.2. Mengetahui teknik identifikasi plankton.3. Mampu memperkirakan kelimpahan plankton.
1.3. Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini,
mahasiswa dapat mengetahui teknik sampling plankton pada suatu lingkungan
perairan kemudian diidentifikasi dan mampu memperkirakan kelimpahan di
lingkungan perairan tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Plankton
Plankton merupakan
mahluk yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air dengan
kemampuan renang yang sangat terbatas(Nontji, 2002). Kata plankton berasal dari
bahasa yunani yang berarti mengembara (Newell, 1986 dalam Faridah, 2002).
Menurut Sachlan (1982),
plankton dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton pada rantai makanan di perairan berperan sebagai produsen primer
yang mempunyai kemempuan mengkonversi energi matahari dan senyawa anorganik lain
menjadi bahan organik yang dibutuhkan oleh biota lain (Farida, 2002). Sedangkan
zooplankton ditempatkan sebagai konsumen primer dengan memanfaatkan keberadaan
fitoplankton sebagai sumber energinya. Kemudian akan dimakan oleh hewan – hewan
lain yang memiliki tingkatan tropik lebih tinggi.
Nontji (2006)
menggolongkan jenis plankton berdasarkan ukurannya menjadi beberapa jenis, di
antaranya megaplankton (20-200 cm), makroplankton (2-20 cm), mesoplankton
(0,2-20 mm), mikroplankton (20-200 mikron), nanoplankton (2-20 mikron),
pikoplankton (0,2-2 mikron) femtoplankton (<2 mikron). Berdasarkan hidupnya plankton
digolongkan menjadi holoplankton yaitu organisme yang sepanjang hidupnya
sebagai plankton, meroplankton adalah organisme yang hidupnya sebagai plankton
hanya pada waktu tertentu saja dalam siklus hidupnya dan tikoplankton yaitu
bukan merupakan plankton sejati karena dalam dalam keadaan normal organisme ini
hidup di dasar perairan tetapi adanya arus air mereka bergerak layaknya
plankton.
Menurut habitnya, Arinardi,
et al. (1995) dalam Indriany (2005) membagi plankton menjadi dua kelompok yaitu
plankton bahari dan plankton oceanik,
plankton neritik, serta plankton air payau. Berdasarkan devisinya,
Sachlan (1962) membagi fitoplankton menjati tujuh devisi yaitu Cyanophyta,
Chlorophyta, Chrysophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Phaecophyta, dan
Rhodophyta, sedangkan zooplankton dibagi atas beberapa kelompok yaitu Protozoa,
Crustaceae, Rotifera, Gastropoda, Insekta, Chordata, dan Chaetagnatha.
2.2.
Parameter
Kualitas Air dan Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton (Fitoplankton dan zooplankton)
2.2.1.
Suhu
Suhu air
merupakan satu faktor fisika penting yang banyak mempengaruhi kehidupan hewan
dan tumbuhan air. Suhu air untuk pertumbuhan biota perairan menurut Kordi dan
Tanjung (2005) yaitu berkisar antara 28-32°C. Secara alami suhu permukaan
memang merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang
hari Pada perairan dangkal lapisan suhu bersifat homogen berlanjut sempai ke
dasar. Keadan suhu perairan yang tinggi dapat berpengaruh pada kelarutan
oksigen (DO) perairan ang akan semakin mernurun.
2.2.2.
pH
(Derajat Keasaman)
Derajat keasaman (pH) adalah jumlah ion hydrogen
dalam suatu larutan merupakan suatu tolak ukur keasaman. Biota – biota laut
memiliki kisaran untuk hidup pada nilai pH tertentu (Nybakken, 1992).
Organisme air
dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Menurut Welch (1952) pH yang
masih layak bagi kehidupan organisme perairan antara 6.6 sampai 8,5. Kondisi
perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme air, termasuk plankton, karena dapat menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
2.2.3.
Salinitas
Salinitas adalah
garam – garam terlaut dalam 1 kg air laut dan dinyatakan dalam satuan
perseribu. Salinitas mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan organisme,
misalnya dalam hal distribusi biota laut akuatik. Beberapa organisme ada yang
tahan terhadap perubahan salinitas yang besar ada pula yang tahan terhadap
salinitas yangkecil (Nybakken, 1992).
2.3. Kelimpahan Plankton (Fitoplankton
dan Zooplankton)
Kelimpahan merupakan tinggi rendahnya jumlah
individu populasi suatu spesies, hal ini menunjukkan besar kecilnya ukuran
populasi atau tingkat kelimpahan populasi (Kramadibrata, 1996). Kelimpahan
plankton sangat dipengaruhi adanya migrasi. Migrasi dapat terjadi akibat dari
kepadatan populasi, tetapi dapat pula disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan,
misalnya perubahan suhu dan arus. Fitoplankton terdapat pada massa air di
permukaan untuk menyerap sinar matahari sebanyak-banyakya untuk fotosintesis.
Menurut Susanto (2000), Plankton melakukan migrasi
harian, yaitu migrasi yang dilakukan dalam waktu satu hari atau kurang untuk
pergi dan kembali. Migrasi berfungsi untuk mengatur ukuran populasi. Hewan yang
meninggalkan populasi atau habitatnya (emigrasi) untuk tidak kembali lagi
mengurangi kepadatan kelompok asalnya. Masuknya hewan ke habitat lain
(imigrasi), meningkatkan populasi di habitat tersebut. Imigrasi biasanya
terjadi di lingkungan yang kepadatan populasinya rendah Zooplankton merupakan
organisme fototaksis negatif, zooplankton melakukan gerakan naik dan turun
secara berkala harian atau dikenal dengan migrasi vertikal.
Pada malam hari zooplankton naik kepermukaan
perairan sedangkam pada siang hari turun kelapisan bawah, sehingga pada siang
hari jarang ditemukan di permukaan (Sachlan,
1982). Kelimpahan populasi plankton diseluruh area yang ditempati oleh individu
individu sulit untuk ditentukan, hal ini berlaku bagi populasi alami yang
memiliki ukuran tubuh sangat kecil (mikroskopis) seperti plankton. Maka
digunakan pengukuran tingkat kelimpahan populasi per satuan ruang dari yang
ditempati yaitu kerapatannya (Kramadibrata, 1996).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum Planktonologi ini
dilaksanakan selama dua hari yaitu pada hari minngu 19 maret 2017 untuk
pengambilan sempel dan pada hari senin 20 maret 2017 untuk identifikasi dan
menghitung kelimpahan Plankton. Pengambilan sempel bertempat di Lab. Basah FPIK
Kastela untuk sempel air laut, dan danau Laguna Ngade untuk sempel air tawar.
Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan identifikasi di Laboratorium Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun.
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Planktonologi antara lain pada
tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
No.
|
Nama
|
Kegunaan
|
1
|
Botol sempel
|
Menyimpan sempel air tawar dan air
laut
|
2
|
Ember
|
Mengambil air yang akan disaring
|
3
|
Plankton Net
|
Menyaring plankton dari air
|
4
|
pH meter
|
Mengukur pH air
|
5
|
Refraktrometer
|
Mengukur Salinitas
|
6
|
Termometer
|
Mengukur Suhu air
|
7
|
Alat tulis
|
Mencatat hasil praktikum
|
8
|
Kamera
|
Dokumentasi kegiatan penilitian
|
9
|
Mikroskop
|
Mengamati plankton
|
10
|
Pipet
|
Mengambil contoh air sempel
|
11
|
Buku identifikasi
|
Mengidentifikasi plankton
|
12
|
Tissue
|
Membersihkan alat
|
13
|
Kaca
preparat dan kaca penutup
|
Mengamati plankton
|
13
|
Air
|
Membersihkan alat
|
12
|
Lugol
|
Pengawet sempel air laut
|
13
|
Formalin
|
Pengawet sempel air tawar
|
3.3.
Prosedur Kerja
3.3.1. Pengampilan Sempel
Pengambilan sampel plankton pada suatu perairan didasari atas pertimbangan
tujuan studi. Frekuensi pengambilan sampel, lokasi, waktu pengambilan
(pagi-siang-sore), tipe sampel yang diambil, dan bagaimana sampel diambil
(plankton net statis atau dinamis) harus disesuaikan dengan tujuan studi.
Hal
yang perlu menjadi perhatian saat melakukan pengambilan sampel plankton
(terutama jika tujuannya menghitung kelimpahan) adalah volume air yang disaring
ke dalam plankton net harus diketahui. Untuk metode statis, volume air bisa
diketahui dengan mengukur volume wadah pengambil air serta intensitas
penyaringan (misalnya menggunakan ember 10 L disaring 10 kali, berarti total
volume yang disaring sebanyak 100 L). Sedangkan untuk metode dinamis, perlu
diketahui luasan bukaan mulut plankton net dan jarak penarikan.
3.3.2. Pengukuran Kualitas Air
Sampel air yang
didapat kemudian diukur parameter fisik kimia kualitas air Secara keseluruhan
pengukuran parameter fisik kimia beserta satuan dan alat yang digunakan dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel
3.2. Alat dan satuan yang dipergunakan dalam pengukuran parameter fisik kimia
perairan.
No
|
Parameter
Fisik Kimia
|
Satuan
|
Alat
|
Tempat
Pengukuran
|
1
|
Suhu
|
°C
|
Thermometer
dan pH meter
|
In-situ
|
2
|
pH
|
-
|
pH
meter
|
In-situ
|
3
|
Salinitas
|
0/00
|
Refraktrometer
|
In-situ
|
3.3.3.
Penanganan Sampel
Setelah dilakukan pengambilan sampel,
maka yang perlu diperhatikan adalah penanganan sampel. Sampel sebaiknya
diawetkan mengunakan bahan kimia agar kondisi sampel tidak mengalami perubahan.
Misalnya penambahan fitoplankton akibat fotosintesis, ataupun pengurangan fitoplankton
akibat pemangsaan oleh zooplankton. Setelah sampai di laboratorium, sampel
dianalisis menggunkan mikroskop untuk mengetahui jenis plankton yang ditemukan
serta menghitung kelimpahan plankton di perairan tempat dilakukan studi.
3.3.4. Mengidentifikasi Dan Memperkirakan Kelimpahan
Sampel yang diambil kemudian
diidentifikasi dan penghitungan kelimpahan plankton menggunakan mikroskop di
Lab. BDP. Identifikasi plankton secara deskripsi menggunakan buku identifikasi
plankton. Untuk sempel air laut digunakan buku The Marine And Fresh Water
Plankton by Charles C. Davis. Sementara untuk sempel air tawar menggunakan buku
Planktonology by M. Sachlan. Setelah diidentifikasi kemudian dilakukan
perhitungan kelimpahan plankton.
3.4.
Analisis Data
Sesuai dengan
tujuan praktikum, maka data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan
dianalisis. Metode analisis data yang digunakan untuk perhitungan kelimpahan
plankton dengan cara menghitung jumlah plankton per liter dengan menggunakan rumus
dari APHA (1989) sebagai berikut:
Keterangan:
N : jumlah individu
per liter
Oi : luas gelas
penutup preparat (mm2)
Op : luas satu lapang
pandang (mm2)
Vr : volume air
tersaring (ml)
Vo : volume air yang
diamati (ml)
Vs : volume air yang
disaring (liter)
n : jumlah plankton
pada seluruh lapang pandang
p : Jumlah
lapang pandang yang teramati
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengambilan
Sempel Air
Dalam praktikum, metode yang
digunakan dalam pengambilan sempel adalah metode statis. Wadah yang digunakan adalah
ember dengan ukuran 6 liter yang disaring dengan plankton-net sebanyak 10 kali.
Maka total volume yang disaring adalah 60 liter.
4.2.
Pengukuran
Kualitas Air
Pada stasiun
yang sama dengan pengambilan sempel, juga dilakukan pengukuran parameter
kualitas air. Pengambilan sampel air untuk kualitas air dilakukan setelah
pengambilan sampel plankton. Parameter yang diukur adalah salinitas, pH, dan
suhu. Salinitas menggunakan refraktrometer,
pH menggunakan pH meter, dan suhu menggunakan ph meter dan termometer. Data
hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel
4.1. Hasil pengukuran kualitas air.
Parameter
|
Waktu (Wit)
|
Air
|
||||
Tawar
|
Laut
|
Tawar
|
Laut
|
|||
Suhu
|
11.51
|
7.44
|
30
|
°C
|
28
|
°C
|
Salinitas
|
11.51
|
7.44
|
0
|
oo/o
|
35
|
oo/o
|
pH
|
11.51
|
7.44
|
8,06
|
-
|
7,96
|
-
|
4.3.
Penanganan
Sempel
Sempel
yang disaring dengan plankton net akan terkumpul dalam bucket yang selanjutnya
dituang dalam botol sempel dan diawetkan. Untuk sempel air laut, diawetkan
menggunakan lugol sebanyak 10 tetes.
Sementara untuk sempel air tawar, menggunakan formalin sebanyak 10 tetes.
4.4.
Identifikasi Sempel.
Identifikasi dilakukan di Laboratorium
Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun.
Sempel diamati menggunakan mikroskop dan selanjutnya diidentifikasi dengan buku
The Marine And Fresh Water Plankton by Charles C. Davis untuk sempel air laut.
Sementara untuk sempel air tawar menggunakan buku Planktonology by M. Sachlan. Hasil
identifikasi sempel air tawar adalah 7 jenis fitoplankton dan 2 jenis
zooplankton yang dapat dilihat pada tabel 4.2. Hasil identifikasi pada sempel
air laut adalah 9 jenis fitoplankton, sementara zooplankton tidak ditemukan.
Hasil identifikasi pada air laut dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.2. Hasil identifikasi sempel air
tawar.
Fitoplankton
|
||
1
|
Jenis /
Spesies :
Pleurosigma delicatum W. Smith
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina Class : Bacillariophyceae Subclass : Bacillariophycidae Order : Naviculales Suborder : Naviculineae Family : Pleurosigmataceae
Genus : Pleurosigma. Smith
|
Gambar
:
|
2
|
Jenis/Spesies:
Scenedesmus quadricauda
(Turpin) Brébisson
Klasifikasi
:
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Order : Sphaeropleales
Family : Scenedesmaceae
Subfamily : Scenedesmoidea
Genus : Scenedesmus
|
Gambar
:
|
3
|
Jenis/Spesies:
Ankistrodesmus
falcatus
Klasifikasi
:
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Order : Sphaeropleales
Family : Selenastraceae
Genus : Ankistrodesmus
|
Gambar
:
|
4
|
Jenis/Spesies:
Cyclotella
operculata
(C.Agardh)
Brébisson
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina Class : Mediophyceae Subclass : Thalassiosirophycidae Order : Stephanodiscales Family : Stephanodiscaceae Genus : Cyclotella |
Gambar
:
|
5
|
Jenis/Spesies:
Oscillatoria
princeps
Vaucher ex Gomont
Klasifikasi
:
Phylum : Cyanobacteria
Class : Cyanophyceae Subclass : Oscillatoriophycidae Order : Oscillatoriales Family : Oscillatoriaceae Genus : Oscillatoria |
Gambar
:
|
6
|
Jenis/Spesies:
Staurastrum
tauphorum
West & G.S.West
Klasifikasi
:
Phylum : Charophyta
Class : Conjugatophyceae
Order : Desmidiales
Family : Desmidiaceae
Genus : Staurastrum
|
Gambar
:
|
7
|
Jenis/Spesies:
Gonatozygon
monotaenium
De Bary
Klasifikasi
:
Phylum : Charophyta
Class : Conjugatophyceae
Order : Desmidiales
Family : Gonatozygaceae
Genus : Gonatozygon
|
Gambar
:
|
Zooplankton
|
||
1
|
Jenis/Spesies:
Labidocera acuta
Klasifikasi :
Phylum : Anthropoda
Class : Maxilopoda
Order : Calonoida
Family : Pontellidae
Genus : Labidocera
|
Gambar
:
|
2
|
Jenis/Spesies:
Cyclops
fembriatus
Klasifikasi :
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Maxillopoda
Subclass : Copepoda
Order : Cyclopoida
Family : Cyclopidae
Genus : Cyclops
O. F.
Müller
|
Gambar
:
|
Tabel
4.3. Hasil identifikasi sempel air laut.
Fitoplankton
|
||
1
|
Jenis /
Spesies :
Nitzschia brebissonii
W.Smith
Klasifikasi
:
Phylum Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina Class : Bacillariophyceae Subclass : Bacillariophycidae Order : Bacillariales Family : Bacillariaceae Genus : Nitzschia |
Gambar
:
|
2
|
Jenis/Spesies:
Pleurosigma Sp W.Smith
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Class : Bacillariophyceae
Subclass : Bacillariophycidae
Order : Naviculales
Suborder : Naviculineae
Family : Pleurosigmataceae
Genus : Pleurosigma
|
Gambar
:
|
3
|
Jenis/Spesies:
Oscillatoria
limosa
C.Agardh ex Gomont
Klasifikasi
:
Phylum : Cyanobacteria
Class : Cyanophyceae
Subclass : Oscillatoriophycidae
Order : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
|
Gambar
:
|
4
|
Jenis/Spesies:
Cerataulina
bergonii
(H.Peragallo)
F.Schütt
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina
Class : Mediophyceae
Subclass : Chaetocerotophycidae Order : Hemiaulales Family : Hemiaulaceae Genus : Cerataulina |
Gambar
:
|
5
|
Jenis/Spesies:
Striatella
interrupta
(Ehrenberg) Heiberg
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina
Class : Bacillariophyceae
Subclass : Urneidophycidae
Order : Striatellales
Family : Striatellaceae
Genus :
Striatella
|
Gambar
:
|
6
|
Jenis/Spesies:
Synedra
utermohlii
Hustedt
Klasifikasi
:
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina
Class : Bacillariophyceae
Subclass: Fragilariophycidae
Order : Fragilariales
Family : Fragilariaceae
Genus : Synedra
|
Gambar
:
|
7
|
Jenis/Spesies:
Planktosphaeria
gelatinosa
G.M.Smith
Klasifikasi
:
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Order :
Sphaeropleales
Family : Schizochlamydaceae
Genus : Planktosphaeria
|
Gambar
:
|
8
|
Jenis/Spesies:
Tetraspora lacustris
Lemmermann
Klasifikasi :
Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae
Order : Chlamydomonadales
Family : Tetrasporaceae
Genus : Tetraspora
|
Gambar
:
|
9
|
Jenis/Spesies:
Prorocentrum
micans
Ehrenberg
Klasifikasi :
Phylum : Miozoa
Subphylum : Myzozoa
Infraphylum : Dinozoa
Superclass : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Prorocentrales
Family : Prorocentraceae
Genus : Prorocentrum
|
Gambar
:
|
4.5.
Memperkirakan
Kelimpahan
Dalam memperkirakan
kelimpahan, dilakukan perhitungan kelimpahan plankton dengan cara menghitung
jumlah plankton per liter dengan menggunakan rumus dari APHA (1989). Data hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan proses perhitungan kelimpahan
dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel
4.4. hasil perhitungan kelimpahan.
Sempel
|
Kelimpahan
|
|
Fitoplankton
|
Zooplankton
|
|
Air Tawar
|
168 x 101 ind/liter
|
48 x 101 ind/liter
|
Air Laut
|
216 x 101 ind/liter
|
0
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dan menyusun laporan ini yang dapat kami simpulkanadalah
sebagai berikut :
1.
Dalam
pengampilan sampel, terdapat dua teknik atau metode sempling.
metode yang pertama adalah metode statis, dalam metode ini volume air bisa
diketahui dengan mengukur volume wadah pengambil air serta intensitas
penyaringan (misalnya menggunakan ember 10 L disaring 10 kali, berarti total
volume yang disaring sebanyak 100 L). teknik atau metode yang kedua adalah metode
dinamis, untuk mengetahui volume ait perlu diketahui juga luasan bukaan mulut
plankton net dan jarak penarikan. Dalam praktikum planktonologi, teknik atau
metode yang digunakan adalah metode statis.
2.
Dalam mengidentifikasi plankton harus menggunakan
mikroskop dan diidentifikasi secara deskripsi menggunakan buku identifikasi
plankton. Dalam praktikum, buku identifikasi yang digunakan adalah The Marine
And Fresh Water Plankton by Charles C. Davis untuk sempel air laut dan untuk
sempel air tawar menggunakan buku Planktonology by M. Sachlan.
3.
Dalam memperkirakan kelimpahan, banyak
rumus yang dapat digunakan. Pada penyusunan laporan ini, rumus dalam
memperkirakan kelimpahan yang digunakan adalah rumus dari APHA (1989).
5.2.
Saran
Pada
praktikum ini, juga dilakukan pengukuran kualitas air. Parameter yang diukur
hanya tiga parameter yaitu suhu, salinitas, dan pH. Sedangkan masih banyak lagi
parameter – parameter lainnya. Saran kami sebaiknya dilakukan juga pengukuran
parameter lainnya, agar mahasiswa tahu alat apa yang digunakan dan bagaimana
cara dan metode yang digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
American Public Health Association (APHA), 2005.
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 21th Edition.
Washington: APHA, AWWA (American Waters Works Association) and WPCF (Water Pollution
Cobtrol Federation). hlm 3-42
Arinardi, O.H. 1997. Hubungan Antara Kuantitas
Fitoplankton dan Zooplankton di Perairan Sebelah Utara Gugus Pulau Pari,
Kepulauan Seribu. Oseanologi Indonesia.
Barus, T.A. 1996. Metodologi Ekologis Untuk
Menilai Kualitas Perairan Lotik. Jurusan biologi. FMIPA. USU.
Castro. M. dan Huber, M.E. (2007). Marine Biology.
New York : MeGraw – Hill Companies Inc.
Farida N, 2002. Inventarisasi Plankton di Tambak
Sekitar Suaka Marga Satwa Muara Angke. Skripsi: Program Studi Biologi.
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Hutabarat, S dan S.M. Evans. 1984. Pengantar Oceanografi. Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta 159 p.
Hutabarat, S dan Evan, S.M. 1986. Pengantar
Oseanografi. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.
Indriany, M. 2005. Struktur Komunitas Diatom dan
Dinoflagellata Pada Beberapa Daerah Budidaya di Teluk Hurun, Lampung. Skripsi:
Program Studi Biologi. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Kordi, G.dan B. A. Tanjung. 2005. Pengelolaan
Kualitas Air Dalam Budidaya Perikanan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Kramadibara, H.I. 1996. Ekologi Hewan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nontji, A. 2006 Plankton Laut. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Lipi Press. Jakarta.
Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air.
Cetakan 1. Jakarta. Universitas Trisakti. hlm. 4-5.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia.
Odum, E.P. 1998. Dasar -dasar Ekologi : Terjemahan
dari Fundamentals of Ecology. Alih Bahasa Samingan, T. Edisi Ketiga. Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta. 697 p.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan
dan Perikanan. Universitas Diponogoro. Semarang.
Susanto P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DepDikNas).
Welch, P.S. 1952. Limnology. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
Yazwar. 2008. Keanekaragaman Plankton dan
Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Danau Toba. Universitas Sumatera
Utara.
Yuliana, 2014. Keterkaitan Antara Kelimpahan
Zooplankton Dengan Fitoplankton Dan Parameter Fisika – Kimia di Perairan
Jailolo, Halmahera Barat. Maspari Journal Volume 6, Nomor 1.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lokasi dan
Stasiun praktikum
Lokasi
atau stasiun sempel air tawar
Lokasi
atau stasiun sempel air laut dan lokasi lab. basah kastela
Lampiran 2 : Alat dan
bahan
Botol sampel
Refraktrometer
Ember
Mikroskop
Plankton-net
pH meter
Thermometer
Alat tulis
tissue
Lugol dan formalin
Air bersih
Lampiran 3 :
Perhitungan kelimpahan
1. Sempel
air tawar
-
Fitoplankton
Dik
:
Oi
= 100 mm2
Op
= 0,25 mm2
Vr
= 60,1 ml = 60,1/1000 = 0.06 liter
Vo
= 1 ml = 1/1000 = 0.001 liter
Vs
= 60 liter
n
= 7
p
= 2
Dit
: N = ???
Penyelesaian
:
-
Zooplankton
Dik
:
Oi
= 100 mm2
Op
= 0,25 mm2
Vr
= 60,1 ml = 60,1/1000 = 0.06 liter
Vo
= 1 ml = 1/1000 = 0.001 liter
Vs
= 60 liter
n
= 2
p
= 2
Dit
: N = ???
Penyelesaian
:
2. Sempel
air laut
-
Fitoplankton
Dik
:
Oi
= 100 mm2
Op
= 0,25 mm2
Vr
= 60,1 ml = 60,1/1000 = 0.06 liter
Vo
= 1 ml = 1/1000 = 0.001 liter
Vs
= 60 liter
n
= 9
p
= 2
Dit
: N = ???
Penyelesaian
:
- Zooplankton
Tidak
ditemukan dalam sempel air laut.
Lampiran 4 : Penentuan
volume bucket atau air yang tersaring
Botol
sempel yang digunakan untuk menampung hasil saringan pada bucket plankton-net
berbentuk tabung . Jadi untuk menentukan volume air yang tersaring, saya menggunakan
rumus volume air yang dapat teisi pada tabung. Rumusnya sebagai berikut :
ket :
V = Volume tabung
d = diameter lingkaran tabung
t
= tinggi air pada tabung
Pencarian Volume air yang tersarimg (ml)
dik :
phi = 22/7
d = 6,5
t = 1,8
dit : V=???
penyelesaian :
1
cm3 = 1 ml
maka volume air yang tersaring adalah
60,1 ml
Komentar
Posting Komentar